Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan di Vietnam memenjarakan seorang jurnalis perempuan dan kritikus terkemuka selama sembilan tahun pada Selasa karena dituduh melakukan aktivitas anti-negara, kata pengacaranya dan media pemerintah, dalam kasus yang menarik perhatian kelompok hak asasi manusia internasional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pham Doan Trang, yang menerbitkan materi secara luas tentang hak asasi manusia dan dugaan kebrutalan polisi di Vietnam, dihukum karena "melakukan propaganda melawan negara" oleh Pengadilan Hanoi, menurut tim hukumnya dan media yang dikendalikan negara, dikutip dari Reuters, 15 Desember 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meskipun adanya reformasi ekonomi dan peningkatan keterbukaan terhadap perubahan sosial, Partai Komunis Vietnam sebagai penguasa tunggal telah mempertahankan sensor media yang ketat dan mentolerir sedikit kritik.
Panggilan Reuters ke pengadilan untuk meminta konfirmasi putusan tidak dijawab.
"Itu adalah hukuman yang sangat panjang, mendekati hukuman maksimum untuk kegiatan semacam itu," kata salah satu pengacaranya, Nguyen Van Mieng, menambahkan bahwa Trang tidak mengaku bersalah di persidangan dan mereka akan bertemu nanti untuk membahas kemungkinan banding.
Trang, 43 tahun, ditahan beberapa jam setelah dialog tahunan hak asasi manusia AS-Vietnam pada Oktober tahun lalu, penangkapan yang menurut Kedutaan AS dapat berdampak pada kebebasan berekspresi.
Dang Dinh Manh, anggota lain dari tim hukumnya, mengatakan hukuman sembilan tahun itu berat.
"Para hakim bersikeras bahwa kegiatan Trang berbahaya bagi masyarakat dan pemerintah," kata Manh.
Jurnalis Pham Doan Trang diadili di Pengadilan Rakyat Hanoi, Vietnam, pada 14 Desember 2021.[Radio Free Asia]
Amerika Serikat mengutuk hukuman tersebut dan meminta pemerintah untuk membebaskan Trang, menambahkan bahwa setiap orang harus diizinkan untuk mengekspresikan pandangan secara bebas dan tanpa takut akan pembalasan.
"Kami juga mendesak pemerintah untuk memastikan hukum dan tindakannya konsisten dengan ketentuan hak asasi manusia dari Konstitusi Vietnam dan kewajiban dan komitmen internasional Vietnam," kata Departemen Luar Negeri AS.
Phil Robertson, wakil direktur Asia di Human Rights Watch, menyebut putusan itu sebagai hukuman yang tidak dapat diterima bagi seorang perempuan pemberani yang hanya mengutarakan pikirannya.
"Pemenjaraan seorang reformis berkomitmen yang didedikasikan untuk mengkampanyekan hak asasi manusia, pemerintahan yang baik dan keadilan, adalah dakwaan yang mencerminkan ada sesuatu yang salah dengan otoriter Vietnam hari ini," katanya.
"Dalam masyarakat demokratis, ide-ide dan tulisan-tulisan Trang yang produktif akan dikagumi dan dipuji daripada dikriminalisasi," tambah Phil.
Pada Mei 2016, polisi menahan dan mencegah Trang menghadiri pertemuan dengan AS saat itu. Presiden Barack Obama, yang telah mengundangnya untuk bergabung dengannya di sebuah forum aktivis.
Dua tahun kemudian, jurnalis Vietnam itu ditahan setelah bertemu dengan delegasi Eropa yang sedang mempersiapkan dialog hak asasi manusia tahunan UE-Vietnam.
REUTERS