Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Karena ulster masih propinsi

Lord mountbetten terbunuh, 18 tentara inggris tewas dan sebelumnya seorang anggota parlemen meninggal akibat ledakan bom ira. ira ingin merdeka dari kekuasaan inggris. (ln)

8 September 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SAYA sudah menikmati lucunya kehidupan ini dan saya siap untuk menikmati lucunya kematian." Lord Mountbatten berbicara begitu sebulan sebelum dia meninggal akibat ledakan bom di kapal pesiarnya Shadow Five kepada Daily Express. Namun kematiannya memang bukan sesuatu yang lucu. Adalah Lord Mountbatten, Panglima Tentara Sekutu ketika perang dunia II yang menerima penyerahan tentara Jepang di Singapura tahun 1945. Hari itu, dia sekeluarga berlibur musim panas di Mullaghmore, sebuah kampung pantai yang masih wilayah Republik Irlandia dekat perbatasan Irlandia Utara. Ini merupakan kebiasaannya sejak 30 tahun terakhir. Mountbatten yang gemar memancing itu sekali ini rupanya tak menyadari kalau sebuah bom seberat 24 kg berada di kapal pesiarnya. Bom itu dikendalikan dari pantai. Dan Tentara Republik Irlandia (IRA) menJaku bertanggung jawab terhadap pembunuhan tersebut. Bersamaan harinya (27 Agustus) dengan terbunuhnya Mountbatten, 18 orang tentara Inggeris juga tewas akibat ledakan bom di dekat Belfast, ibukota Irlandia Utara. Juga ini dilakukan oleh kelompok IRA. Selama ini mereka memang sudah dikategorikan sebagai kelompok teroris. Maret lalu, Airey Neave, anggota Parlemen dari Partai Konservatif meninggal akibat ledakan bom di mobilnya ketika dia baru keluar dari gedung parlemen di London. Begitu pula dengan Duta-besar Inggeris untuk Belanda, Sir Richard Skyes, dibunuh oleh kelompok IRA pada bulan yang sama. Bahkan mereka telah berjanji 'berjuang sampai mati' untuk mengusir Inggeris. Irlandia Utara -- biasa juga disebut Propinsi Ulster menempati seperenam luas pulau Irlandia--sejak 10 tahun lalu diduduki tentara Inggeris karena permusuhan kaum Protestan dan Katholik Bagian selatannya adalah negara Republik Irlandia yang merdeka. Sedang IRA yang mendapat dukungan umat Katholik sudah lama menuntut supaya Irlandia Utara, di mana kaum Protestan merupakan mayoritas, juga bebas dari kekuasaan Inggeris. Tapi kaum Protestan umumnya ingin supaya Ulster tetap adi suatu propinsi dalam Kerajaan Inggeris. Dengan kematian Lord Mountbatten tampaknya pemerintahan Margaret Thatcher akan bersikap lebih keras untuk mempertahankan Ulster. Walaupun selama 10 tahun terakhir ini korban jiwa telah mencapai 2000 orang. Undangan Gubernur New York, Hugh Carey, untuk membicarakan masa depan Ulster ini telah ditolak pemerintah Inggeris. Yang jelas masyarakat Katholik Irlandian Utara yang sudah lama merindukan kedatangan Paus, kali ini terpaksa keccwa. Kejadian terakhir rupanya menyebabkan Paus John Paul 11 mengurungkan maksudnya untuk berkunjung ke Irlandia. Semula Paus direncanakan akan singgah pada akhir September dalam rangka perjalanannya ke AS. Dengan makin gencarnya gerakan teror IRA ini berbagai kalangan di Inggeris kembali mempertanyakan apakah hukuman mati yang selama ini sudah dihapuskan perlu diadakan lagi. Eldon Griffiths, anggota Konservatif di parlemen, mengemukakan bahwa kematian Lord Mountbatten mungkin akan mendorong parlemen menghidupkan kembali hukuman mati, khusus bagi teroris. Namun ini mungkin saja akan mendapat tantangan keras, terutama dari Amnesty International yang berpusat di London. Organisasi ini merupakan penganjur utama supaya dihapuskannya hukuman mati di seluruh dunia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus