Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok militant Palestina, Hamas, menyatakan mulai memilih pemimpin baru menyusul pembunuhan terhadap Ismail Haniyeh. Ia tewas pada Rabu dini hari di ibu kota Iran saat ia menghadiri pelantikan presiden baru, Masoud Pezeshkian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Garda Revolusi Iran. pembunuhan Ismail Haniyeh dilakukan oleh Israel. Ia ditembak dengan menggunakan proyektil jarak pendek yang diluncurkan dari luar penginapannya di Teheran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Operasi teroris ini dilakukan dengan menembakkan proyektil jarak pendek dengan hulu ledak sekitar 7 kilogram yang menyebabkan ledakan kuat dari luar area akomodasi," kata Garda Revolusi Iran dalam sebuah pernyataan.
Iran menuding bahwa pembunuhan Ismail Haniyeh didukung oleh Amerika Serikat. Iran dan Hamas telah berjanji untuk saling meluncurkan serangan balasan.
Garda Revolusi mengulangi ancaman mereka akan membalas kematian Haniyeh. "Israel akan menerima hukuman berat pada waktu, tempat, dan cara yang tepat," menurut Garda Revolusi Iran.
Israel, yang menolak mengomentari pembunuhan Haniyeh, sebelumnya telah menyerang benteng Hizbullah di Beirut selatan.
Seolah tahu waktunya telah tiba, kata-kata terakhir pemimpin Hamas Ismail Haniyeh kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei sebelum ia dibunuh di Teheran adalah ayat Al-Quran tentang kehidupan, kematian, keabadian, dan ketahanan.
“Allah-lah yang menghidupkan dan mematikan. Dan Allah Maha Mengetahui segala tindakan. Jika seorang pemimpin pergi, pemimpin lain akan muncul,” kata Haniyeh dalam bahasa Arab. Beberapa jam kemudian, ia tewas dalam dugaan serangan Israel di wisma tamunya.
AL ARABIYA
Pilihan editor: Puluhan Ribu Warga Bangladesh Turun ke Jalan Desak Perdana Menteri Hasina Mengundurkan Diri