Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Iran mengutuk, iran berdagang iran mengutuk, iran berdagang

Menteri Luar Negeri Iran, Ali Akbar Velayati, berkunjung ke Indonesia. Perdagangan kedua negara menunjukkan surplus untuk Indonesia. Wawancara tempo dengan Velayati tentang tujuannya ke Indonesia, dll.

5 Maret 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAK banyak tamu negara, yang tak suka pakai dasi sekalipun, tak mengenakan pakaian tradisional mereka. Salah seorang di antaranya adalah Menteri Luar Negeri Iran, Ali Akbar Velayati, yang menjadi tamu Menlu Mochtar Kusumaatmadja, pekan lalu. Selama di Jakarta, Velayati, selain melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Soeharto, juga mengadakan serangkaian pembicaraan dengan sejumlah menteri bidang ekuin. Selama ini, kata Velayati, perdagangan kedua negara menunjukkan surplus untuk Indonesia. Tahun 1986, ekspor Indonesia ke Iran mencapai US$ 3,4 Juta, sementara Impor kita dari sana hanya US 0,6 juta dolar. Maka, Velayati, yang bermaksud membeli karet, timah, teh, dan kertas dari Indonesia, sekaligus menawarkan minyak mentah Iran kepada tuan rumah. Mengenai pertemuannya dengan Kepala Negara, Velayati mengungkapkan bahwa Presiden Soeharto telah menerima baik undangan Presiden Ali Khamenei untuk berkunjung ke Iran. "Waktunya akan diatur kemudian," kata Velayati. Di sela-sela kesibukan melakukan serangkaian perundingan, Velayati, yang cuma tiga hari di Jakarta, masih sempat berceramah mengenai kebijaksanaan politik luar negeri Iran di depan pengamat masalah-masalah internasional. Dalam ceramah selama dua jam, yang diselenggarakan oleh Forum Masalah Luar Negeri Badan Litbang Deplu, di gedung Cara Loka, Rabu pekan lalu, Velayati secara blak-blakan mengungkapkan nama Ayatullah Husein Ali Montazeri, bekas murid Ayatullah Khomeini, yang akan menjadi pengganti orang kuat Iran itu. Sebelum mengakhiri lawatannya, Velayati, yang menginap di kamar nomor 1800, Hotel Borobudur, menerima wartawan TEMPO Syafiq Basri untuk wawancara khusus. Petikannya: Apa tujuan Anda ke Indonesia? Kami ingin mempererat hubungan bilateral dengan Indonesia. Mengapa baru sekarang? Bagaimana hubungan Iran-Indonesia selama ini? Saya perlu mengatur jadwal untuk kunjungan ini. Hubungan kami dengan Indonesia selama ini saya kira cukup baik. Tapi belum cukup. Hubungan ini perlu ditingkatkan. Pemerintah Iran dan pemerintah Indonesia telah sepakat membentuk sebuah komisi bersama untuk mengatur lebih rinci masalah hubungan kedua negara. Ini sebuah perkembangan baru. Apa dasar komisi bersama itu? Hubungan ekonomi, yang meliputi perdagangan, industri, dan pertanian. Bagaimana tanggapan Indonesia atas usul-usul itu? Selain mengajukan beberapa saran mengenai peningkatan hubungan kedua negara, terutama dalam soal-soal ekonomi, Indonesia juga mengusulkan peningkatan kerja sama bilateral di forum-forum internasional. Adakah hambatan dalam hubungan Iran--Indonesia selama ini? Saya kira tak ada hambatan serius dalam peningkatan hubungan Iran-Indonesia. Kalaupun ada, lebih menyangkut masalah teknis, dan itu hal yang lumrah. Betulkah Iran lebih memprioritaskan hubungan dengan negara-negara berpenduduk muslim? Betul. Kebijaksanaan politik luar negeri kami memang lebih memprioritaskan hubungan dengan negara-negara berpenduduk muslim dan negara-negara Dunia Ketiga. Bukankah Iran juga meningkatkan hubungan dengan Uni Soviet? Iran dan Soviet dua negara bertetangga dengan garis perbatasan sepanjang 2.500 km. Kami telah menjalin hubungan resmi sejak lima abad lalu. Hubungan itu kami tingkatkan lagi, terutama setelah Soviet memutuskan menarik pasukan mereka dari Afghanistan. Kami menilai keputusan itu sangat positif, meskipun kehadiran Soviet di Afghanistan sebetulnya bukan hambatan utama bagi peningkatan hubungan bilateral. Bagaimana hubungan Iran dengan Amerika? Kami tidak punya hubungan dengan Amerika. Bagaimana hubungan Iran dengan negara-negara Barat? Kami punya hubungan yang sangat baik dengan Jerman Barat, Italia, dan beberapa negara Eropa Barat lainnya. Kesulitan yang timbul dengan Amerika, karena kebijaksanaan politik luar negeri mereka sendiri. Sejak 1953, ketika mereka terlibat kudeta atas Pemerintah Nasionalis Iran, rakyat kami sebenarnya sudah menentang adanya hubungan dengan mereka. Lalu, datang Revolusi Islam. Hubungan menjadi bertambah buruk, karena mereka melakukan tindakan-tindakan negatif menentang kami. Kalau Amerika ingin menjalin hubungan dengan Iran, mereka harus mengambil langkah-langkah positif dan mengurangi sikap permusuhan mereka. Caranya? Mereka harus menghentikan permusuhan politik dan militer melawan kami. Selama ini mereka telah menyebarluaskan propaganda melawan kami. Mereka sangat aktif menentang kami di PBB. Mereka telah men desak dan kemudian membantu pemerintah Irak melawan kami. Mereka telah membawa kekuatan militer ke Teluk Persia. Semua usaha itu jelas-jelas memusuhi kami. Benarkah Iran membeli senjata senilai USS 1 juta dari Cina? Itu tidak betul. Kami memang punya hubungan baik dengan Cina. Sejak Revolusi Islam hubungan kami bahkan menjadi sangat dekat. Mereka yang menentang hubungan itu lalu menyebarluaskan propaganda buruk mengenai kami, termasuk soal berita pembelian senjata oleh Iran dari Cina. Boleh jadi, juga media-media Barat itu merujuk kepada senjata-senjata yang kami miliki. Kami memang punya senjata buatan berbagai negara, seperti buatan Cina, Soviet, dan beberapa negara Barat. Tapi senjata itu kami peroleh dari tentara Irak, yang kami kalahkan di daerah Iran atau di daerah Irak sendiri. Selain itu, dari mana Iran memperoleh senjata? Dari pasar bebas dunia, dan hasil produksi sendiri. Delapan puluh persen senjata Iran adalah produksi dalam negeri. Mengenai soal Palestina, bantuan apa saja yang diberikan Iran? Kami membantu orang-orang Palestina, baik secara politik maupun finansial. Pendek kata, apa pun yang mereka minta akan kami berikan. Termasuk bantuan sukarelawan? Tentu. Jika mereka membutuhkannya, kami siap untuk mengirimkannya. Kami percaya, rakyat Palestina memerangi Israel demi pembebasan tanah mereka. Mengenai perang Iran-Irak, maukah Iran melakukan pembicaraan dengan Irak? Kami mau penyelesaian yang terhormat untuk mengakhiri perang ini. Sejak awal perang telah kaml tetapkan, syarat pertama segala misi mencari jalan damai yang datang ke negara kami, mereka harus menyebut rezim Irak sebagai agresor. Mereka harus dihukum atas agresi yang dilakukan terhadap kami, dan membayar ganti rugi. Mengapa soal haji juga dikaitkan Iran dengan politik? Haji merupakan kegiatan penting Islam yang mengandung politik. Anda tak dapat memisahkan politik dari haji. Jika Anda ingin memecahkan masalah-masalah yang dihadapi umat Islam, di tempat inilah Anda bisa berkumpul dengan muslim lainnya, baik untuk melakukan negosiasi maupun untuk memberi tahu semua orang tentang musuh-musuh Islam. Apa yang dilakukan rakyat kami di haji adalah menyatakan, "Mampuslah Amerika, mampuslah Israel, mampuslah Uni Soviet." Karena mereka selalu menghantam kepentingan-kepentingan Islam. Israel menduduki Palestina. Amerika mendukung Israel sejak pertama mereka berdiri. Sejarah Islam menunjukkan tiap kali orang-orang muslim dihadapkan pada kesulitan, mereka biasanya membawa persoalan itu di haji, lalu mereka bicarakan dengan muslim yang lain, lalu mereka minta bantuan memecahkan persoalan itu. Anda tidak bisa bilang Islam tanpa politik, karena Islam tidak memisahkan agama dengan politik. Quran dan perintah-perintah Islam lainnya tidak hanya mengatur soal salat, puasa, tapi juga menyangkut soal jihad, berlaku baik, dan soal amar ma'ruf nahi munkar (menyeru kebaikan dan mencegah kejahatan). Jika Soviet juga dikecam, mengapa Iran kini justru mempererat hubungan dengan mereka? Hubungan resmi antara dua pemerintah dalam soal perdagangan jelas berbeda dengan posisi rakyat kami. Rakyat kami selalu menentang pendudukan Soviet di Afghanistan. Maka, rakyat kami biasa bilang, "Mampuslah Uni Soviet." Tapi itu tidak berarti memutuskan hubungan dengan mereka. Dua kapal Pertamina kabarnya belum lama ini ditembak Iran di Teluk Persia. Betulkah? Saya tak pernah mendengar itu. Saya baru dengar sekarang dari Anda.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus