Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kania dan penyakit polandia

Stanislaw kania diangkat sebagai pemimpin partai menggantikan gierek (menderita penyakit jantung), diwaktu polandia sedang mengalami krisis perburuhan/buruh-buruh melancarkan mogok.(ln)

20 September 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEJARAH suka berulang di Polandia, terutama menyangkut pemimpin Partai Komunis. Wladyslaw Gomulka menaiki tangga kekuasaan ketika kaum butuh resah tahun 1956. Ia terguling waktu kerusuhan kaum buruh terjadi lagi tahun 1970 yang tak bisa dikendalikannya, hingga bangkit Edward Gierek. Dan Gierek pun terjungkir akhirnya karena gerakan kaum buruh yang menuntut perbaikan nasib. Krisis perburuhan melanda Polandla dalam dua bulan terakhir ini, setelah pemerintahan Gierek menaikkan harga daging. Pada mulanya para pekerja galangan kapal Lenin di Gdansk mogok. Dari Gdansk, di pantai Baltik, pemogokan itu menular ke mana-mana termasuk pusat tambang batu bara Silesia, Katowice, yang membuat ekonomi negeri itu lumpuh. Dalam perkembangannya mereka bukan lagi mogok karena kenaikan harga dan meminta tambahan upah, tapi menuntut pula kebebasan berserikat dan hak mogok. Gierek mengulur dan menempuh jalan musyawarah. Lech Walesa, pekerja listrik berusia 37, membuktikan dirinya tangguh membela kepentingan buruh. Ia disegani dan berwibawa. "Ketua yang terhormat," demikian ucap Mieczyslaw Jagielski, yang mewakili pemerintah, terhadap Walesa dalam perundingan. Suatu Minggu petang, akhir Agustus, kedua pihak menandatangani dokumen dalam suatu upacara di Gdansk. Banyak orang Polandia, yang menyaksikan kejadian itu lewat teve, seolah bermimpi dan bertanya apakah ini benar. Tak pernah terpikir, ketika mereka mulai mogok 17 hari sebelumnya, persetujuan begitu akan tercapai. Dokumen itu mengakui hak mogok kaum buruh dan eksistensi serikat buruh yang bebas dari ikatan Partai Komunis. Belum pernah itu diakui dalam negeri lain yang masuk kubu Soviet. Tapi Edward Gierek, 67 tahun, tak lama kemudian (5 September) diberitakan menderita serangan jantung dan dirawat di rumah sakit. Sebagian besar pekerja yang tadinya mogok -- sekitar 600.000 pada puncaknya -- baru saja mulai aktif kembali. Dan Sejm (parlemen) baru hendak membicarakan persetujuan tentang perburuhan itu. Kondisi Gierek persis seperti Gomulka yang juga jatuh sakit 10 tahun lalu. Ketika berita itu tersiar, banyak orang segera menduga bahwa kekuasaan Gierek berakhir. Memang tanpa membuang waktu lagi, komite sentral partai mengangkat Stanislaw Kania sebagai sekretaris pertama, menggantikan Gierek. Kania, bekas kepala polisi, belum begitu dikenal di luar Polandia. Pidato pertamanya sebagai pemimpin Polandia disampaikannya dalam sidang komite sentral partai. Orang lain membacakannya untuk siaran televisi, suatu pertanda ia buat sementara, belum mau menonjolkan diri. Memang ia, seperti dinyatakannya, ingin "kearifan kolektif" berlangsung dalam pimpinan negara. Partai Komunis pimpinan Kania mengakui kesalahan di zaman Gierek yang sempat terpisah dari kelas pekerja. Perundingan dengan pihak buruh baru-baru ini dianggapnya suatu usaha memperbaiki kesalahan tadi. Dengan tersingkirnya Gierek, pimpinan partai tampaknya dapat kebebasan dalam merumuskan kebijaksanaan baru dan mengadakan perubahan seperlunya. "Tugas terpenting ialah memulihkan kercayaan rakyat pada partai," kata Kama. Tak kurang pentingnya ialah pimpinan baru itu ingin meyakinkan tetangga, Uni Soviet, bahwa Partai Komunis Polandia sanggup mengatasi keadaan. Hari-hari terakhir ini selalu ada kekhawatiran dunia akan kemungkinan barisan tank Soviet memasuki Warsawa. Praha melalaminya dalam tahun 1968, ketika partai di Cekoslovakia tak mampu menekan gerakan kebebasan. Harian Pravda, suara partai di Moskow, telah menuduh bahwa "unsur antisosialis" menghasut kaum buruh Polandia. "Unsur anti-sosialis" itu, tulis Pravda, berhubungan dengan "pusat-pusat subversi Barat" untuk "mengalihkan Polandia" dari haluan komunis. Tuduhan Moskow seperti itu tak mengherankan lagi. Gerakan buruh Polandia itu memang menunjukkan suatu erosi, kemunduran sistem komunis. Sesudah Gdansk, berbagai kalangan profesi -- seperti penulis, guru, dosen dan artis -- menyuarakan pula tuntutan kebebasan, yang oleh Moskow dianggap suatu "penyakit Polandia" yang dikhawatirkannya akan menular ke negara Eropa Timur lainnya. Tapi Polandia (berpenduduk 35 juta) memang sakit, yaitu ekonominya. Utangnya mencapai US$ 20 milyar. Di mata bankir, negara itu hampir bangkrut. Pencicilan utang tahun lalu (sebagian besar ke negara Barat) harus dilakukannya sebanyak lebih 90% dari hasil ekspornya (bandingkan dengan Indonesia, di bawah 20%). Pemogokan buruhnya ditaksir merugikan ekspornya sebanyak US$ 500 juta. Sedang tambahan upah (sekitar 10%) ditaksir akan mencapai US$ 3,3 milyar -- jika pemerintah sesungguhnya mengabulkan tuntutan buruh. Banyak duit akan beredar, sedang barang konsumen dan pangan tak cukup tersedia untuk menyedotnya. Wakil PM Jagielski, yang tadinya berunding di Gdansk, memimpin delegasi Warsawa ke Moskow pekan lalu guna menjelaskan kesulitan Polandia. Walaupun menyetujui penggantian Gierek oleh Kania, Kremlin belum terdengar buktinya akan membantu meringankan beban ekonomi Polandia. Sedang pemerintah Amerika Serikat sudah menjanjikan bantuan gandumnya dalam jumlah besar. Bahkan Presiden Carter menghimbau negara Barat lainnya supaya ikut membantu Polandia. Tapi Kania di Barat belum dikenal seperti Giereks, yang suka membaca harian Prancis Le Monde. Adalah Gierek yang menggalakkan perdagangan Polandia dengan Barat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus