KETIKA lembaran awal kalender 1981 disingkap banyak orang
menduga Hua Gofeng akan muncul di Balai Agung Rakyat, Beijing.
Sebab secara tradisional, Ketua Partai Komunis Cina (PKC)
merupakan tuan Nmah dalam resepsi menyambut Tahun Baru. Lagi
pula, seminggu sebelumnya, Menteri Perencanaan RRC Yao Yilin
sewaktu menjawab pertanyaan rombongan wartawan Australia di
Beijing masih menyebut: "Kamerad Hua masih tetap Ketua PKC. Dan
saya belum mendengar kabar mengenai keinginannya untuk meng
undurkan diri."
Dugaan, juga harapan, banyak orang itu meleset. Tuan rumah dalam
resepsi tersebut adalah Sektetaris Jenderal PKC Hu Yaobang.
Sedang Hua terakhir muncul di depan publik, 27 November, ketika
rmenyambut PM Rumania Ilie Verdet -- masuk daftar tamu pun
tidak. Bersama Hua, tokoh penting lainnya yang tidak diundang
adalah Wakil PM Ye Jianying dan Chen Yung.
Serangan Terbuka
Absennya Hua dalam acara tradisional itu makin memperkuat
sangkaan bahwa dia bukan lagi orang Nomor Satu di RRC -- walau
secara resmi masih menjabat Ketua PKC. Bahkan Hua tidak
dijadwalkan untuk menerima Ketua Partai Komunis Yunani yang
baru-baru ini berkunjung ke Beijing.
Dalam resepsi Tahun Baru di Balai Agung Rakyat itu, PM Zhao
Ziyang mengupas masalah ekonomi RRC yang, menurut pengamat
politik, merupakan suatu "serangan terbuka" terhadap Hua.
"Situasi sekarang adalah baik. Kebijaksanaan politik untuk
menanggulangi situasi ekonomi nasional adalah positif dan telah
memberikan hasil yang baik. Kita akan membuat penyesuaian lagi
pada tahun 1981," kata Zhao.
Hua sebelum menyerahkan jabatan PM ke tangan Zhao, September
1980, pernah dituduh melakukan kesalahan besar di bidang ekonomi
pada tahun 1977 dan 1978. Waktu itu produksi pangan RRC
mengalami kemerosotan.
Sebegitu jauh masih belum jelas kapan Hua akan menyerahkan
kepemimpinan PKC kepada tokoh yang santer disebut sebagai
penggantinya, Sekjen Hu. Diduga itu akan terjadi bersamaan
dengan sidang paripurna Komite Sentral PKC, akhir Januari atau
awal Februari -- sesudah Tahun Baru Cina. Dan Hu membenarkan
bahwa sidang kerja Komite Sentral PKC telah berlangsung dan
membahas beberapa topik pokok, antara lain situasi perekonomian
PKC dewasa ini.
Hu enggan mengungkapkan materi lain yang dibahas sidang kerja
Komite Sentral PKC. Para pengamat menduga pembicaraannya juga
mencakup perubahan dalam kepemimpinan PKC serta penilaian
kembali peranan almarhum Mao Zedong.
Kisah peranan Mao di masa lalu, terutama periode Revolusi
Kebudayaan (1966 - 1976), muncul dalam replik jaksa penuntut,
Jiang Wen, ketika menutup rekuisitornya terhadap Jiang Qing.
Janda Mao ini tengah diadili bersama kliknya -- terkenal dengan
sebutan "Komplotan Empat". Menurut Jaksa Jiang, seperti
disiarkan Kantor Berita Xinbua: "Rakyat semua suku bangsa di
seluruh negara dengan terang mengetahui, bahwa Ketua Mao
bertanggungjawab, sejauh hal itu menyangkut kepemimpinannya atas
segala kesengsaraan yang dialami rakyat selama Revolusi
Kebudayaan."
Hua di masa menjelang kematian Mao menjabat Menteri Keamanan
Rakyat. Dia disebut-sebut terlibat dalam Revolusi Kebudayaan
yang dipimpin Jiang Qing. Dia juga dituduh bertanggungjawab atas
"pelarangan" peringatan kematian Zhou Enlai di lapangan Tien An
Men, Beijing, April 1976 -- tiga bulan setelah PM itu
dikuburkan.
Sejak Hua tak tampil di muka umum tak banyak yang diketahui lagi
tentang dia. Pekan lalu, jurubicara Kementerian Luar Negeri RRC,
selain mengulangi keterangan Yao di depan wartawan Australia,
cuma menambahkan "Hua kini berada di Beijing." Tak ada
keterangan lain yang dapat digali.
Dari pengadilan, sekalipun fokus tuduhan diarahkan pada peranan
komplot Jiang Qing dalam Revolusi Kebudayaan, tak ada penilaian
khusus tentang peran Hua selaku Menteri Keamanan Rakyat masa
itu. Atau boleh jadi beritanya dikenakan embargo oleh penguasa
RRC. Tapi, menurut sumber diplomatik di Beijing, Hua sudah
setuju melepaskan jabatan Ketua PKC asal keterlibatannya tidak
dibeberkan dalam proses pengadilan "Komplotan Empat".
Yang terdengar dan boleh disiarkan dari pengadilan "Komplotan
Empat" memang cuma maki-maki terhadap Jiang Qing dan kritik
terhadap Mao. Ia antara lain disebut: bintang iblis, sampah
jahat, penyiksa sinting, dan badut konyol. "Ya, saya melanggar
hukum," kata Jiang Qing. "Mau apa kalian."
Jiang Qing sebaliknya menyebut para hakim yang mengadilinya kaum
fasis dan antek Kuomintang. Dalam kamus PKC sebutan "antek
Kuomintang" sama saja dengan "musuh besar yang harus
dilenyapkan". Kuomintang sekarang memerintah di Taiwan.
Jaksa penuntut telah meminta hakim agar Jiang Qing dijatuhi
hukuman mati. Tapi tertuduh tetap pongah. "Saya tantang kalian
untuk mengeksekusi saya di depan jutaan rakyat, di lapangan Tien
An Men," kata Jiang Qing -- menurut sumber yang mengikuti jalan
pengadilan kepada wartawan. "Saya tak gentar untuk dihukum
mati."
Jiang Qing, 67 tahun, selama sidang memakai wig hitam, kacamata,
gigi palsu, dan mempergunakan alat pendengar. Sudah beberapa
kali ia diseret ke luar pengadilan oleh petugas lantaran
sikapnya yang tak sopan. Dan ia selalu membela diri bahwa
perbuatannya dulu itu atas sepengetahuan dan restu Mao dan PM
Zhou.
Mengenai tuduhan bahwa ia telah menyebut Deng Xiaoping sebagai
penghianat, dalam pengadilan itu Jiang Qing membantah "Saya
memang telah berperang dengan Deng Xiaoping. Itu benar. Kamu
harus catat itu. Tapi saya tak pernah menyebut dia sebagai
pengkhianat." Deng di masa Revolusi Kebudayaan disingkirkan.
Sekarang ini dialah yang menentukan di RRC, walau jabatan
resminya hanya Wakil Ketua PKC.
Dalam acara tradisional menyambut Tahun Baru tadi, sekalipun
tuan rumah adalah Elu, peliputan televisi sebagian besar
dipusatkan pada Deng. Itu menunjukkan bahwa ia saat ini tokoh
sentral. Tapi tak perlu heran, sebab PM Zhao maupun Hu adalah
kader Deng. Tokoh lain yang hadir adalah Wakil Ketua PKC
lainnya, Li Xiannian, anggota politbiro Peng Zhen, dan Deng
Yingchiao, janda PM Zhou.
Hu Yaobang, 61 tahun, datang dari generasi Long March. Nasibnya
tak berbeda dengan Deng -- dua kali tersingkir dari percaturan
politik dan dua kali pula direhabilitir. Diangkat sebagai Sekjen
PKC tahun lalu, ia menjalankan tugas sehari-hari pimpinan
tertinggi partai. Jabatan ini diciptakan oleh klik Deng untuk
memencilkan Hua yang dinilai terlalu Maois.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini