Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah korban tewas dalam jatuhnya pesawat Jeju Air di Korea Selatan terus bertambah. Dilansir dari Channel News Asia, setidaknya 85 orang tewas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kecelakaan pesawat terjadi ketika pesawat keluar dari landasan pacu dan meletus menjadi bola api saat menghantam dinding di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, pada Minggu, 29 Desember 2024. Kantor berita Yonhap mengutip otoritas bandara yang mengatakan roda pendaratan kemungkinan tidak berfungsi akibat tabrakan dengan burung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelum pesawat jatuh, seorang penumpang mengirim pesan singkat kepada kerabatnya untuk mengatakan bahwa ada burung yang tersangkut di sayap pesawat, kantor berita News1 melaporkan. Pesan terakhir orang tersebut adalah, "Haruskah saya mengucapkan kata-kata terakhir saya?"
Tabrakan burung merupakan salah satu dari beberapa teori yang belum diverifikasi, kata seorang pejabat dari departemen penerbangan kementerian perhubungan. Namun dugaan itu belum bisa disimpulkan karena penyelidikan masih berlangsung.
Kecelakaan itu terjadi saat penerbangan Jeju Air 7C2216, yang membawa 175 penumpang dan enam awak dalam penerbangan dari ibu kota Thailand, Bangkok, mendarat tak lama setelah pukul 9 pagi di bandara di bagian selatan negara itu, kata kementerian transportasi Korea Selatan. Kementerian tidak mengonfirmasi laporan korban jiwa.
Setidaknya 58 mayat telah ditemukan namun jumlahnya belum final, kata pejabat pemadam kebakaran lainnya kepada Reuters. Dua orang ditemukan hidup dan operasi penyelamatan sedang berlangsung, kata seorang pejabat pemadam kebakaran Muan. Kantor berita Yonhap mengatakan tiga orang telah diselamatkan.
Pihak berwenang sedang berupaya menyelamatkan orang-orang di bagian ekor, kata seorang pejabat bandara kepada Reuters tak lama setelah kecelakaan itu.
Video yang dibagikan oleh media lokal menunjukkan pesawat bermesin ganda itu meluncur di landasan tanpa roda pendaratan yang jelas sebelum menghantam dinding dan menimbulkan ledakan api dan puing-puing. Foto lainnya menunjukkan asap dan api menyelimuti bagian-bagian pesawat.
Penumpangnya termasuk dua warga negara Thailand dan sisanya diyakini warga Korea Selatan, menurut kementerian perhubungan.
Pesawat itu adalah jet Boeing 737-800 yang dioperasikan oleh Jeju Air. Boeing dan Administrasi Penerbangan Federal AS tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Semua penerbangan domestik dan internasional di bandara Muan telah dibatalkan, kata Yonhap. Badan pemadam kebakaran telah mengerahkan 32 mobil pemadam kebakaran dan sejumlah petugas pemadam kebakaran ke lokasi kejadian.
Ini adalah kecelakaan fatal pertama dalam sejarah Jeju Air, salah satu maskapai penerbangan berbiaya rendah terbesar Korea Selatan, yang didirikan pada tahun 2005.
Pada tanggal 12 Agustus 2007, sebuah pesawat Bombardier Q400 yang dioperasikan oleh Jeju Air yang membawa 74 penumpang keluar dari landasan pacu karena angin kencang di bandara selatan Busan-Gimhae, yang mengakibatkan belasan orang terluka.