Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DALAM nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus." Seiring Doa Tanda Salib ini, ujung jari telunjuk 100 pria berjubah hitam itu menyentuh dahi, dada, lalu bahu kiri-kanansimbol salib. Pagi itu, Selasa pekan lalu, mereka khusyuk mendaras doa di salah satu ruang kuliah Athenaeum Pontificum Regina Apostolorum, yang juga populer dengan sebutan Universitas Vatikan. Seusai mendoa, kuliah dimulai. Mata kuliah hari itu adalah exorcism. Inti mata kuliah ini adalah memberikan pengetahuan kepada para pastor Katolik untuk membersihkan seseorang atau suatu tempat dari kekuatan setan atau roh jahat.
"Kontak apa pun dengan ilmu gaib amat berbahaya," kata Pastor Gabrielle Nanni. Dia salah satu dosen yang mengajar mata kuliah tersebut. Kuliah tentang pengusiran roh-roh jahat ini digelar setelah Paus Yohanes Paulus II di Vatikan Roma merestui exorcism sebagai mata kuliah baru dalam pendidikan pastoral. Materi kuliah meliputi cara-cara mengusir roh jahat, sejarah aliran setan dalam konteks Injil. Juga aspek psikologi dan hukum dalam menangani praktek-praktek roh jahat. Para mahasiswa mata kuliah ini diwajibkan ikut seminar di Athenaeum tentang karya-karya pastoral dan spiritual (dalam hal memberantas roh jahat) serta liturgi pengusiran setan.
Para pastor eksorsis (pengusir setanRed.) senior dilibatkan sebagai pengajar. Selama ini para padri yang mahir di bidang pengusiran setan memang tak menonjolkan diri, bahkan cenderung menghindari publikasi. Maklum, cara kerja mereka agak mirip tayangan dalam film-film di Hollywood dan kisah di novel-novel misteri. Ada ritual doa, memanfaatkan salib atau tasbih, dan percikan air baptis. Di Italia, secara keseluruhan sudah ada 300 pastor eksorsis.
Pastor Giulio Savoldi, eksorsis gaek dari Kota Milan, Italia, adalah salah satu dosen luar biasa di Athenaeum. Dia mendidik dengan modal pengalaman praktek 20 tahun. Tak ada teori-teorian. Yang penting, calon eksorsis ini mendapat "panggilan", harus bijaksana, tahu cara mengumpulkan daya dari dirinya sendiri tetapi juga dari Tuhan. "Keajaiban (kemampuan mengusirRed.) itu dari Tuhan," kata Savoldi.
Pengusiran setan sejatinya telah dikenal dalam tradisi Kristiani sejak 400 tahun silam. Pada abad ke-18, "ilmu" ini tenggelam dalam era pencerahan, pengetahuan, dan filosofi modern. Gereja Katolik Roma baru geger membincangkannya lagi saat William Friedkin meluncurkan filmnya yang berjudul The Exorcist pada 1973. Film ini bercerita kehidupan anak-anak berkekuatan roh setan dengan ritual seks bebas. Gereja Katolik menentang penayangannya. Di Inggris, film ini batal diputar. Exorcism juga berkembang menjadi materi kuliah psikiatri dan sosiologi di beberapa perguruan tinggi Katolik di dunia, seperti Universitas Gregoriana, Roma, dan Universitas Fordham, New York.
Belakangan, ada kasus anyar menggelitik Vatikan. Tujuh penganut aliran setan dari band cadas "Beasts of Satan" terlibat ritual pembunuhan dua gadis belia 19 tahun di Milan. Kasus tersebut akan disidangkan pekan ini. Menanggapi hal itu, Pastor Paolo Scafaroni, Rektor Regina Apostolorum, berkomentar begini: "Hal ini (exorcism) muncul sebagai respons meningkatnya aliran setan, ilmu gaib, sihir, dan pengalaman-pengalaman mistik."
Kaum muda memang kelompok yang paling dicemaskan oleh gereja-gereja di Italia. Mereka dianggap kelompok yang paling rentan dalam menerima godaan dan pengaruh aliran-aliran setan. Pengawas parlemen di Italia mencatat ada 1.000 aliran sesat yang tersebar di seantero negeri itu sekarang. Pada 1999, petinggi Gereja Katolik di Vatikan dikabarkan mulai pikir-pikir agar ilmu pengusiran setan diresmikan dalam pendidikan pastoral, untuk menghadang bangkitnya aneka aliran sesat.
Adalah Legiun Kristuskelompok karismatik yang bermula di Meksiko pada 1941yang merintis kembali pengusiran setan. Legiun ini, yang punya hubungan dekat dengan Paus Yohanes Paulus II, yakin bahwa percaya setan bisa merasuki jiwa manusia setiap saat dan harus ditumpas. Pujian pun datang dari berbagai penjuru dunia. Salah satunya dari Pastor Gabriele Amorth, 79 tahun, dari Milan. "Ini akhir aliran setan."
Eduardus Karel Dewanto (AP/AFP/The Herald/BBC)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo