Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Indira hatao, indri bachao

Pm india, morarji desai, sibuk berbenah diri. kebijak sanaan pemerintahan indira gandhi ditinjau kembali. program keluarga berencana yang mengakibatkan jatuhnya indira, dilaksanakan secara sukarela. (ln)

23 April 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PEMERINTAH baru India pimpinan Perdana Menteri Morarji Desai sibuk berbenah. Semua kebijaksanaan pemerintahan sebelumnya, pimpinan Indira Gandhi, ditinjau kembali. Para menteri bergantian mengumumkan kebijaksanaan baru sembari, tentu saja, memaki dan mencerca kebijaksanaan dalam bidang yang sama yang dulu ditempuh oleh pemerintahan Indira. Pekan silam, dua orang menteri sibuk mencela pemerintahan yang mendahuluinya sembari mengumumkan rencana-rencananya. Mula-mula Menteri Penerangan LK. Advani angkat bicara. Tokoh yang pernah dipenjarakan selama 19 bulan oleh Nyonya Gandhi ini, muncul dalam sebuah pertemuan mesra dengan para wartawan. "Kejadian macam ini tidak pernah terjadi dengan menteri penerangan sebelumnya", kata seorang wartawan yang hadir. Kata Advani dalam pertemuan itu: "Cara-cara agresif dan propagandis tak cocok dengan kebijaksanaan pemerintah baru". Sudah itu Advani berbicara mengenai pencabutan sensor, peninjauan kembali kedudukan kantor berita India yang dipaksa menjadi satu - dari empat kantor berita - oleh pemerintahan Nyonya Gandhi. Juga soal pengusiran tujuh wartawan asing serta larangan tetap bagi mereka untuk masuk ke India kabarnya akan ditinjau kembali. Advani juga berjanji untuk mempermudah serta mengusahakan agar para wartawan selalu bisa menghubungi Perdana Menteri Desai. Sterilisasi Suara Advani kalah seru oleh pernyataan Menteri Kesehatan Raj Narain. Yang terakhir ini adalah tokoh yang mengalahkan Indira Gandhi dalam daerah pemilihan mereka. Salah satu isyu yang dipergunakan Narain dalam pemilu yang lalu adalah yang menyangkut pemaksaan keluarga berencana oleh pemerintah Indira. Karena itu maka soal pertama yang ditangani Narain adalah soal keluarga berencana itulah. Kata menteri kesehatan itu pekan silam: pemerintah tidak lagi akan menggunakan sterilisasi sebagai cara untuk melaksanakan keluarga berencana. Kita akan menggunakan cara-cara suka rela sesuai dengan tradisi kebudayaan dan ketika bangsa". Sebelumnya, cara yang ditempuh pemerintah memang tidak suka rela, melainkan dengan paksaan - yang kadang-kadang membawa akibat yang amat merusak. Program yang dijalankan oleh pemerintah lama telah membawa pertentangan luas dalam negeri yang pada akhirnya menyebabkan kalahnya partai pemerintah, Partai Kongres, pimpinan Nyonya Gandhi. Soal keluarga berencana memang masalah pokok dalam setiap kebijaksanaan pemerintah yang memerintah India. Negeri yang berpenduduk 620 juta jiwa itu menduduki tempat kedua dalam banyaknya jumlah manusia sebagai warganya di dunia ini. Menurut catatan, dalam waktu 30 tahun, penduduk India berlipat dua. Jika laju pertambahan itu masih tetap seperti dewasa ini, maka diperhitungkan akan dicapai jumlah 1 milyar manusia India di akhir abad ini. Kenyataan inilah yang rupanya yang amat menghantui Indira dan anaknya, Sanjay. Dalam keadaan darurat - tanpa pers bebas, tanpa oposisi yang berarti ketakutan itu mendapatkan bentuknya sebagai yang dipraktekkan pada masa-masa terakhir pemerintah Indira. Hasil program pemerintah memang hebat. Dari target 4,3 juta manusia yang diharus disterilisasikan antara April 1976 hingga Januari 1977, ternyata yang berhasil dicapai adalah 7,8 juta. Tapi dari balik cerita sukses besar ini bangkitlah kisah-kisah sedih dari banyak warga India yang telah diperlakukan secara sewenang-wenang. Resminya sterilisasi itu dilakukan dengan cara sukarela, tapi sistim target dengan insentif kepada para petugas kemudian mengubah kegiatan itu menjadi suatu yang amat mengerikan. Setiap petugas minimal harus mendapatkan dua orang yang disterilisasikan. Karena tidak mudah mendapatkan masing-masing minimal dua orang, para petugas itu melakukan macam-macam cara yang mungkin mereka lakukan. Di beberapa daerah, dibuat peraturan bahwa untuk mendapatkan surat izin berdagang, mengemudi, surat catu makanan, bahkan surat izin memiliki senjata, diperlukan surat sterilisasi. Cara semacam ini ternyata belum juga menyebabkan dicapainya target yang diwajibkan kepada para petugas itu. Bekerja sama dengan polisi, mulailah dilakukan pemaksaan kepada siapa saja yang ditemui di jalan atau di mana saja. Tidak jarang terjadi bahwa dalam razzia yang dilakukan polisi itu tertangkap juga mereka yang bahkan belum kawin atau telah kawin tapi belum punya keturunan. Seorang korban dari sterilisasi paksaan itu, dengan sedih berkata: "Perempuan menganggap kami bukan lelaki lagi karena itu kami disuruh saja kerja di dapur". Seorang lainnya berkata: "Saya tidak merasa lelaki, tapi juga tidak merasa perempuan". Laporan-laporan yang kini beredar luas di India menyebut dua negara bagian - Haryana dan Bihar sebagai tempat terkasar pelaksanaan program keluarga berencana itu. Dan di dua negara bagian itulah pula Partai Kongres dikalahkan secara total. Pada pemilihan Umum tahun 1971, semboyan Indira Gandhi yang amat populer adalah "Garibi Hatao" (Hapuskan Kemiskinan). Pada pemilu bulan silam. di Haryana dan Bihar, semboyan oposisi yang populer adalah: "Indira Hatao, Indri Bachao " (Singkirkan Indira. Selamatkan Alat Kelamin). Tindakan kongkrit Narain begitu memasuki kantornya adalah mebuang semua bahan propaganda Keluarga Berencana bikinan pemerintah lama. "Cara-cara yang mereka pakai sungguh tidak sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan India", katanya. Pemerintah India sekarang ini, kabarnya bahkan akan menghapus program Keluarga Berencana itu. "Dengan perbaikan pelayanan kesehatan dan sanitasi umum, dengan menyediakan fasilitas seperti air minum yang bersih, akan lebih banyak hasil yang dicapai dalam menggerakkan rakyat untuk menerima keluarga kecil sebagai norma", kata Narain pekan silam. Betulkah segampang itu - atau ini pun hanya propaganda yang bisa menyesatkan -- entahlah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus