Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kandidat Presiden AS dari Partai Demokrat, Michael "Mike" Bloomberg berjanji akan melepas kepemilikan perusahaannya apabila terpilih. Dengan kata lain, Bloomberg tidak akan mengikuti langkah Presiden Amerika Donald Trump yang enggan melepaskan kepemilikan perusahaannya.
"Kami ingin 180 derajat berbeda dari Donald Trump perihal kemungkinan konflik kepentingan," ujar penasihat kampanye Bloomberg, Tim O'Brien, sebagaimana dikutip dari South China Morning Post, Rabu, 19 Februari 2020.
Bloomberg diketahui memiliki berbagai perusahaan yang bergerak di jasa keuangan dan non keuangan. Salah satu yang terkenal adalah perusahaan media, dinamai Bloomberg, yang berfokus pada berita dan isu ekonomi.
Bloomberg sudah memikirkan mekanisme pelepasan kepemilikannya. Rencananya, ia akan mempercayakan sahamnya kepada Blind Trust (wali independen) yang kemudian bertanggung jawab untuk penjualannya.
Jika saham itu laku, Bloomberg akan menyumbangkan hasilnya ke Bloomberg Philanthropies. Bloomberg Philanthropies sendiri adalah organisasi amal yang menyumbang bantuan untuk penanganan perubahan iklim, ketersediaan air bersih, dan ketersediaan layanan kesehatan.
"Menurut kami, apa yang dilakukan Trump adalah salah satu contoh terburuk dari kepemimpinannya. Ia enggan melepaskan dirinya dari potensi konflik kepentingan. Sementara itu, kami ingin bersikap transparan dan bersih kepada calon pemilih," ujar O'Brien.
Rencana Bloomberg melepaskan saham kepemilikannya bukan hal baru. Ia pernah menyampaikan hal itu di tahun 2018. Saat itu, Bloomberg belum menyatakan diri akan ikut dalam kontestasi Pemilu AS 2020. Hanya saja, ketika ditanya apakah dirinya siap melepas saham kepemilikannya, Bloomberg menyatakan siap kala itu.
Saat menjadi Mayor New York, Bloomberg tidak melepas saham kepemilikannya. Namun, ia mundur dari posisi yang ia emban di berbagai perusahaan yang ia miliki. Salah satunya CEO dari perusahaan media Bloomberg.
Berbagai analis menduga alasan pelepasan saham kepemilikan ini sebagai persiapan debat di Las Vegas. Apabila Bloomberg tidak berniat melepas perusahaannya, analis memprediksi ia akan menjadi sasaran empuk kompetitornya. Terutama, jika agenda utama rival-rivalnya adalah untuk menjadi berbeda dari Trump.
Adapun dalam proses nominasi kandidat Presiden AS dari Demokrat, Bloomberg masih tertinggal jauh dari peserta lainnya. Di posisi puncak, Pete Buttigieg dan Bernie Sanders saling susul, sementara tiga posisi di bawahnya dikuasai oleh Elizabeth Warren, Amy Klobuchar, serta Joe Biden.
ISTMAN MP | SOUTH CHINA MORNING POST
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini