Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Jenderal moderat bersikap tegas

Stanislaw kania mengundurkan diri sebagai sekretaris partai komunis polandia, digantikan oleh jenderal wojciech jaruzelski yang moderat, tapi akan bersikap keras terhadap gerakan solidaritas.

31 Oktober 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KURSI sekretaris Partai Komunis Polandia sekarang tidak lagi empuk. Selang 14 bulan sudah dua tokoh terguling dari situ. Yaitu Edward Gierek dan Stanislaw Kania. Keduanya tidak mampu menumpas Solidaritas--gerakan buruh bebas Polandia. Moskow mehgecap gerakan ini "kontrarevolusi." "Saya gagal," kata Kania di depan sidang Komite Sentral PKP di Warsawa, 18 Oktober. "Saya mengundurkan diri." Keputusan Kania yang agak mendadak itu sempat menggusarkan partainya. Sebab tak gampang mencari tokoh yang layak menggantikannya sekarang. Lagipula Kania, walau kurahg disukai Uni Soviet, tak gagal total. Ketika diadakan pemungutan suara mengenai pengunduran diri Kania hanya 108 dari 200 anggota Komite Sentral yang menyetujuinya. "Habis, ia sudah tak bisa dibujuk lagi," kata seorang peserta sidang itu. Komite Sentral kemudian memilih Jenderal Wojciech Jaruelski sebagai pengganti Kania. Ia, juga menjabat perdana menteri dan menteri pertahanan, mendapat 180 suara. Untuk pertama kali, sesudah Perang Dunia 11, Polandia dipimpin oleh seorang militer. Ketua Solidaritas Lech Walesa pada saat terjadi pergeseran pimpinan partai di Polandia sedang berada di Paris memenuhi undangan Serikat Buruh Prancis. Jaruzelski semula dinilainya tepat untuk memimpin Polandia. Jaruzelski lahir (6 Juli 1923) dari keluarga petani kaya di Polandia Tenggara. Ia memulai karir militernya sebagai tentara bawah tanah Polandia yang pro-Komunis waktu Perang Dunia II meletus. Walaupun bukan pahlawan legendaris, ia menjadi jenderal termuda di Polandia, sejak berusia 33 tahun. Tahun 1962, Jaruzelski diangkat sebagai deputi menteri pertahanan enam tahun kemudian menjadi menteri penuh. Tapi ia baru menarik perhatian orang waktu Polandia dilanda demonstrasi menentang kenaikan harga pangan (1976). Ia menolak permintaan pimpinan partai agar tentara dikerahkan menghadapi demonstran seperti enam tahun sebelumnya. "Tentara Polandia tidak akan dipergunakan menghadapi kaum pekerja," kata Jaruzelski. Juga Jaruzelski menolak ketika sekretaris partai Gierek mencoba lagi meminta bantuan tentara mengamankan demonstrasi yang telah menjalar ke seluruh Polandia, Agustus 1980. Akibatnya, Gierek jatuh dan Solidaritas muncul. Gerakan Solidaritas mendapat pengakuan parlemen satu bulan kemudian. Gierek lalu digantikan oleh Kania. Tapi Kania pun lemah menghadapi Solidaritas. Tokoh yang diinginkan Uni Soviet waktu itu sebetulnya Jaruzelski. Dia menolak, karena dia pun pro-Kania. Jaruzelski tampak berubah setelah ditunjuk sebagai sekretaris partai. Ia bahkan mengancam akan memberlakukan keadaan darurat militer jika Solidaritas meningkatkan aksi mogok mereka di seluruh negeri. "Tak ada pilihan lain," katanya. Makin Rawan Walesa, sekembali dari Prancis, menemukan Polandia dalam keadaan genting. Ia ingin berbicara blak-blakan dengan Jaruzelski. Sementara Solidaritas pekan lalu mengumumkan rencana mengadakan pe,mogokan nasional selama satu jam pada 28 Oktober sebagai protes. Jaruzelski menghimbau agar Solidaritas tidak akan memperburuk situasi di Polandia yang belakangan ini memang makin rawan. Kekurangan pangan sedang melanda seluruh negeri. Pemerintah saat ini punya utang US$27 milyar pada perbankan dunia Barat, dan tidak mampu lagi membeli pangan lebih b?nyak. Sementara bantuan Soviet terbatas. Persoalan ialah apakah Walesa mampu melunakkan sikap kawan-kawannya yang berhaluan keras. Presiden Soviet Leonid Brezhnev memuji Jaruzelski, sambil mendesaknya supaya membendung gerakan Solidaritas. Memang sudah ada memorandum partai kepada Parlemen Polandia untuk mencabut (sementara) hak mogok buruh. Hak ini diperoleh Solidaritas tahun lalu. "Kita tidak mungkin membangun ekonomi jika pemogokan masih melanda," kata anggota Politbiro PKP Albin Siwak. Sementara Solidaritas makin galak dengan tuntutannya yang agak sukar dipenuhi pemerintah. Bagaimana bila Jaruzelski gagal? Edward Kuznetsov, seorang pelarian dari Uni Soviet, meramalkan tentara Soviet akan menyerbu Polandia. Kusnetsov, tahanan politik selama 16 tahun dan baru dibebaskan 1979, berbicara di Sydney, Australia, minggu lampau. "Penyerbuan" Soviet diramalkan akan terjadi bila Solidaritas benar-benar mengancam hegemoni Soviet di Eropa Timur, dan bila partai di Polandia sudah tidak berdaya lagi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus