Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Perjamuan terakhir di gedung biru

Wawancara dengan bekas Presiden Korea selatan Chun Doo-Hwan tentang persiapannya meningggalkan istana kepresidenan, hasil pemilu 16 desember 1987, kesempatan memperpanjang masa jabatan kepresidenan, dll.

5 Maret 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SETELAH menghuni Gedung Biru selama tujuh tahun, Jenderal Chun Doo Hwan, 57 tahun, meninggalkan istana kepresidenan itu 24 Februari lalu. Kini istana itu dihuni Roh Tae-Woo, yang memenangkan kursi presiden dalam pemilihan umum akhir 1987. Selama di Gedung Biru, menurut Chun, tidurnya tak pernah nyenyak. Maka, ia merasa heran, pendahulunya, Presiden Park Chung-Hee, yang terbunuh 1979, bisa betah selama 18 tahun di sana. Pada 7 Januari lalu, Chun mengadakan acara perpisahan dengan sejumlah wartawan di Gedung Biru. Berikut ini petikan wawancara Chun - yang dimuat dalam majalah Korea Newsreview terbitan 16 Januari. * Tentang persiapan meninggalkan Gedung Biru. Satu setengah bulan lagi saya harus meninggalkan gedung ini. Saya sengaja mengadakan acara perpisahan sekarang, karena saya akan sangat sibuk di hari-hari terakhir nanti. Saya merasa seperti seorang pelajar yang sangat sibuk menghadapi hari wisuda. Seluruh anggota keluarga saya siap berebut mengangkut buku-buku dan benda-benda lainnya ke rumah keluarga. Siang tadi saya mampir ke rumah keluarga saya di Yonhidong untuk melihak anak saya membongkar dan menyusun barang-barangnya. * Tentang hasil pemilu 16 Desember. Pembangunan demokrasi sangat penting, dan harus dicapai dengan segala cara. Tapi, yang lebih penting laki, rakyat harus hidup berkecukupan. Karena politik itu tujuannya untuk membuat rakyat bahagia, bebas, dan makmur. Saya mendengar dari laporan luar negeri, hasil pemilu kali ini dianggap sebagai kekalahan kekuatan komunis. Itu betul. Pengaruh komunisme memang sudah berakar dalam, meski tak tersebar luas. Tapi keberadaan komunis tak perlu diperhatikan, Korea Selatan tak mungkin jadi komunis. Dalam hal itu, pemilu lalu bisa diartikan sebagai kemenangan kekuatan demokrasi. * Tentang di hari-hari pensiun. Dari semua hal, yang paling saya benci adalah pepatah "berkepala naga berbuntut ular" - yang berarti orang hanya bekerja keras di saat awal, tapi jadi kendur di saat terakhir. Saya akan bekerja keras sampai hari terakhir. Sampai 24 Februari tengah malam saya akan tetap bertanggung jawab terhadap kelangsungan negara. * Tentang kesempatan memperpanjang masa jabatan kepresidenan. Tak sedikit orang yang berharap supaya saya memperpanjang masa jabatan kepresidenan. Ketika saya berkunjung ke Amerika Serikat pada 1985, seorang senator bahkan meminta saya agar memperpanjang masa jabatan sampai 1988 demi suksesnya Olimpiade Seoul. Saya juga mendengar permintaan serupa dalam sebuah pertemuan dengan para penyelenggara Olimpiade. Saya katakan pada mereka, "Setelah kematian Presiden Park Chung-Hee, tak banyak yang menginginkan orang seperti saya untuk menjadi presiden. Banyak orang di negara ini yang lebih baik dari saya. Rakyat bersatu padu ketika negara menghadapi waktu yang sulit. Siapa pun yang menggantikan saya, rakyat akan mempertahankannya sebagai pemimpin besar. Jadi, Anda tak perlu khawatir" * Tentang suka duka di Gedung Biru. Presiden Park menduduki kursi presiden selama 18 tahun. Saya senng bertanya-tanya, bagaimana dia bisa mempertahankan pekerjaan yang demikian menyakitkan dalam waktu demikian lama. Saya percaya, kalau saya mengatakan saya akan berada di sini sampai berakhirnya masa jabatan, rakyat akan mengerti dan melupakan kesalahan saya kalau memang ada. Tapi, sewaktu saya menyatakan akan menyerahkan jabatan di akhir masa jabatan. mereka malah merongrong dan menyerang saya dengan hebat. Untung, saya punya kesabaran tinggi untuk mengatasi situasi itu. Di negeri seperti Korea, dibutuhkan lebih banyak keberanian untuk melepas kekuasaan daripada memperolehnya. * Tentang Olimpiade Seoul. Bagaimanapun juga, Olimpiade Seoul harus sukses. Karena itu, akan jadi batu loncatan bagi kami membuka pasar di Uni Soviet, Cina, dan Blok Timur lainnya. Kalau kami bisa membuat usaha lebih jauh, kami akan menjadi salah satu negara industri terpenting di dunia. Empat atau lima tahun mendatang masa terpenting bagi kami. Saya percaya, hari itu akan datang ketika kami diberi kebebasan masuk ke negara-negara komunis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus