Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ito Hirobumi seorang samurai pertama yang menjabat sebagai Perdana Menteri Jepang. Ia samurai dari Domain Choshu. Samurai berarti aristokrat Jepang dari golongan kesatria. Ito Hirobumi menjabat Perdana Menteri Jepang pada 22 Desember 1885.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip Britannica, Ito Hirobumi termasuk salah satu tokoh yang mempegaruhi Jepang modern. Ia juga pakar negara yang paling berpengaruh dalam kemajuan Jepang selama masa-masa peralihan kekuasaan. Namun, Ito dianggap memiliki sikap cenderung memihak Barat. Sikap itu yang dianggap banyak pertentangan dari para samurai yang tak mau Jepang dimasuki pengaruh asing.
Profil Ito Hirobumi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ito Hirobumi lahir di Provinsi Su -sekarang di prefektur Yamaguchi, Jepang- pada 16 Oktober 1841. Ia menjebat perdana menteri sebanyak empat kali, yakni pada periode 1885–1888, 1892–1896, 1898, dan 1900–1901.
Saat masa mudanya, Ito Hirobumi salah satu negarawan paling terkenal di Era Meiji. Ito belajar di akademi swasta Shoin Yoshida, seorang penganjur kesetiaan kepada kaisar dan pengkritik tanggapan lemah pemerintahan militer bakufu terhadap Barat.
Pada 1859, dia pergi ke Edo -sekarang Tokyo- ketika dia bertemu dengan banyak loyalis samurai muda lainnya dan berpartisipasi dalam demonstrasi antiasing. Misalnya, seperti serangan terhadap kedutaan Inggris. Namun, Ito Hirobumi menyadari, tindakan antiasing yang kasar bukan kebijakan rasional. Ia memandangm Jepang perlu mengadopsi senjata dan teknologi Barat untuk bertahan.
Pada 1863, di bawah perintah penguasa Choshu, dia berlayar ke Eropa dan tinggal selama hampir setahun di London. Ia mempelajari Barat secara langsung. Pada 1864, Ito Hirbobumi menerima kabar tentang niat Barat untuk mengirim ekspedisi melawan Choshu, yang menentang perjanjian yang ditandatangani oleh bakufu.
Pada 1865, ia menyarankan perlawanan bersenjata terhadap ekspedisi bakufu melawan Choshu. Dia juga membantu memperkenalkan aliansi Satsuma-Choshu, yang berujung pada restorasi Meiji tahun 1868.
Karier Ito Hirobumi
Ito Hirobumi dinilai berperan penting membangun Jepang yang modern. Sebagai salah satu anggota muda dari pemerintahan kekaisaran baru, Ito memiliki andil dalam berbagai reformasi, termasuk pembentukan sistem mata uang desimal, pembangunan di Osaka, perbankan, dan membangun sistem komunikasi internal telegraf, rel kereta api, dan mercusuar.
Mengutip New World Encyclopedia, upaya terbesar dalam karier Ito dimulai pada Maret 1882. Ia berangkat ke Eropa untuk mempelajari sistem konstitusional. Dia menghabiskan sebagian besar waktunya di Berlin dan Wina, mempelajari detail teknis dan pembenaran teoretis dari sistem konstitusional Jerman.
Saat kembali ke Jepang, ia mulai bekerja untuk menyusun sistem politik baru yang akan mengakomodasi tekanan konservatif dalam pemerintahan untuk sistem monarki otokratis. Namun, memberikan alternatif modern dan terkini untuk model pemerintahan konstitusional Inggris yang dituntut oleh elemen liberal dan radikal di luar pemerintah.
Ito Hirobumi berkomitmen kuat dari mendiang oligarki Meiji untuk membuat eksperimennya berhasil. Mulanya sebagai penganjur pemerintahan yang bebas dari kendali partai-partai di majelis rendah. Ia secara bertahap menyadari membuat konstitusi berfungsi diperlukan kompromi dengan partai-partai.
Dia diyakinkan untuk perlu membentuk partai nasional, yang setia kepada kaisar dan berkomitmen pada kepentingan nasional daripada kepentingan partisan, yang akan mengontrol majelis rendah dan mendukung Kabinet. Setelah upaya yang gagal untuk membentuk partai semacam itu pada 1892, Ito mengorganisasi Seiyukai pada 1900. Upaya tersebut terbukti hanya berhasil sebagian.
Mengutip Encyclopedia, dalam urusan luar negeri, Ito Hirobumi menyukai kebijakan kehati-hatian diplomatik yang didukung kekuatan militer. Selama 1870-an dan 1880-an dia menyukai kompromi dengan Cina sehubungan dengan masalah Korea.
Ito Hirobumi khawatir dampak dari kebijakan lebih agresif terhadap sikap kekuatan asing di masalah revisi perjanjian. Pada 1894, setelah diplomat Mutsu Munemitsu berhasil menegosiasi revisi perjanjian dengan Inggris. Ito Hirobumi memimpin negaranya berperang dengan Cina yang mengakibatkan akuisisi Formosa (Taiwan) dan Pescadores sebagai koloni Jepang.
Perang juga melepaskan Korea dari pengaruh Cina, tapi meninggalkannya menjadi sasaran persaingan internasional antara Jepang dan Rusia. Ito Hirobumi menyarankan untyuk mencapai penyelesaian diplomatik dengan Rusia. Pada 1905, setelah Perang Rusia-Jepang, Ito dikirim ke Korea untuk merundingkan perjanjian yang mengubah Korea menjadi protektorat Jepang.
Dia suka menjadikan Korea sebagai protektorat Jepang dan mendorongnya untuk melakukan kebijakan reformasi internal dan Westernisasi. Dia menolak tuntutan dari Tokyo untuk pengambilan paksa, tapi pada saat yang sama berusaha menekan gerakan separatis di Korea. Pada 26 Oktober 1909, dia dibunuh di Stasiun Harbin. Tiga peluru dari senjata seorang pemuda nasionalis Korea mengarah ke tubuhnya.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.