Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Iran Bersumpah Balas Dendam untuk Serangan Paling Berdarah sejak Revolusi Iran

Wapres Pertama Iran menyatakan pembalasan sangat kuat oleh tentara Soleimani atas serangan paling berdarah sejak Revolusi Iran 1979.

4 Januari 2024 | 19.03 WIB

Gambar satelit menunjukkan kerumunan besar pelayat berkumpul di sepanjang jalan menuju Pemakaman Martir Kerman untuk memperingati 4 tahun meninggalnya Mayjen Qasem Soleimani, di Kerman, Iran, 3 Januari 2024. Maxar Technologies/Handout via REUTERS  Memperoleh Hak Lisensi
Perbesar
Gambar satelit menunjukkan kerumunan besar pelayat berkumpul di sepanjang jalan menuju Pemakaman Martir Kerman untuk memperingati 4 tahun meninggalnya Mayjen Qasem Soleimani, di Kerman, Iran, 3 Januari 2024. Maxar Technologies/Handout via REUTERS Memperoleh Hak Lisensi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Elite Garda Revolusi Iran dan Wakil Presiden Pertama Mohammad Mokhber pada Kamis, 4 Januari 2024, bersumpah akan melancarkan balas dendam atas ledakan yang menewaskan hampir 100 orang pada sebuah upacara untuk memperingati komandan utama Qassem Soleimani, yang terbunuh oleh pesawat tak berawak AS pada 2020 di Irak .

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Pembalasan yang sangat kuat akan diberikan kepada mereka di tangan tentara Soleimani,” kata Mokhber kepada wartawan di rumah sakit tempat beberapa orang yang terluka menerima perawatan atas serangan paling berdarah sejak Revolusi Iran 1979.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut. Seorang pejabat senior di pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengatakan ledakan tersebut tampaknya mewakili “serangan teroris” seperti yang dilakukan militan ISIS di masa lalu.

Dalam sebuah pernyataan, Garda Iran menggambarkan serangan Rabu itu sebagai tindakan pengecut yang bertujuan menciptakan ketidakamanan dan membalas dendam terhadap kecintaan dan pengabdian bangsa yang mendalam kepada Republik Islam.

Garda yang berkuasa juga mengatakan serangan itu “memperkuat tekad untuk menghukum para pelaku dengan tegas dan adil.”

Komandan Garda di kota tenggara Kerman membantah laporan media pemerintah tentang penembakan di Kerman pada Kamis.

Presiden Iran Ebrahim Raisi mengutuk "kejahatan keji dan tidak manusiawi" tersebut, dan otoritas tertinggi Iran, Pemimpin Tertinggi Ayatollah Khamenei, bersumpah akan membalas dendam atas dua pengeboman tersebut.

Tim penyelamat Bulan Sabit Merah Iran merawat orang-orang yang terluka pada upacara tersebut, di mana ratusan warga Iran berkumpul untuk menandai peringatan pembunuhan Soleimani. Beberapa kantor berita Iran mengatakan jumlah korban luka jauh lebih tinggi.

Teheran sering menuduh musuh bebuyutannya, Israel dan Amerika Serikat, mendukung kelompok militan anti-Iran.

Pada 2022, kelompok militan Muslim Sunni ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan di tempat suci Syiah di Iran yang menewaskan 15 orang.

Serangan-serangan sebelumnya yang diklaim oleh kelompok tersebut termasuk pengeboman ganda pada 2017 yang menargetkan parlemen Iran dan makam pendiri Republik Islam, Ayatollah Ruhollah Khomeini.

Militan Baluchi dan separatis etnis Arab juga melancarkan serangan di Iran.

Pembunuhan Soleimani oleh AS pada 3 Januari 2020, serangan pesawat tak berawak di bandara Baghdad, dan pembalasan Teheran – dengan menyerang dua pangkalan militer Irak yang menampung pasukan AS – membuat Amerika Serikat dan Iran semakin dekat dengan konflik besar.

Sebagai komandan utama pasukan elit Quds, cabang Korps Garda Revolusi (IRGC) Iran di luar negeri, Soleimani menjalankan operasi rahasia di luar negeri dan merupakan tokoh kunci dalam kampanye jangka panjang Iran untuk mengusir pasukan AS dari Timur Tengah.

Ketegangan antara Iran dan Israel, bersama dengan sekutunya Amerika Serikat, telah mencapai titik tertinggi baru akibat perang Israel terhadap militan Hamas yang didukung Iran di Gaza sebagai pembalasan atas serangan mereka pada 7 Oktober di Israel selatan.

Milisi Houthi Yaman yang didukung Iran telah menyerang kapal yang mereka katakan memiliki hubungan dengan Israel di pintu masuk Laut Merah, salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia.

Pasukan AS mendapat serangan dari militan yang didukung Iran di Irak dan Suriah karena dukungan Washington terhadap Israel dan mereka juga melancarkan serangan udara balasan.

REUTERS

Ida Rosdalina

Ida Rosdalina

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus