Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Cina Berharap Donald Trump Pilih Kerja Sama, Bukan Konfrontasi

Kementerian Luar Negeri Cina berharap pemerintahan Donald Trump mau memprioritaskan kerja sama ketimbang konfrontasi

21 Januari 2025 | 08.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi perang dagang Amerika Serikat dan Cina. Businessturkeytoday.com/

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Cina berharap Presiden ke-47 Amerika Serikat (AS) Donald Trump memilih untuk bekerja sama dengan Cina, bukan konfrontasi. Sebab kedua negara akan memperoleh keuntungan dari kerja sama dan menuai kerugian dari konfrontasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami selalu percaya bahwa perkembangan hubungan China-AS yang mantap, sehat, dan berkelanjutan akan melayani kepentingan bersama kedua negara dan merupakan hal yang diharapkan oleh masyarakat internasional," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Mao Ning dalam konferensi pers di Beijing pada Senin, 20 Januari 2025, menjelang pelantikan Donald Trump sebagai Presiden ke-47.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mao Ning menyebut, Kementerian Luar Negeri Cina mengikuti prinsip saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, dan kerja sama yang saling menguntungkan, Cina siap bekerja sama dengan pemerintah AS yang baru untuk meningkatkan dialog dan komunikasi dan mengelola perbedaan dengan baik.

"Kami siap mengamankan kemajuan yang lebih besar dalam hubungan China-AS dari titik awal yang baru, memperluas kerja sama yang saling menguntungkan, menemukan cara yang tepat bagi kedua negara untuk hidup berdampingan di era baru dan membawa manfaat bagi kedua negara dan dunia," ujarnya.

Trump mengambil sumpah jabatan dipimpin oleh Ketua Mahkamah Agung John Roberts. JD Vance kemudian mengambil sumpah jabatan sebagai Wakil Presiden AS periode 2025-2029 dan dilanjutkan dengan penyampaian pidato pelantikan oleh Trump sebagai Presiden AS periode 2025-2029.

Dalam pidato pelantikannya, Trump mengatakan akan segera mengesahkan aturan terkait penetapan status darurat nasional di perbatasan bagian selatan Amerika Serikat untuk menghentikan migrasi ilegal. Menurut Trump, pemerintahannya akan memulangkan jutaan warga asing ilegal ke tempat asalnya serta engesahkan kartel narkoba ke dalam daftar organisasi teroris.

Hal lain yang disampaikan adalah Trump ingin mengganti nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika dan mengambil kembali Terusan Panama dari negara Panama, seraya menambahkan bahwa AS menghabiskan lebih banyak uang dan kehilangan 38 ribu jiwa dalam pembangunan Terusan Panama. Terkait kondisi ekonomi AS, Trump menyebut AS sedang dalam kondisi darurat energi nasional karena adanya pengeluaran besar-besaran dan kenaikan harga energi yang menyebabkan krisis inflasi di AS.

Untuk itu, ia akan mengakhiri Green New Deal dan mencabut mandat kendaraan listrik untuk menyelamatkan industri otomotif AS sehingga masyarakat AS bebas untuk memproduksi dan membeli jenis mobil apapun. Trump juga akan mengenakan tarif pajak kepada negara asing, dengan tujuan untuk memperkaya lagi negara AS.

Sumber: Antara 

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus