Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

internasional

Inspirasi dari Proyek Arizona

Sebanyak 45 jurnalis dari 18 media di seluruh dunia berkolaborasi dalam Proyek Daphne. Misinya adalah menyelidiki pembunuhan Daphne Caruana Galizia dan melanjutkan liputan yang ia kerjakan.

7 Desember 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perkembangan lambat penyelidikan pembunuhan jurnalis investigasi Malta, Daphne Caruana Galizia, membuat Uni Eropa mengirim tim pemantau ke negeri itu. Daphne tewas setelah mobilnya meledak karena bom pada 16 Oktober 2017. Hingga awal 2018, polisi hanya menangkap tiga pelaku lapangan, tapi tidak menemukan otaknya.

Kabar tak baik dari Malta itu juga mendorong kolaborasi 45 jurnalis dari 18 media di dunia yang dikoordinasi konsorsium Forbidden Stories untuk meluncurkan The Daphne Project (Proyek Daphne). Media yang bergabung antara lain The Guardian, Reuters, Le Monde, The New York Times, La Repubblica, Die Zeit, dan Times of Malta.

Menurut Direktur Eksekutif Forbidden Stories, inisiatif ini bertujuan menyelidiki pembunuhan Daphne dan meneruskan liputan investigasi yang dikerjakan Daphne sampai ajal menjemputnya. Seri pertama tulisan proyek ini terbit pada 18 April 2018.

Kegigihan keluarga Daphne menggalang dukungan publik dan Uni Eropa serta penyelidikan wartawan berujung pada sejumlah perkembangan penting. Pada 20 November lalu, polisi menangkap konglomerat Yorgen Fenech. Keith Schembri, Kepala Staf Perdana Menteri Malta Joseph Muscat, mundur pada 25 November karena diduga terlibat. Muscat pun akan lengser.

Andrew Caruana Galizia, putra Daphne, mengapresiasi peran investigasi wartawan karena membuka kebenaran soal pembunuhan ibunya meskipun pemerintah terlihat enggan mengusutnya secara serius. Matthew Caruana Galizia, putra lain Daphne, memuji hasil Proyek Daphne. “Jika bukan karena mereka, saya tidak tahu apakah kita akan seperti hari ini,” ucapnya seperti dikutip Washington Post, Selasa, 3 Desember lalu.

Joel Simon, Direktur Eksekutif Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ), menyebut perkembangan kasus pembunuhan Daphne sebagai “momen dan capaian yang luar biasa”. Tahun ini saja, 21 jurnalis terbunuh di seluruh dunia. Sebanyak 870 jurnalis dibunuh sejak 1992. Para pembunuhnya, kata Simon, hampir selalu bebas jika tidak teridentifikasi. “Tingkat impunitas mendekati 90 persen.”

Menurut International Press Institute, Proyek Daphne antara lain mengungkap hubungan antara tersangka pembunuh dan Menteri Ekonomi Chris Cardona. Laporan-laporan itu juga mengungkap investasi rahasia keluarga Azeri yang kuat di bank Malta dan kesepakatan energi yang dibuat pemerintah Malta dengan perusahaan minyak Azeri. Keduanya subyek laporan Daphne.

Kisah-kisah Proyek Daphne disambut dengan minat besar oleh media Malta. Menurut Jacob Borg, reporter Times of Malta, hasil paling signifikan dari Proyek Daphne adalah dampak cerita tentang 17 Black Limited, perusahaan misterius Dubai yang dilaporkan membayar US$ 2 juta untuk jasa yang tidak jelas ke rekening dua pejabat Malta, Keith Schembri dan mantan Menteri Energi, Konrad Mizzi.

Pada November lalu, Times of Malta dan Reuters mengungkapkan bahwa pemilik 17 Black Limited adalah pengusaha besar Malta, Yorgen Fenech, yang juga CEO salah satu perusahaan di belakang konsorsium pembangkit tenaga gas yang didukung partai berkuasa Malta dalam pemilihan umum 2013. “Itu membuat pemerintah di bawah tekanan besar,” ujar Borg.

Forbidden Stories dirintis oleh Laurent Richard pada 2015 setelah penembakan di kantor Charlie Hebdo, Paris, yang menewaskan 12 jurnalis dan kartunis, akibat serangan teroris Al-Qaidah pada 7 Januari 2015. Ini proyek organisasi nirlaba Freedom Voices Network yang misinya melanjutkan dan menerbitkan karya jurnalis lain yang menghadapi ancaman, penjara, atau pembunuhan.

Model kolaborasi ini mendapat inspirasi dari kasus tewasnya jurnalis investigasi Amerika Serikat, Donald Fifield Bolles, akibat bom mobil pada 13 Juni 1976. Pembunuhan jurnalis The Arizona Republic itu terkait dengan liputannya tentang mafia. Pembunuhan itu menyebabkan penyelidikan Bolles tak selesai. Sebanyak 38 jurnalis dari 28 surat kabar dan stasiun televisi Amerika memutuskan bekerja sama menyelesaikan pekerjaannya, yang dikenal sebagai Proyek Arizona.

ABDUL MANAN (THE DAPHNE PROJECT, WASHINGTON POST, INTERNATIONAL PRESS INSTITUTE)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus