Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Terbakarnya parlemen

Marinus van der lubbe yang dituduh membakar gedung parlemen di zaman hitler dibebaskan. menurut kempner, pelaku pembakaran adalah gorring, tangan kanan hitler. (ln)

10 Januari 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PENGADILAN Berlin Barat membebaskan Marinus van der Lubbe. Tapi ketetapan baru itu (diputuskan 15 Desember) tak akan mengubah nasib Van der Lubbe menikmati udara kebebasan. Ia yang didakwa membakar gedung Reichstag (Parlemen) telah menjalani hukuman mati, Januari 1934, di zaman Hitler. Sekalipun demikian nama keluarga Van der Lubbe kini dianggap mulai bersih. Jan van der Lubbe, saudara kandung Marinus, kini tinggal di Amsterdam yang kelak menikmati kemenangan itu secara moral dan material. Ia bersama Dr. Robert Kempner, penasihat hukum-nya, tampak akan meneruskan perkara itu dengan menggugat pemerintah Jerman Barat. "Kini kami tinggal mencari peluang memperoleh kompensasi atas kematian Marinus," ujar Kempner. "Pengadilan mengatakan bahwa ia tidak bersalah sebagai dituduhkan semula." Jan dan Kempner sudah berusaha hampir 15 tahun untuk membebaskan Marinus dari segala tuduhan -- kendati terdakwa sudah almarhum. Pengadilan Berlin Barat, tahun 1967, pernah mengubah ketetapan hukuman mati atas Marinus menjadi hukuman penjara delapan tahun. Pengadilan juga mencabut ketetapannya yang menyebut tertuduh seorang pengkhianat. Tapi ia tetap didakwa sebagai pemhakar tunggal gedung Reichstag di Berlin. Adalah Kempner, kini berusia 81 tahun, yang menemukan sejumlah bukti kesaksian kuat bahwa pelaku pembakaran gedung Reichstag (27 Februari 1933 malam) sesungguhnya bukan Marinus. Kempner ketika jadi Jaksa Penuntut di Pengadilan Kejahatan Perang Nuremburg pernah memeras sejumlah pengakuan dari mulut Reicbmarshal Hermann Goering, tangan kanan Hitler, Kempner tertarik dengan peristiwa itu karena kebetulan ia menyaksikan kebakaran gedung tadi. Ia melihat Goering yang turun dari gedung Reichstag mengumumkan bahwa pelakunya kaum komunis. Kempner menginterogasi Goering di Nuremburg, Oktober 1945. "Saya tanya padanya, bagaimana dia (Goering) tahu bahwa kaum komunis pelaku pembakaran," tutur Kempner mengulangi peristiwa itu. "Dia menjawab bahwa pernyataan tersebut berdasar penyelidikan." Tapi setelah didesak, Goering akhirnya menjawab: "Fuhrer menyuruh membuat pengumuman itu." Para sejarahwan kemudian menemukan sejumlah bukti bahwa kebakaran gedung Reichstag dilakukan pasukan gerak cepat Partai Nazi sendiri. Lewat sebuah terowongan bawah tanah -- yang menghubungkan tempat tinggal Goering dengan Reichstag -- pasukan gerak cepat tadi menyebarkan bensin dan berbagai bahan yang mudah terbakar di dalam gedung itu. Mereka kemudian menyulut dan meledakkannya. Hitler dan Menteri Propaganda Josef Goebbels bergegas melihat nyala api yang mulai melahap gedung itu. Menurut sejarahwan, Goering ketika itu segera berkata kepada Kepala Gestapo (Polisi Rahasia): "Inilah awal revolusi komunis baru . . . Maka sejak malam ini setiap pimpinan komunis harus segera digantung." Ketika diinterogasi Kempner, Goering membantah pernah mengeluarkan pernyataan tersebut. "Saya memang yang menyulut api di Reichstag," katanya. Tapi justru peristiwa kebakaran itulah yang kemudian menyeret para tokoh Partai Komunis Jerman ketahanan dan Partai Komunisnya sendiri lalu dibubarkan. Nasib malang memang sedang menimpa Marinus. Ia ditangkap ketika petugas keamanan mendapatinya berada di dalam gedung Reichstag yang sedang dijilat api. Para penyidik ketika itu kurang mempercayai bahwa kebakaran besar tadi hanya dilakukan Marinus sendiri. Bila toh ia memang benar melakukannya, pastilah ia merupakan salah satu pelaku saja. Selain Marinus, pengadilan dulu juga menyeret Torgler, wakil komunis di Reichstag Dimitroff, Popoff dan Taneff -- ketiganya dari Partai Komunis Bulgaria. Tapi mereka, kecuali Marinus, kemudian dibebaskan. Berdasar sejumlah kesaksian baru tersebut, Marinus jelas hanyalah merupakan korban permainan politik tingkat tinggi. Kenapa Fuhrer harus melakukan hal itu? Ketika itu, Hitler memang sedang berusaha menggalang kekuasaan. Sekalipun ia berhasil menduduki jabatan kanselir (30 Januari 1933), Partai Nazi belum merupakan kekuatan mayoritas dan memiliki kontrol mutlak di Reichstag. Partai Komunis dan Nasionalis masih mempunyai cukup suara untuk menggagalkan kebijaksanaan Hitler di Reichstag. Ketika keanggotaan Reichstag dikurangi dari 591 jadi 196, Partai Nazi banyak mengalami kemunduran pada pemilihan umum November 1932. Goebbels kemudian menasihati Hitler agar segera melenyapkan kekuatan oposisi dengan jalan keji --sebab bila suatu saat kekuatan oposisi berkoalisi, kedudukan Partai Nazi kelak terancam. Lalu, 27 Februari 1933 malam, 10 agen dipimpin Karl Ernst diam-diam menyelinap ke Reihstag lewat terowongan bawah tanah rumah Goering. Mereka inilah, para pelaksana kebijaksanaan Hitler, yang membakar gedung itu. Sehari setelah peristiwa tersebut Hitler mengumumkan keadaan darurat dan sebuah dekrit pun kemudian diumumkannya dengan dalih melindungi rakyat dan negara. Sesudah 81 tokoh Partai Komunis Jerman ditangkap, Partai Nazi kemudian berhasil menguasai Reichstag. Sejarah kemudian mencatat, sejak Maret 1933 Ruhrer mutlak menjadi seorang diktator.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus