Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

internasional

Rusuh Setelah Penangkapan Imran Khan

Kerusuhan pecah setelah mantan Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, ditangkap. Ada peran militer dalam kejatuhan Khan. 

14 Mei 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Kerusuhan pecah di Pakistan setelah penangkapan mantan perdana menteri Imran Khan.

  • Imran Khan menghadapi 100 dakwaan yang dinilainya punya motif politik.

  • Anggota dinasti politik Thaksin Shinawatra kembali maju dalam pemilihan umum Thailand.

Pakistan

Rusuh Setelah Penangkapan Imran Khan

KERUSUHAN sempat pecah di berbagai kota di Pakistan setelah polisi menahan mantan perdana menteri Imran Khan dengan tuduhan korupsi saat Khan memasuki gedung pengadilan di Islamabad pada Selasa, 9 Mei lalu. Sedikitnya delapan orang meninggal dan 1.400 orang ditahan dalam kerusuhan itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Imran Khan akhirnya dilepas setelah Mahkamah Agung menyatakan penahanannya ilegal dan memerintahkan pembebasan Khan segera pada Jumat, 12 Mei lalu. Pengadilan Tinggi Islamabad kemudian membebaskan Khan dengan jaminan perlindungan bahwa Khan tidak dapat ditangkap kembali atas tuduhan serupa selama dua minggu. Pengadilan juga menyatakan Khan tidak dapat ditahan atas tuduhan apa pun yang diajukan antara 9 Mei dan 17 Mei 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meskipun demikian, kerusuhan belum reda. Hingga 12 Mei lalu, massa pendukung Khan dan partainya, Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI), dilaporkan masih melancarkan protes. Tentara yang berjaga di Pengadilan Tinggi Islamabad juga masih menembakkan senjatanya.

“Pemimpin partai terbesar di negara ini diculik dari pengadilan tinggi dan di depan seluruh bangsa,” kata Khan kepada AFP dari gedung pengadilan. “Mereka memperlakukan saya seperti seorang teroris. Ini harus mendapat reaksi,” tutur politikus 70 tahun itu tentang protes yang terjadi kemudian.

Imran Khan, bintang kriket yang beralih menjadi politikus, ditangkap dalam kasus Al-Qadir University Trust. Biro Akuntabilitas Nasional, lembaga independen antikorupsi negeri itu, menuduh Khan dan istrinya, Bushra Bibi, memperoleh tanah dari Malik Riaz, taipan properti Pakistan, untuk membangun kampus. Pembelian itu dinilai merugikan negara sekitar Rp 3,5 triliun.

Sejak mundur dari kursi perdana menteri setelah adanya mosi tak percaya di parlemen pada April 2022, Khan menghadapi lebih dari 100 dakwaan, dari korupsi, terorisme, hingga bidah. Dia membantah semua tuduhan itu dan menilainya punya motif politik. Khan menuduh ada konspirasi untuk menggulingkannya yang melibatkan militer, Amerika Serikat, dan Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif.

Khan melesat di lanskap politik dengan dukungan militer. Bahkan PTI menyatakan berhubungan baik dengan para pemimpin militer. Namun kongsi keduanya pecah ketika kebijakan luar negeri Khan menjauh dari Amerika. Khan menyatakan tak bakal mengakui Israel sampai negara Palestina berdiri. Ia juga merayakan mundurnya Amerika dari Afganistan pada 2021.


Thailand

Kembalinya Dinasti Shinawatra

MESKIPUN beberapa kali menang dalam pemilihan umum dan kemudian dikudeta, dinasti politik Shinawatra kembali ke arena politik Thailand. Kali ini Paetongtarn Shinawatra, putri bungsu mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra yang memimpin Partai Pheu Thai (Untuk Rakyat Thai), “reinkarnasi” partai Thai Rak Thai pimpinan Thaksin, maju dalam pemilihan umum pada 14 Mei 2023.

Paetongtarn Shinawatra, putri Thaksin Shinawatra,di Bangkok, Thailand, 12 Mei 2023. REUTERS/Jorge Silva

“Saya pikir, setelah delapan tahun rakyat menginginkan politik yang lebih baik, solusi yang lebih baik untuk negeri ini daripada cuma kudeta,” kata Paetongtarn kepada BBC, Kamis, 12 Mei lalu. “Mereka membutuhkan kebijakan yang akan menolong kehidupan mereka.”

Thaksin dikudeta militer pada 2006. Yingluck Shinawatra, adik Thaksin, terpilih sebagai perdana menteri setelah menang dalam pemilihan umum 2011 tapi kemudian dikudeta juga pada 2014. Kini Paetongtarn maju dengan menawarkan sejumlah program kepada pemilih, dari kenaikan upah minimum hingga dompet digital bersaldo 10 ribu baht atau sekitar Rp 4,4 juta untuk setiap orang.

Jajak pendapat The Nation Group pada April lalu menunjukkan Partai Pheu Thai masih menjadi partai paling populer dengan dukungan 35,23 persen responden dan diikuti pesaingnya, Partai Gerakan Maju (Move Forward Party), dengan 15,66 persen.

Paetongtarn juga menjadi kandidat perdana menteri favorit dengan dukungan 33,81 persen responden. Pita Limjaroenrat, pemimpin Partai Gerakan Maju, menduduki posisi kedua dengan 16,87 persen. Adapun perdana menteri inkumben Jenderal Prayut Chan-o-cha berada di posisi ketiga dengan 8,13 persen.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus