KURSI sekretaris Partai Komunis Polandia sekarang tidak lagi
empuk. Selang 14 bulan sudah dua tokoh terguling dari situ.
Yaitu Edward Gierek dan Stanislaw Kania. Keduanya tidak mampu
menumpas Solidaritas--gerakan buruh bebas Polandia. Moskow
mehgecap gerakan ini "kontrarevolusi." "Saya gagal," kata Kania
di depan sidang Komite Sentral PKP di Warsawa, 18 Oktober. "Saya
mengundurkan diri."
Keputusan Kania yang agak mendadak itu sempat menggusarkan
partainya. Sebab tak gampang mencari tokoh yang layak
menggantikannya sekarang. Lagipula Kania, walau kurahg disukai
Uni Soviet, tak gagal total. Ketika diadakan pemungutan suara
mengenai pengunduran diri Kania hanya 108 dari 200 anggota
Komite Sentral yang menyetujuinya. "Habis, ia sudah tak bisa
dibujuk lagi," kata seorang peserta sidang itu.
Komite Sentral kemudian memilih Jenderal Wojciech Jaruelski
sebagai pengganti Kania. Ia, juga menjabat perdana menteri dan
menteri pertahanan, mendapat 180 suara. Untuk pertama kali,
sesudah Perang Dunia 11, Polandia dipimpin oleh seorang militer.
Ketua Solidaritas Lech Walesa pada saat terjadi pergeseran
pimpinan partai di Polandia sedang berada di Paris memenuhi
undangan Serikat Buruh Prancis. Jaruzelski semula dinilainya
tepat untuk memimpin Polandia.
Jaruzelski lahir (6 Juli 1923) dari keluarga petani kaya di
Polandia Tenggara. Ia memulai karir militernya sebagai tentara
bawah tanah Polandia yang pro-Komunis waktu Perang Dunia II
meletus. Walaupun bukan pahlawan legendaris, ia menjadi jenderal
termuda di Polandia, sejak berusia 33 tahun.
Tahun 1962, Jaruzelski diangkat sebagai deputi menteri
pertahanan enam tahun kemudian menjadi menteri penuh. Tapi ia
baru menarik perhatian orang waktu Polandia dilanda demonstrasi
menentang kenaikan harga pangan (1976). Ia menolak permintaan
pimpinan partai agar tentara dikerahkan menghadapi demonstran
seperti enam tahun sebelumnya. "Tentara Polandia tidak akan
dipergunakan menghadapi kaum pekerja," kata Jaruzelski.
Juga Jaruzelski menolak ketika sekretaris partai Gierek mencoba
lagi meminta bantuan tentara mengamankan demonstrasi yang telah
menjalar ke seluruh Polandia, Agustus 1980. Akibatnya, Gierek
jatuh dan Solidaritas muncul. Gerakan Solidaritas mendapat
pengakuan parlemen satu bulan kemudian.
Gierek lalu digantikan oleh Kania. Tapi Kania pun lemah
menghadapi Solidaritas. Tokoh yang diinginkan Uni Soviet waktu
itu sebetulnya Jaruzelski. Dia menolak, karena dia pun
pro-Kania.
Jaruzelski tampak berubah setelah ditunjuk sebagai sekretaris
partai. Ia bahkan mengancam akan memberlakukan keadaan darurat
militer jika Solidaritas meningkatkan aksi mogok mereka di
seluruh negeri. "Tak ada pilihan lain," katanya.
Makin Rawan
Walesa, sekembali dari Prancis, menemukan Polandia dalam keadaan
genting. Ia ingin berbicara blak-blakan dengan Jaruzelski.
Sementara Solidaritas pekan lalu mengumumkan rencana mengadakan
pe,mogokan nasional selama satu jam pada 28 Oktober sebagai
protes.
Jaruzelski menghimbau agar Solidaritas tidak akan memperburuk
situasi di Polandia yang belakangan ini memang makin rawan.
Kekurangan pangan sedang melanda seluruh negeri. Pemerintah saat
ini punya utang US$27 milyar pada perbankan dunia Barat, dan
tidak mampu lagi membeli pangan lebih b?nyak. Sementara bantuan
Soviet terbatas. Persoalan ialah apakah Walesa mampu melunakkan
sikap kawan-kawannya yang berhaluan keras.
Presiden Soviet Leonid Brezhnev memuji Jaruzelski, sambil
mendesaknya supaya membendung gerakan Solidaritas. Memang sudah
ada memorandum partai kepada Parlemen Polandia untuk mencabut
(sementara) hak mogok buruh. Hak ini diperoleh Solidaritas tahun
lalu. "Kita tidak mungkin membangun ekonomi jika pemogokan masih
melanda," kata anggota Politbiro PKP Albin Siwak. Sementara
Solidaritas makin galak dengan tuntutannya yang agak sukar
dipenuhi pemerintah.
Bagaimana bila Jaruzelski gagal? Edward Kuznetsov, seorang
pelarian dari Uni Soviet, meramalkan tentara Soviet akan
menyerbu Polandia. Kusnetsov, tahanan politik selama 16 tahun
dan baru dibebaskan 1979, berbicara di Sydney, Australia, minggu
lampau.
"Penyerbuan" Soviet diramalkan akan terjadi bila Solidaritas
benar-benar mengancam hegemoni Soviet di Eropa Timur, dan bila
partai di Polandia sudah tidak berdaya lagi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini