Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Juru bicara Hizbullah, Mohammad Afif, pada Senin, 11 November 2024, mengkonfirmasi pihaknya belum menerima proposal apapun untuk gencatan senjata di Lebanon. Padahal Kementerian Luar Negeri Israel mengklaim sejumlah upaya diplomatik telah dibuat, bahkan media di Israel melaporkan kabinet Israel sudah menyetujui sebuah gencatan senjata.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Sejauh ini, menurut informasi belum ada yang sampai ke Lebanon atau ke meja kami terkait dengan perihal ini. Saya yakin kami masih dalam fase ‘cek ombak’ dan memaparkan sejumlah gagasan dan diskusi yang proaktif, namun sejauh ini belum ada tindakan nyata,” kata Afif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar pada Senin, 11 November 2024, mengklaim kemajuan sudah dicetak dalam upaya pembicaraan gencatan senjata, namun penegakan hukuman tetap menjadi elemen penting. Saar mengatakan tantangan utama bagi pihaknya adalah penegakan hukum apa yang disepakati.
Sebelumnya pada Minggu, 10 November 2024, media dari Israel, Hayom, mewartakan kemajuan yang substansial dalam serangkaian negosiasi diplomatik atas proposal gencatan senjata Lebanon akan menuntut Hizbullah menarik anggotanya dari wilayah utara sungai Litani atau tidak boleh ada kehadiran militer di area perbatasan Israel. Sedangkan tentara Israel akan kembali ke perbatasan internasional.
Sedangkan surat kabar paling populer di Israel, Yedioth Ahronoth, pada Senin, 11 November 2024, mewartakan Isreal dan Lebanon telah bertukar rancangan (proposal) melalui utusan khusus Amerika Serikat untuk Lebanon Amos Hochestein, di mana ada sinyal kemajuan dicapai dalam upaya mencapai kesepakatan akhir.
Serangan Israel terhadap Hizbullah di Lebanon menewaskan lebih dari 3 ribu orang dalam 13 bulan terakhir, sejak pertempuran meletus antara Hizbullah dan Israel. Kementerian Kesehatan Masyarakat Lebanon mengatakan 3.002 orang tewas dan 13.492 orang terluka sejak dimulainya “agresi” Israel terhadap Lebanon.
Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa ada 589 wanita dan sedikitnya 185 anak-anak di antara 3.002 orang yang tewas sejauh ini, menurut kementerian. Sementara Israel mengklaim bahwa ratusan pejuang Hizbullah telah tewas dalam serangannya. Para saksi dan laporan independen dari masyarakat yang dibom di seluruh Lebanon membuktikan sebaliknya. Jumlah korban sipil akibat serangan udara dan penembakan artileri Israel yang meluas dan membabi buta amat banyak.
UNICEF, badan anak-anak PBB, mengatakan pekan lalu bahwa setidaknya satu anak per hari telah terbunuh di Lebanon selama sebulan terakhir. Jumlah korban tewas yang terus meningkat ini terjadi setelah sekitar 1,2 juta dari 5,8 juta penduduk Lebanon telah mengungsi secara paksa. Mereka dibombardir berulang kali oleh Israel dan terus mengeluarkan perintah evakuasi paksa.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Kemenangan Trump: Ucapan Selamat dari Putin dan Presiden Palestina hingga Pengaruh terhadap Bitcoin
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini