Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Berita Tempo Plus

Sebelum bosnia habis

Pekan ini isyarat-isyarat bakal campur tangannya nato di bosnia makin kuat. enam puluh pesawat tempur dan pengebom sudah disiapkan.

7 Agustus 1993 | 00.00 WIB

Sebelum bosnia habis
material-symbols:fullscreenPerbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
MILISI Serbia di Bosnia semakin ngawur. Pekan lalu barak pasukan PBB yang terdiri dari tentara Perancis dihujani bom. Seorang tentara tewas. Esoknya, Kamis, ganti barak yang dihuni pasukan Spanyol. Lagi, seorang serdadu PBB menjadi korban. Maka, Menteri Pertahanan Perancis Francois Leotard pun berang: ''Serangan atas pasukan PBB tak bisa ditoleransi lagi. Barat akan membalas bila perlu.'' Selama ini sudah lebih dari 50 orang tentara PBB, dan 500-an luka-luka selama menjalankan misinya di Bosnia Herzegovina. Adakah Leotard hanya menggertak? Sejauh ini banyak pihak telanjur sinis pada Barat, yang cuma omong. Tapi kali ini tampaknya ada perubahan. Atas desakan Presiden AS, setelah ditemui Leotard, awal pekan ini NATO, Pakta Pertahanan Atlantik Utara, bersidang di Belgia guna membicarakan krisis Bosnia. Besar dugaan, pertemuan itu tak akan membahas perlukah NATO melibatkan diri lagi, tapi sudah melangkah maju, membicarakan cara-cara melindungi pasukan PBB di Bosnia. Soalnya, Rabu pekan lalu Sekjen PBB Boutros Boutros Ghali mengatakan kepada wartawan, bila tidak Senin, ya Selasa, NATO akan memulai penerbangan untuk melindungi pasukan PBB di Bosnia. Dan dalam perjalanan ke Timur Tengah awal pekan ini, Menteri Luar Negeri AS Warren Christopher menyatakan bahwa perhatian Amerika tak cuma terhadap krisis di Timur Tengah. Lalu kata juru bicaranya yang menyertainya dalam penerbangan itu, Amerika sudah menyiapkan serangan udara bersama di Bosnia. Bila memang demikian, tampaknya yang akan terbang di atas Bosnia pekan ini adalah sebagian dari 60 pesawat tempur dan pengebom milik AS, Perancis, Inggris, dan Belanda, yang sudah disiapkan di pangkalan udara Naples, Italia, dan di kapal-kapal induk di Laut Adriatik, sejak Juni lalu. Tampaknya, rencana itu tak akan terpengaruh keputusan pertemuan di Jenewa yang disponsori oleh PBB, yang untuk pertama kalinya merupakan keputusan yang disetujui oleh ketiga pihak: Serbia, Kroasia, dan Bosnia. Itulah keputusan atas usul membagi Bosnia-Herzegovina menjadi tiga republik kecil yag terikat dalam sebuah uni. Tapi, sebagaimana selama ini terjadi, gencatan senjata di meja perundingan itu tak punya dampak apa pun di medan perang. Sampai akhir pekan lalu tetap saja roket milisi Serbia menghantami lokasi etnis Bosnia, antara lain di Sarajevo. Di samping itu, keputusan di Jenewa itu pun belum membicarakan detail pelaksanaannya: bagaimana membagi Bosnia dengan adil bila kini lebih dari 70 persen wilayah dikuasai Serbia. Untuk itu, pekan ini direncanakan sebuah pertemuan antarkomandan lapangan Bosnia, Kroasia, dan Serbia untuk membicarakan pembagian tersebut. Tapi, seperti sudah dikatakan, selama ini dampak perundingan di lapangan boleh dibilang tak ada. Itu sebabnya Presiden Amerika Serikat Bill Clinton tak percaya bahwa hasil keputusan bersama di Jenewa bisa dilaksanakan, terutama karena kedudukan Serbia dan Kroasia berada di atas angin. Pihak Bosnia akan banyak dirugikan dalam pembagian wilayah, kata Clinton. Yang kini belum jelas, apakah NATO akan sekadar melindungi pasukan PBB di enam wilayah aman seperti disebutkan oleh Boutros Ghali, atau juga akan menyerang milisi Serbia seperti dikatakan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri AS. Di medan perang bisa jadi dua hal itu sulit dipisahkan. Melindungi tentara PBB di darat dari udara, seumpama Serbia menembakkan meriamnya, hanya bisa dilakukan dengan membungkam meriam itu. Dengan kata lain, pesawat NATO pun akan terpaksa menyerang milisi Serbia, terutama kelompok yang memiliki senjata berat. Selain soal penerbangan perlindungan itu, juga akan dibicarakan di Brussel adalah soal pencabutan embargo senjata di Bosnia. Clinton mengusulkan pencabutan ini ke Dewan Keamanan PBB sejak dulu, sejak didekritkannya larangan terbang bagi pesawat Serbia di Bosnia April lalu. Dulu disebut-sebut dua hal sehubungan dengan pencabutan embargo senjata. Yakni, mengedrop persenjataan (bikinan eks-Uni Soviet yang sudah dikenal oleh orang di bekas Yugoslavia itu) untuk tentara Bosnia dan dua mengirimkan pelatih. Majalah Time pernah memuat sebuah berita singkat, bersumber dari pihak intelijen, bahwa AS sudah mengirimkan beberapa tentara komando ke Bosnia. Suatu hal yang tak mustahil dilakukan, karena setelah Perang Teluk untuk mengusir Saddam Hussein dari Kuwait usai, diungkapkan juga bagaimana sejumlah tentara Barat sudah masuk ke Irak beberapa lama sebelum perang pecah. Nah, akankah milisi Serbia cuma berdiam diri bila ada pengedropan senjata? Ini berarti, pesawat-pesawat NATO pun akan terpaksa melindungi tentara Bosnia bila ada upaya merebut senjata kiriman itu. Berbeda dengan misi pengiriman bantuan kemanusiaan lewat udara tempo hari, persenjataan yang jatuh ke tangan Serbia tentu akan berbahaya bagi Bosnia. Tanpa ada perubahan sikap Serbia dalam satu-dua hari ini dan tampaknya itu mustahil dari Brussel yang akan muncul adalah kesepakatan dilakukan penerbangan perlindungan itu. Suasana terakhir di Bosnia, menurut mingguan The Guardian edisi awal Agustus ini, sudah sangat gawat. Usaha PBB menciptakan enam kawasan aman untuk melindungi etnis Bosnia dari pembersihan Serbia (dan Kroasia) terancam. Konon, Serbia hari-hari ini merencanakan merebut Sarajevo lewat sebuah bukit yang menjadi satu-satunya pintu masuk bantuan kemanusiaan ke ibu kota itu. Dan Kroasia dikabarkan siap-siap merebut wilayah Mostar, wilayah yang berbatasan dengan Kroasia yang masih dihuni etnis Bosnia dan dilindungi PBB. Perang akan makin ramai, atau pelan-pelan etnis Bosnia akan sepenuhnya terusir dari tanah airnya. Indrawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus