Kebakaran Menewaskan 44 Orang di Tokyo

MUSIBAH memang tak pernah memilih tempat. Kali ini pengunjung distrik hiburan Shinjuku, Tokyo, menjadi korban. Sebuah diskotek di wilayah Kabukicho tiba-tiba meledak dan menimbulkan kobaran api. Ratusan pengunjung yang berada di dalam kontan panik dan berdesak-desakan mencari jalan keluar. Namun, lantaran jalan keluar cuma satu dan terlalu sempit, 44 orang yang tak berhasil lolos akhirnya tewas terbakar. ”Mereka meninggal karena terbakar atau tercekik asap,” kata seorang juru bicara polisi Shinjuku. Beberapa orang lainnya berhasil selamat tapi menderita cedera karena melompat dari lantai tiga gedung tersebut. Petugas kebakaran menduga ledakan berasal dari kebocoran pipa gas di lantai tiga. Di lantai yang merupakan tempat bermain judi mahyong itu terdapat kompor gas untuk menyediakan makanan. Konon, daerah Kabukicho selama ini dikenal sebagai kawasan yang penuh dengan bar, restoran, klub malam, dan tempat perdagangan seks serta obat terlarang di bawah organisasi mafia Jepang. Musibah ini tercatat sebagai tragedi terburuk dalam 30 tahun terakhir di Jepang. Sebelumnya, pada 1973, kebakaran di sebuah mal di selatan Kota Kumamoto menewaskan 104 orang. Karena itulah Perdana Menteri Jepang, Junichiro Koizumi—selain menyatakan belasungkawa yang mendalam—meminta agar kasus ini diselidiki penyebabnya. Arif A. Kuswardono (Reuters, AP)