Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dalam rangka mencari perdamaian di Semenanjung Korea, Indonesia telah melakukan pendekatan kolaboratif bersama negara-negara di kawasan Asia Tenggara melalui ASEAN," kata Peneliti Doktoral di Global Development Institute Universitas Manchester Inggris Puji Basuki dalam workshop Indonesian Next Generation Journalist Network yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Korea Foundation November lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ukky, sapaan Puji Basuki, mengingatkan bahwa Indonesia memiliki sejarah panjang dengan Korea Selatan dan juga Korea Utara. Dengan Korea Selatan Indonesia telah melakukan kerja sama dalam berbagai bidang. Hubungan diplomatik pun sudah dilakukan dalam 50 tahun terakhir. "Bahkan kerja sama kedua negara semakin baik karena adanya hubungan ekonomi," kata Ukky.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Indonesia pun memiliki catatan sejarah dengan negara Korea Utara. Bila dibandingkan dengan Korea Selatan, Ukky menjelaskan, bahwa akses formal diplomasi sangat terbatas. Apalagi saat Kedutaan Besar Republik Indonesia di Pyongyang ditutup sejak Pandemi lalu. Namun bila ditarik lebih jauh lagi, hubungan antara Indonesia dan Korea Utara ini sudah terajut sejak pertemuan kedua pemimpin bangsa masing-masing negara, Soekarno dan Kim Il Sung pad 1965.
Kala itu, Kim Il Sung datang ke Indonesia untuk memperingati 10 tahun Konferensi Asia Afrika. Pada kesempatan itu, Sukarno mengajaknya untuk melihat koleksi tanaman di Kebun Raya Bogor. Tidak disangka Kim Il Sung terpesona dengan bunga anggrek itu. Sehingga Sukarno menghadiahkan bunga tersebut ke Kim Il Sung. Bunga hibrida anggrek itu pun merupakan simbol persahabatan antara Indonesia dan Korea Utara.
Profesor Studi Global Seoul National University Seong Ho Sheen, mengakui posisi Indonesia dalam kajian politis dan historis memang begitu netral. Sikap Indonesia yang aktif dan bebas, dijelaskan Sheen, bisa menjadi sebuah keunggulan dalam proses negosiasi."Dari segi sejarah, Indonesia memang sudah punya hubungan diplomatik dengan Korea Utara. Artinya, itu aset yang cukup penting," kata Sheen.
Sheen menilai ASEAN, dalam skala organisasi regional, juga bisa berperan dalam mediasi. Pendapat itu dikeluarkan Sheen ketika melihat Presiden Terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, pernah menggelar pertemuan dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, di Singapura serta Vietnam. Bagi Sheen, dengan pertemuan Trump dan Kim Jong Un, sudah menjadi bukti jika ASEAN memiliki peran yang strategis serta netral."ASEAN menjadi penting dan itu bisa menjadi potensi bagi Indonesia pula dalam memainkan perannya." kata Sheen.