Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Hamas Umumkan Juru Bicaranya Tewas Dalam Serangan Udara Israel

Juru bicara Hamas Abdel-Latif al-Qanoua tewas dalam serangan udara Israel.

27 Maret 2025 | 14.01 WIB

Warga Gaza meninggalkan rumah mereka, setelah tentara Israel mengeluarkan perintah evakuasi, di Jabalia, Jalur Gaza utara, 25 Maret 2025. Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa serangan ini dimaksudkan agar Hamas membebaskan sisa sandera yang mereka tahan. Reuters/Mahmoud Issa
Perbesar
Warga Gaza meninggalkan rumah mereka, setelah tentara Israel mengeluarkan perintah evakuasi, di Jabalia, Jalur Gaza utara, 25 Maret 2025. Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa serangan ini dimaksudkan agar Hamas membebaskan sisa sandera yang mereka tahan. Reuters/Mahmoud Issa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Hamas Abdel-Latif al-Qanoua tewas dalam serangan udara Israel di Gaza utara. Tewasnya Al Qanua diumumkan oleh media yang berafiliasi dengan Hamas pada Kamis pagi, 27 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Al Qanua adalah tokoh Hamas terbaru yang tewas sejak Israel melanjutkan operasinya di daerah Gaza. Al Qanoua tewas ketika tendanya menjadi sasaran di Jabalia, kata televisi al-Aqsa yang dikelola Hamas seperti dilansir dari Al Arabiya. Serangan yang sama melukai beberapa orang, sementara serangan terpisah menewaskan sedikitnya enam orang di Kota Gaza dan satu orang di Khan Younis, Gaza selatan, kata sumber medis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Awal pekan ini, Israel membunuh Ismail Barhoum, seorang anggota kantor politik Hamas, dan Salah al-Bardaweel, pemimpin senior lainnya. Baik Bardaweel maupun Barhoum adalah anggota badan pembuat keputusan Hamas yang beranggotakan 20 orang. Sebelas di antaranya telah tewas sejak dimulainya perang pada akhir tahun 2023, menurut sumber-sumber Hamas.

Minggu lalu, Israel mengakhiri gencatan senjata yang telah berlangsung selama dua bulan. Israel kembali mengebom Gaza dan melakukan serangan darat, meningkatkan tekanan pada Hamas untuk membebaskan sandera tersisa yang masih ditahan. 

Setidaknya 830 orang, lebih dari setengahnya anak-anak dan wanita, telah tewas sejak Israel melanjutkan serangan militer besar-besaran di Gaza pada 18 Maret, menurut kementerian kesehatan Gaza. Israel dan Hamas saling tuduh melanggar gencatan senjata. Gencatan senjata telah berlaku sejak Januari dan menawarkan jeda perang bagi 2,3 juta penduduk Gaza, yang telah hancur menjadi puing-puing.

Hamas, yang masih menahan 59 dari sekitar 250 sandera yang menurut Israel ditangkap kelompok itu dalam serangan 7 Oktober 2023, menuduh Israel membahayakan upaya mediator untuk merundingkan kesepakatan permanen guna mengakhiri pertempuran.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan ia memerintahkan serangan karena Hamas telah menolak usulan untuk memperpanjang gencatan senjata. Netanyahu mengulangi ancamannya pada Rabu untuk merebut wilayah di Gaza jika Hamas gagal membebaskan sandera yang masih ditahan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus