Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Berita Tempo Plus

Godfather tinggal sejarah

Yohei kono terpilih sebagai ketua partai demokratik liberal dalam suatu pemilihan terbuka. namun, ia tak otomatis menjadi pm jepang. shin kanemaru, godfather partai diadili.

7 Agustus 1993 | 00.00 WIB

Godfather tinggal sejarah
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
BEKAS Gunung Monyet benar-benar kehilangan keangkerannya. Partai Demokratik Liberal, yang pernah dijuluki Gunung Monyet itu, Jumat pekan lalu melakukan pemilihan ketua baru. Tidak saja pemilihan berlangsung biasa, karena tak lagi ada jaminan ketua Partai ini bakal otomatis menjadi perdana menteri Jepang, tapi juga untuk pertama kalinya dalam sejarahnya, pemilihan berlangsung terbuka. Tak ada lagi ''monyet besar'' atau godfather yang mendiktekan kemauannya. Shin Kanemaru, godfather Partai terakhir, yang kini diadili karena terlibat skandal suap, rupanya tak punya penerus. Selain itu, tampak para anggota sidang bersikap bebas. Dulu mereka harus hati-hati omong karena harus menyesuaikan diri dengan kebijakan ketua fraksi masing-masing. Seperti diketahui, Jiyu Minshuto atau Partai Demokratik Liberal ini terdiri dari beberapa fraksi, dan masing-masing fraksi punya bosnya sendiri. Kini fraksi-fraksi pun melebur, digantikan ''fraksi'' baru: golongan muda yang pro-reformasi, dan golongan tua yang mencoba mempertahankan iklim lama, termasuk pemilihan tertutup. Dengan sistem yang berubah itu, dari dua calon ketua, Michio Watanabe dan Yohei Kono, terpilihlah Kono, dengan suara 208 lawan 159. Kecenderungan memilih yang muda kini menjadi faktor penting dalam politik Jepang. Watanabe, pernah menjadi wakil perdana menteri dan menteri luar negeri, kini 70 tahun. Sedangkan Kono, bekas menteri sekretaris negara di masa Kiichi Miyazawa, baru 56 tahun. Tampaknya zaman menghendaki peremajaan, dan gerontokrasi di Jepang pun runtuh. Tak cuma di Partai Demokratik Liberal, juga dalam partai-partai lain, muncul para pemimpin yang rata-rata berusia 50-an tahun. Tengok, umpamanya, Morihiro Hosokawa, pendiri Partai Jepang Baru dan muncul sebagai calon tunggal perdana menteri dari koalisi tujuh partai, baru 55 tahun, setahun lebih muda dari Kono, saingannya. Lalu Tsutomu Hata, ketua Shinseito, Agustus nanti baru genap 58 tahun. Tentu, bukan semata kemudaan itu yang menyebabkan Kono terpilih. Lulusan Fakultas Politik-Ekonomi Universitas Waseda ini oleh Partainya dianggap mampu melakukan seiji kaikaku (reformasi politik), setidaknya di tubuh Partainya sendiri. Kata Kono, setelah ia terpilih, ''Pemilihan terbuka ini mencerminkan niat anggota LDP yang hendak menghidupkan kembali partai ini.'' Kono memang datang dari keluarga yang berkecimpung dalam dunia politik. Bapaknya, Ichiro Kono (mendiang), tokoh penting Partai Demokratik Liberal di masa sesudah PD II. Pamannya, Kenzo Kono (mendiang), pernah menjadi ketua Majelis Tinggi. Tapi bukan karena keluarganya bila Kono kini menonjol. Ia terjun ke dalam Partai ketika berusia 30 tahun, dan sejak mula punya prinsip. Bulan Juni 1976 skandal Lockheed, yang melibatkan Perdana Menteri Kakuei Tanaka, terbongkar. Kono kecewa, dan bersama beberapa kawannya ia keluar dari Partai, dan mendirikan Klub Liberal Baru dengan panji-panji ''menghapuskan suap''. Tampaknya partai kehilangan Kono. Tahun 1983 Partai Demokratik Liberal kehilangan suara mayoritas, lalu Klub Liberal Baru diajak berkoalisi untuk membentuk kabinet. Dalam perjalanannya, akhirnya para pemimpin Partai Demokratik Liberal bisa membujuk Kono untuk membubarkan Klub Liberal baru, dan mereka bergabung kembali dengan partai lamanya. Dalam kabinet koalisi itu Kono menjabat direktur jenderal Badan Sains dan Teknologi. Tanpa partai lain yang mendukungnya, partai yang berkuasa di Jepang selama hampir 40 tahun ini sulit mengalahkan koalisi tujuh partai dalam pemilihan perdana menteri baru, pekan ini. Tapi, siapa pun calon yang terpilih, dari koalisi tujuh partai atau dari Partai Demokratik Liberal, satu hal sudah pasti: akan ada pengesahan undang-undang reformasi politik. Baik koalisi tujuh partai maupun Partai Demokratik Liberal setuju melakukannya. Akhirnya, Jiyu Minshuto pun tak luput dari reformasi politik yang sedang berputar di Jepang kini. SO (Tokyo) & MC (Jakarta)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus