Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari Tawi-Tawi, kota kecil nun di Filipina Selatan, intel Manila menguntit dua orang ini: Mohamad Nasir dan Mohamad Yusuf Karim. Menumpang pesawat domestik, keduanya berangkat ke Zamboanga. Niatnya, dari sana mereka menyambung perjalanan ke suatu tempat lain entah ke mana. Belum sempat keduanya berlalu, polisi datang membekuk. Bagasi mereka digeledah. Hasilnya? Bahan peledak jenis TNT memenuhi koper mereka. "Juga, sebuah pistol kaliber sembilan milimeter," kata Kolonel Leovoldo Batawil, juru bicara Kepolisian Filipina, kepada Tempo via telepon genggamnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo