Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Usai dikabarkan bakal membangun The Mukaab dan NEOM dengan biaya fantastis, Arab Saudi kembali menjadi sorotan. Fenomena langka mekarnya tanaman lavender di hamparan gurun pasir membuat geger masyarakat dunia. Beberapa warganet merasa takjub dan sebagian lainnya justru takut karena menganggap sebagai tanda-tanda akhir zaman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pemandangan ini indah sekali. Masya Allah bunga lavender tumbuh di tengah gurun pasir Arab Saudi musim dingin”, tulis @bangonim di Twitter.
Lokasi Ladang Lavender Arab Saudi
Dikutip dari The South African, gurun pasir yang diselimuti bunga-bunga ungu berada di Arab Saudi bagian utara. Tepatnya di Kota Rafha dekat dengan perbatasan Irak. Berjarak sekitar 770 kilometer (480 mil) dari ibu kota Riyadh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu warga setempat, bernama Nasser al-Karaani menyebutkan bahwa tumbuhnya lavender di padang pasir Tanah Suci bukanlah peristiwa baru. Setiap tahunnya, masyarakat Arab Saudi hingga Qatar berbondong-bondong datang untuk menyaksikan panorama memukau tersebut. Bahkan beberapa diantaranya rela mendirikan tenda supaya bisa melihat langsung bunga berwarna ungu itu dengan waktu lebih lama.
“Pemandangan seperti ini berlangsung 15 sampai 20 hari dalam setahun. Kami datang ke sini khusus untuk menikmatinya”, kata Karaani.
Penyebab Gurun Pasir di Arab Ditumbuhi Lavender
Perubahan padang pasir Arab Saudi menjadi kebun lavender dipicu oleh hujan musim dingin (winter rain) yang lebat. Di bagian barat, hujan mengakibatkan daratan terendam air. Sementara di wilayah utara, bunga-bunga bermunculan.
Berdasarkan catatan Aramco World, munculnya bunga di gundukan pasir sudah terjadi sejak musim semi pada Januari sampai Februari 1968. Selama musim hujan dengan intensitas tinggi sekitar 1973-1974, Arab Saudi sisi utara sepanjang perbatasan Irak dan Yordania telah diselubungi rumput serta bunga liar.
Hadirnya lavender di antara milyaran butiran pasir tidak hanya terlihat di Arab Saudi. Menurut laman Tohono Chul, juga ada di New Meksiko, California Selatan, dan Arizona, Amerika Serikat. Hanya saja, lavender yang dimaksud dari spesies Hyptis emoryi, bukan termasuk lavender sejati. Masuk dalam keluarga tumbuhan mint, tidak berwarna ungu, tetapi beraroma seperti lavender.
Lavender gurun dapat ditemukan di ketinggian 3.000 kaki, di kaki bukit, lereng berbatu, hingga pinggir jurang. Tergolong semak bertangkai banyak dan tumbuh tegak dengan tinggi mencapai 8-10 kaki. Suhu dingin di bawah 20 derajat Celcius menyebabkan kerusakan pada daun. Namun, kekeringan berkepanjangan dapat mengakibatkan daun lavender berguguran.
Tidak hanya tumbuh secara liar, lavender juga dapat dibudidayakan dengan teknik tertentu. Seperti yang diungkapkan seorang mantan petani lavender organik, Logan Hailey kepada situs All About Gardening. Lavender memiliki kemampuan toleransi suhu panas di habitat aslinya, yakni Afrika Utara, Timur Tengah, dan cekungan Mediterania termasuk Arab Saudi.
Tanda-tanda Kiamat dalam Agama Islam
Sebagian umat muslim mengaitkan fenomena hijaunya tanah Arab dengan tanda-tanda kiamat. Lantaran terdapat beberapa hadits yang menyebutkan beberapa gejala mendekati akhir zaman, salah satunya pada hadits Muslim.
Artinya, “Kiamat tidak akan terjadi apabila harta menjadi banyak, sampai seseorang keluar memberi zakat dan tidak menemukan orang yang tepat untuk menerimanya. Hingga Arab Saudi kembali berubah menjadi tanah lapang dipenuhi tumbuhan dan sungai-sungai mengalir” (HR. Muslim).
Dilansir dari situs NU Online, hadits tersebut menjelaskan bahwa salah satu tanda akhir zaman adalah Arah kembali maraj. Berarti tanah lapang menjadi subur dan mampu ditumbuhi tumbuhan.
Lantas, apakah kemunculan lavender di gurun pasir Arab benar-benar menjadi tanda bahwa kehidupan di bumi bakal berhenti? Bagaimana menurut Anda?
NIA HEPPY | MELYNDA DWI PUSPITA | ARAMCOWORLD.COM | ALLABOUTGARDENING.COM | ISLAM.NU.OR.ID | THESOUTHOFAFRICAN.COM | TOHONOCHUL.ORG
Pilihan Editor: Geger Mutilasi Abby Choi, Ini Fakta Pembunuhan Sosialita Hong Kong Itu