Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Jalan pintas ke Yerusalem

Delegasi konsuler soviet dipimpin yevgeny antipov berkunjung ke israel. diduga ada hasrat uni soviet untuk berperan kembali di timur tengah. dan bukti nyata akan berubahnya sikap soviet terhadap israel.

25 Juli 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KE Timur Tengah Glasnost datang, demikian pendapat para pengamat dan diplomat di wilayah yang selalu bergolak itu. Satu kejutan terjadi di Yerusalem, ketika sebuah delegasi konsuler Soviet tiba, Rabu pekan lalu. Terdiri dari delapan orang, misi tidak resmi Uni Soviet itu adalah yang pertama, sejak hubungan kedua negara putus 20 tahun lalu. Bisakah ini disebut terobosan? Seorang juru bicara pemerintah Israel menolak anggapan bahwa kedatangan mereka pertanda makin menghangatnya hubungan Soviet-Israel. Tapi surat kabar Israel Haaretz malah mengutip ucapan Yossi Beilin, dirjen Departemen Luar Negeri, yang mengatakan, "Hanya orang buta saja yang tidak awas akan berbagai isyarat tentang membaiknya hubungan itu." Dia agaknya benar. Setiba di sana, ketua delegasi Yevgeny Antipov tak menunggu lama untuk mengadakan wawancara telepon di radio dengan para wartawan lokal. Di situ Antipov mengatakan, kedatangan rombongannya sama sekali tak ada hubungannya dengan masalah perang dan damai di kawasan itu, ataupun kemungkinan adanya hubungan diplomatik antara kedua negara. Misinya terbatas pada inventarisasi atas harta kekayaan milik Soviet di Israel, dan pembaruan paspor warga Soviet yang tinggal di negeri itu. Memang, ada tanah milik gereja ortodoks Rusia seluas 40 hektar. Di samping itu, masih banyak orang Yahudi Rusia yang beremigrasi ke Israel, tapi belum secara resmi melepaskan kewarganegaraan Soviet mereka. Secara resmi mungkin itulah yang akan diurus, tapi Antipov tak lupa mengatakan, "Perdamaian di Timur Tengah merupakan hal pertama yang mesti diusahakan. Namun, itu hanya bisa dlcapal dengan adanya suatu konperensl internasional, yang diikuti oleh semua pihak yang berkepentingan, serta anggota tetap Dewan Keamanan PBB." Tak pelak lagi, kunjungan delegasi Antipov merupakan bukti nyata akan berubahnya sikap Moskow terhadap Israel. Hal ini seiring dengan dihentikannya gangguan atas siaran radio bahasa Ibrani yang ditujukan ke Soviet, padahal siaran bahasa Rusia masih tetap diganggu. Sementara itu, Moskow melonggarkan persyaratan bagi warga Yahudi yang ingin meninggalkan Uni Soviet dan bermukim di Israel. Tak terlalu ganjil jika satu sumber dari Deplu Israel mengatakan dengan optimistis bahwa tak lama lagi suatu delegasi yang sama dari Israel akan mengadakan kunjungan balasan ke Uni Soviet. Secara umum, langkah Moskow untuk berbaik dengan Israel tak bisa dipisahkan dengan hasrat Uni Soviet untuk berperan kembali di Timur Tengah. Seperti diketahui, Mesir, 1972, di bawah Anwar Sadat, mengubah kebijaksanaan pendahulunya, Gamal A. Nasser. Tanpa kompromi, Sadat mengirim semua penasihat militer Soviet dan memutuskan segala pertalian dengan Moskow. Setahun kemudian, diplomasi Henry Kissinger memblokir setiap gerak langkah Soviet, hingga tak beroleh peluang untuk turut bermain dalam percaturan politik di kawasan itu. Kini pendekatan Moskow di Timur Tengah berubah. Sejak tahun 1973, langkah Moskow gagal -- hanya berhasil membina hubungan dengan negara-negara Timur Tengah radikal -- sedangkan kini rupanya ia mengambil diplomasi dua arah. Di samping pendekatan terhadap Israel, Maret tahun ini Moskow menawarkan penjadwalan kembali utang militer Mesir yang berjumlah œ 3 milyar. Saatnya sungguh tepat, diajukan sebulan sebelum persetujuan penjadwalan utang Mesir dengan IMF dan negara-negara Barat. Para diplomat Amerika mengatakan, ketika Presiden Assad dari Syria berkunjung ke Moskow musim semi lalu, para pemimpin Soviet mendesak agar ia memperlunak sikapnya. Kepada Assad -- sekutu terdekatnya konon Moskow menegaskan kebijaksanaan baru, yakni dengan upaya merangkul Mesir, Israel, maupun PLO, tanpa mempertimbangkan keberatan Syria. A. Dahana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus