TITO wafat, hanya sekitar 3 hari sebelum hari lahirnya yang
ke-88. Ia seolah-olah ingin menjangkau tanggal 7 Mei itu --
setelah sejak awal Januari ia diketahui tak akan bisa hidup
lebih lama lagi. Dan hampir berhasil. Seakan-akan hari-hari
penghabisan itu menegaskan kembali seluruh dirinya seorang yang
liat.
"Saya sangat siap untuk menderita." Itu ucapannya di pertengahan
November 1928, kepada hakim kerajaan yang menghukumnya 5 tahun
karena kegiatannya sebagai aktivis komunis. Di masa itu ia
memang fanatik, yakin bahwa komunisme akan berhasil menciptakan
kebahagiaan di tanah airnya. Kemudian ia, agak berubah. Tapi
umurnya yang waktu itu 36 tahun memang menyimpan pengalaman
yang getir, meskipun pertemuannya dengan komunisme merupakan
proses yang pelan.
Ia lahir di Desa Kumrovec di utara Kota Zagreb, kota utama di
daerah Kraotia. Keluarganya petani sederhana, tapi bukan yang
termisl in di antara ke-200 famili yang tinggal di situ.
Meskipun demikian, saat-saat krisis toh terjadi. Kenangan masa
kanal Tito penuh dengan cerita lapar, dan tentang ayahnya yang
baik tapi lemah dan pemabuk. Keadaan terpepet pula yang
menyebabkan Tito atau lebih tepat Josip Broz, namanya yang
sebenarnya -- berangkat meninggalkan dusun. Dibantu seorang
saudara sepupunya yang jadi sersan dalam tentara kerajaan
Austria-Hungaria, ia ke kota dan bekerja sebagai jongos di
restoran perwira. Tapi ia kemudian menemukan masa bahagianya
waktu magang sebagai montir. Dan di sinilah pertama kalinya ia
bersentuhan dengan gerakan buruh internasional, gerakan Sosial
Demokrasi yang kelak mempengaruhinya untuk jadl komunis.
Tapi pengaruh itu masih harus melalui hari-hari panjang Perang
Dunia I. Ia harus menjalani dinas militer dalam tentara
Austro-Hungaria. Ia berhasil jadi perwira, tapi pasukan itu
kalah menghadapi pasukan kerajaan Rusia. Ia jadi tawanan perang.
Tapi di wilayah Rusia itu melarikan diri -- untuk kemudian
terlibat dalam revolusi komunis menjatuhkan kekaisaran di tahun
1917. Ia memang bukan peserta aktif waktu itu, tapi sempat
tercatat sebagai pasukan Bolshewik, "Pengawal Merah
Internasional". Ia bahkan kawin dengan seorang gadis Rusia yang
menolongnya.
Baru di tahun 1923 ia diajak serta untuk kegiatan partai
komunis, setelah ia balik ke tanah airnya. Sejak itu riwayatnya
terdiri dari kegiatan di bawah tanah, atau pernyataan
terang-terangan, yang sering mengirimnya ke hukuman penjara.
Tapi dari sinilah ia mengembangkan diri ke arah posisi memimpin
dalam partai. Bahkan sejak 1934 ia jadi pejabat Comintern
(Komunisme Internasional) yang mengatur gerak orang-orang
komunis di seluruh dunia di bawah pimpinan langsung Lenin dan,
kemudian, Stalin.
Josip Bro. tetap setia kepada Cominteln sampai menjelang
organisasi ini dibubarkan sendiri oleh Stalin di tahun 1943.
Dan untung dia selamat dari pembersihan yang kejam yang
dilakukan pemimpin Rusia itu di tahun 30-an terhadap para
pejabat di sekitarnya. Tapi pengalaman selama Perang Dunia II,
ketika ia sudah jadi pemimpin partai dan komandan partisan
melawan Jerman, akhirnya ini tentunnya sesuatu tahap yang
paling menghebohkan dalam gerakan komunis internasional: Tito
dan kaum komunis Yugoslavia menampik sang pemimpin besar,
Stalin.
Pembangkangan Partai Komunis Yugoslavia kepada kepemimpinan
Stalin bermula dari pelbagai sebab. Stalin misalnya tak senang,
ketika salah seorang pemimpin Yugo mengeluh, bahwa tentara
Soviet yang melewati Yugo, dalam peperangan melawan Nazi Jerman,
banyak yang melakukan perkosaan.
Stalin juga curiga akan niat Yugoslavia untuk membentuk kesatuan
dengan Bulgaria dan Albania. Dan ketika Yugo membantu
gerilyawan komunis di Yunani, Stalin meledakkan murkanya. Ia tak
mau Tito merusak hubungan baik Uni Soviet dengan Inggris, yang
mengiginkan Yunani tak diganggu. Bulan Juni 1948, sebuah berita
di sebuah koran Cekoslowakia menggambarkan bahwa Yugoslavia
dikeluarkan dari Cominform lembaga pengganti comintern.
Putusnya ikatan dengan Uni Soviet ngorbitkan Tito sebagai
tokoh internasional yang berbobot tersendiri. Lahirnya
gagasan "Non-Blok" tentulah berangkat dari pengalaman bersikap
independen dari negeri raksasa itu. Tapi berkah terbesar
tentulah ke dalarm negeri Yugoslavia sendiri. Yugoslavia bukan
cuma berhasil memanfaatkan bantuan negeri-negeri Barat, tapi
berhasil mengembangkan pembangunan ekonomi yang lebih bebas --
tak dikontrol secara birokratis dari pusat. Dengan kata lain,
sesuatu yang berheda dari sistem Soviet.
Dewasa ini pun, dalam banyak hal Yugoslavia merupakan negeri
yang rakyatnya paling punya kemerdekaan bersuara di antara
rakyat negara lain yang dipimpin partai komunis. Memang, dalam
hal memberikan keleluasaan kepada rakyatnya, Tito berhati-hati.
Dan kaum intelektual masih bisa mengeluh. Milovan Djilas,
misalnya, bekas sahabat Tito, bekas tokoh komunis, juga bekas
Wakil Presiden, yang kemudian jadi pembangkang, beberapa kali
ditahan.
Tapi seraya ia mengatakan, bahwa pada dasarnya sistem Yugoslavia
tak berbeda dengan sistem Uni Soviet yang dibencinya itu, ojilas
mengakui ada yang tidak sama "Karena Tito bukanlah orang yang
kejam."
Tito memang orang yang teramat menyukai hidup, serta menerima
pelbagai variasinya. Jika dilihat kekuasaannya yang begitu
besar, namanya yang begitu berakar dalam sejarah perjuangan
rakyat Yugoslavia, ia sebenarnya gampang bertindak
sewenang-wenang. Tapi ia tak dicatat sebagai tokoh pembasmi.
Ia menyukai barang mewah, pakaian bagus. Uang yang
diperolehnya dari menerjemahkan buku Stalin di tahun 1940
misalnya ia belikan cincin berlian. Upah pertamanya sebagai
buruh waktu muda ia belikan jas. Tapi ia berhati-hati agar
kesenangan pribadinya tak bercampur dengan urusan negara.
Perkawinannya sejak 1952 dengan Jovanka Budisaljevic, wanita
partisari yang 30 tahun lebih muda, kabarnya juga berakhir dua
setengah tahun yang lalu ketika sang istri membikin kesal banyak
pejabat. Jovanka dianggap sering campur tangan keurusasan
pemerintahan. Dan Tito tak setuju.
Ia memang pemimpin sejati. "Hanya ada satu Tito", kata Dusan
Dragosavac sekretaris presidium Liga Komunis, ketika Tito berada
di ambang kematian. Banyak orang di Yugoslavia dan di dunia
setuju. Pemimpin besar tak bisa diulang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini