Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kasur Hangat, Kue Ulang Tahun, dan Semangkuk Nasi

Kebahagiaan bagi Duangpetch Promthep sederhana saja. Kue ulang tahun, semangkuk nasi berlauk daging babi, kasur yang hangat, serta perjalanan membeli telepon seluler baru.

21 Juli 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kasur Hangat, Kue Ulang Tahun, dan Semangkuk Nasi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kebahagiaan bagi Duangpetch Promthep sederhana saja. Kue ulang tahun, semangkuk nasi berlauk daging babi, kasur yang hangat, serta perjalanan membeli telepon seluler baru. "Kasur saya terasa nikmat," kata remaja 13 tahun yang karib dipanggil Dom itu kepada Reuters, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dom adalah kapten tim sepak bola Wild Boars asal Thailand yang menjadi perhatian publik dunia karena sempat terjebak selama lebih dari dua pekan di sebuah gua terbesar di negara tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setelah upaya penyelamatan dramatis dan sempat dirawat di rumah sakit, tim sepak bola tersebut-terdiri atas 12 bocah laki-laki lain berusia 11-16 tahun dan pelatih berusia 25 tahun-akhirnya kembali ke rumah masing-masing pada Rabu lalu.

"Ketika saya pertama kali pulang ke rumah, ada begitu banyak orang yang menunggu saya. Saya sangat terkejut," ujar Dom, yang disambut oleh kerabat hingga jauh-jauh dari Cina.

Makanan pertamanya adalah semur daging babi dengan nasi. Ini adalah hidangan yang dia rindukan selama terdampar di dalam gua, ketika ia dan anak-anak lain tidak makan selama berhari-hari dan hanya bertahan hidup dengan air yang menetes dari stalaktit.

Dom juga meniup lilin perayaan ulang tahun ke-13 pada 3 Juli lalu, sehari setelah anak-anak itu ditemukan oleh dua penyelam Inggris sekitar 4 kilometer di dalam gua.

Dom, yang tinggal bersama bibi, paman, dan neneknya, menulis di Facebook bahwa dia harus membuat akun baru karena banyaknya permintaan pertemanan kepadanya. Dia juga membeli telepon seluler baru untuk menggantikan miliknya yang hilang di dalam gua.

Ia dan rekan-rekannya yang lain juga mulai belajar magang menjadi biarawan Buddha untuk menghormati Samarn Kunan. Ia adalah penyelam sukarelawan dan mantan anggota angkatan laut Thailand yang kehilangan nyawanya selama misi penyelamatan mereka.

"Ini hal yang sangat penting untuk dilakukan," Dom menegaskan. REUTERS | SITA PLANASARI AQUADINI

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus