Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Hua menghilang, mengapa?

Hua gofeng, ketua pkc, tak hadir dalam acara tradisional menyambut tahun baru. ia disebut terlibat dalam revolusi kebudayaan yang menyebabkan jiang qing diadili. deng xiaoping diduga menjadi tokoh no.1.(ln)

10 Januari 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KETIKA lembaran awal kalender 1981 disingkap banyak orang menduga Hua Gofeng akan muncul di Balai Agung Rakyat, Beijing. Sebab secara tradisional, Ketua Partai Komunis Cina (PKC) merupakan tuan Nmah dalam resepsi menyambut Tahun Baru. Lagi pula, seminggu sebelumnya, Menteri Perencanaan RRC Yao Yilin sewaktu menjawab pertanyaan rombongan wartawan Australia di Beijing masih menyebut: "Kamerad Hua masih tetap Ketua PKC. Dan saya belum mendengar kabar mengenai keinginannya untuk meng undurkan diri." Dugaan, juga harapan, banyak orang itu meleset. Tuan rumah dalam resepsi tersebut adalah Sektetaris Jenderal PKC Hu Yaobang. Sedang Hua terakhir muncul di depan publik, 27 November, ketika rmenyambut PM Rumania Ilie Verdet -- masuk daftar tamu pun tidak. Bersama Hua, tokoh penting lainnya yang tidak diundang adalah Wakil PM Ye Jianying dan Chen Yung. Serangan Terbuka Absennya Hua dalam acara tradisional itu makin memperkuat sangkaan bahwa dia bukan lagi orang Nomor Satu di RRC -- walau secara resmi masih menjabat Ketua PKC. Bahkan Hua tidak dijadwalkan untuk menerima Ketua Partai Komunis Yunani yang baru-baru ini berkunjung ke Beijing. Dalam resepsi Tahun Baru di Balai Agung Rakyat itu, PM Zhao Ziyang mengupas masalah ekonomi RRC yang, menurut pengamat politik, merupakan suatu "serangan terbuka" terhadap Hua. "Situasi sekarang adalah baik. Kebijaksanaan politik untuk menanggulangi situasi ekonomi nasional adalah positif dan telah memberikan hasil yang baik. Kita akan membuat penyesuaian lagi pada tahun 1981," kata Zhao. Hua sebelum menyerahkan jabatan PM ke tangan Zhao, September 1980, pernah dituduh melakukan kesalahan besar di bidang ekonomi pada tahun 1977 dan 1978. Waktu itu produksi pangan RRC mengalami kemerosotan. Sebegitu jauh masih belum jelas kapan Hua akan menyerahkan kepemimpinan PKC kepada tokoh yang santer disebut sebagai penggantinya, Sekjen Hu. Diduga itu akan terjadi bersamaan dengan sidang paripurna Komite Sentral PKC, akhir Januari atau awal Februari -- sesudah Tahun Baru Cina. Dan Hu membenarkan bahwa sidang kerja Komite Sentral PKC telah berlangsung dan membahas beberapa topik pokok, antara lain situasi perekonomian PKC dewasa ini. Hu enggan mengungkapkan materi lain yang dibahas sidang kerja Komite Sentral PKC. Para pengamat menduga pembicaraannya juga mencakup perubahan dalam kepemimpinan PKC serta penilaian kembali peranan almarhum Mao Zedong. Kisah peranan Mao di masa lalu, terutama periode Revolusi Kebudayaan (1966 - 1976), muncul dalam replik jaksa penuntut, Jiang Wen, ketika menutup rekuisitornya terhadap Jiang Qing. Janda Mao ini tengah diadili bersama kliknya -- terkenal dengan sebutan "Komplotan Empat". Menurut Jaksa Jiang, seperti disiarkan Kantor Berita Xinbua: "Rakyat semua suku bangsa di seluruh negara dengan terang mengetahui, bahwa Ketua Mao bertanggungjawab, sejauh hal itu menyangkut kepemimpinannya atas segala kesengsaraan yang dialami rakyat selama Revolusi Kebudayaan." Hua di masa menjelang kematian Mao menjabat Menteri Keamanan Rakyat. Dia disebut-sebut terlibat dalam Revolusi Kebudayaan yang dipimpin Jiang Qing. Dia juga dituduh bertanggungjawab atas "pelarangan" peringatan kematian Zhou Enlai di lapangan Tien An Men, Beijing, April 1976 -- tiga bulan setelah PM itu dikuburkan. Sejak Hua tak tampil di muka umum tak banyak yang diketahui lagi tentang dia. Pekan lalu, jurubicara Kementerian Luar Negeri RRC, selain mengulangi keterangan Yao di depan wartawan Australia, cuma menambahkan "Hua kini berada di Beijing." Tak ada keterangan lain yang dapat digali. Dari pengadilan, sekalipun fokus tuduhan diarahkan pada peranan komplot Jiang Qing dalam Revolusi Kebudayaan, tak ada penilaian khusus tentang peran Hua selaku Menteri Keamanan Rakyat masa itu. Atau boleh jadi beritanya dikenakan embargo oleh penguasa RRC. Tapi, menurut sumber diplomatik di Beijing, Hua sudah setuju melepaskan jabatan Ketua PKC asal keterlibatannya tidak dibeberkan dalam proses pengadilan "Komplotan Empat". Yang terdengar dan boleh disiarkan dari pengadilan "Komplotan Empat" memang cuma maki-maki terhadap Jiang Qing dan kritik terhadap Mao. Ia antara lain disebut: bintang iblis, sampah jahat, penyiksa sinting, dan badut konyol. "Ya, saya melanggar hukum," kata Jiang Qing. "Mau apa kalian." Jiang Qing sebaliknya menyebut para hakim yang mengadilinya kaum fasis dan antek Kuomintang. Dalam kamus PKC sebutan "antek Kuomintang" sama saja dengan "musuh besar yang harus dilenyapkan". Kuomintang sekarang memerintah di Taiwan. Jaksa penuntut telah meminta hakim agar Jiang Qing dijatuhi hukuman mati. Tapi tertuduh tetap pongah. "Saya tantang kalian untuk mengeksekusi saya di depan jutaan rakyat, di lapangan Tien An Men," kata Jiang Qing -- menurut sumber yang mengikuti jalan pengadilan kepada wartawan. "Saya tak gentar untuk dihukum mati." Jiang Qing, 67 tahun, selama sidang memakai wig hitam, kacamata, gigi palsu, dan mempergunakan alat pendengar. Sudah beberapa kali ia diseret ke luar pengadilan oleh petugas lantaran sikapnya yang tak sopan. Dan ia selalu membela diri bahwa perbuatannya dulu itu atas sepengetahuan dan restu Mao dan PM Zhou. Mengenai tuduhan bahwa ia telah menyebut Deng Xiaoping sebagai penghianat, dalam pengadilan itu Jiang Qing membantah "Saya memang telah berperang dengan Deng Xiaoping. Itu benar. Kamu harus catat itu. Tapi saya tak pernah menyebut dia sebagai pengkhianat." Deng di masa Revolusi Kebudayaan disingkirkan. Sekarang ini dialah yang menentukan di RRC, walau jabatan resminya hanya Wakil Ketua PKC. Dalam acara tradisional menyambut Tahun Baru tadi, sekalipun tuan rumah adalah Elu, peliputan televisi sebagian besar dipusatkan pada Deng. Itu menunjukkan bahwa ia saat ini tokoh sentral. Tapi tak perlu heran, sebab PM Zhao maupun Hu adalah kader Deng. Tokoh lain yang hadir adalah Wakil Ketua PKC lainnya, Li Xiannian, anggota politbiro Peng Zhen, dan Deng Yingchiao, janda PM Zhou. Hu Yaobang, 61 tahun, datang dari generasi Long March. Nasibnya tak berbeda dengan Deng -- dua kali tersingkir dari percaturan politik dan dua kali pula direhabilitir. Diangkat sebagai Sekjen PKC tahun lalu, ia menjalankan tugas sehari-hari pimpinan tertinggi partai. Jabatan ini diciptakan oleh klik Deng untuk memencilkan Hua yang dinilai terlalu Maois.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus