Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PEMILU Greenland akan berlangsung pada Selasa, 11 Maret 2025. Di tengah minat Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menguasai Greenland, pulau terbesar di dunia ini tetap menjadi wilayah Denmark yang pemerintahannya, yakni kebijakan luar negeri, pertahanan, dan moneternya diputuskan di Kopenhagen, dikutip dari Euronews pada Minggu, 9 Maret 2025.
Tentang Greenland
Ambisi Trump
Trump berulang kali mengatakan ingin menguasai Greenland. Terbaru, ia mengucapkan keinginannya itu dalam pidatonya di depan Kongres pada Selasa, 4 Maret 2025. Sejak sebelum masa jabatan keduanya dimulai, Trump telah menyatakan ingin memasukkan Greenland ke dalam wilayah Amerika.
Dalam pidatonya, Trump mengatakan penggabungan Greenland dengan Amerika akan membawa banyak manfaat, terutama bagi masyarakat yang tinggal di pulau tersebut. "Kami akan menjaga Anda tetap aman. Kami akan membuat Anda kaya. Bersama-sama, kami akan membawa Greenland ke tingkat yang belum pernah Anda bayangkan sebelumnya," kata Trump.
Penolakan
Berdasarkan jajak pendapat, sebagian besar masyarakat Greenland menentang ide tersebut, meskipun mereka cenderung mendukung kemerdekaan dari Denmark. Perdana Menteri Greenland Mute Egede mengatakan, Greenland bukan barang yang dapat dibeli atau diambil alih oleh negara lain.
Perdana Menteri Greenland Mute Egede mengatakan bahwa rakyat Greenland memiliki hak untuk menentukan nasib mereka sendiri dan tidak ingin berada di bawah kendali Amerika Serikat maupun Denmark. "Kami tidak ingin menjadi bagian dari Amerika, juga bukan bagian dari Denmark. Kami adalah Kalaallit (warga Greenland)," tulis Egede dalam unggahan di FaceBook.
Sebagai sekutu NATO, Denmark telah menyatakan bahwa wilayah otonomnya tersebut tidak diperjualbelikan. Duta Besar Denmark untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Christina Markus Lassen mengatakan masa depan Greenland sepenuhnya ditentukan oleh rakyatnya. Keputusan tersebut harus dihormati oleh semua pihak, termasuk Amerika Serikat, dikutip dari Reuters.
Kemerdekaan Greenland
Minat yang kembali diungkapkan Trump terhadap Greenland memicu gelombang baru dalam pergerakan kemerdekaan di pulau tersebut. Banyak suara yang mendorong Greenland untuk segera mengadakan referendum kemerdekaan dan berpisah dari Denmark. Partai Inuit Ataqatigiit yang saat ini berkuasa di Greenland menegaskan bahwa meskipun ada keinginan untuk berdaulat penuh, keputusan untuk memisahkan diri dari Denmark tidak akan diambil secara tergesa-gesa.
Mereka menyoroti bahwa terdapat banyak aspek yang perlu dipertimbangkan, terutama dampak ekonomi dan kesejahteraan sosial yang mungkin timbul akibat perubahan status politik Greenland.
Menteri Luar Negeri Denmark Lars Lokke Rasmussen mengatakan bahwa pernyataan Trump mengenai hak penentuan nasib sendiri bagi Greenland merupakan bagian penting dalam pidatonya. "Greenland tetap bukan untuk dijual dan keputusan mengenai masa depan wilayah tersebut harus berasal dari rakyatnya sendiri tanpa tekanan dari luar."
Menjelang pemilu Greenland yang dijadwalkan berlangsung pada 11 Maret 2025, isu kemerdekaan menjadi salah satu topik utama dalam perdebatan politik.
Dewi Rina Cahyani turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan Editor: Trump Ingin Mengendalikan Greenland. Apa Isi Pulau Terbesar di Dunia Ini?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini