Kebebasan untuk kim

PRESIDEN Korea Selatan, Park Chung Hee, terpilih kembali. Berita dari Seoul itu akhir 1978 diterima sebagai hal yang wajar saja di mana-mana. Semua orang mengetahui rezim Park -- mengambil alih pemerintahan pada tahun 961 -- memang sangat kuat dan mengontrol negara secara amat efektif dan keras. Maka berita yang menarik dari Seoul adalah tindakan sang presiden setelah masa kepresidenannya diperpanjang 6 tahun. Kim Dae Yung, lawan kuat Park dalam pemilihan presiden tahun 1971 yang kini dalam tahanan, hari-hari ini akan menikmati kebebasan. Kim bersama sejumlah besar tahanan politik dan kriminil lainnya dibebaskan atau dikurangi hukumannya sebagai tanda syukur Park setelah terpilih kembali. Sumber resmi di Seoul mengungkapkan adanya pembebasan atas diri 106 tahanan politik serta pengurangan hukuman terhadap 3082 tahanan kriminil. Di antara yang beruntung hukumannya dikurangi, terdapat nama penyair terkemuka Korea Selatan, Kim Chi Ha Tadinya dijebloskan ke penjara seumur hidup, kini hukumannya diturunkan menjadi 20 tahun. Penyair ini terang terangan mengecam kediktatoran Park. Sebelum meninggalkan penjara, Kim Dae Yung, dalam keterangan persnya menyebutkan niatnya untuk terus melawan Park. Keterangan ini tentu saja menarik perhatian, meski pembebasannya itu sendiri jauh lebih menarik. Kin mengasingkan diri ke Jepang setelah dikalahkan dalam pemilu. Pada suatu hari dalam Agustus 1973 ia menemukan dirinya berada dalam tangan para penculik yang berbahasa Korea. Kemudian diketahui bahwa mereka itu agen dinas rahasia Korea Selatan. Kejadian yang dramatis tersebut menimbulkan kemarahan besar di pihak Jepang. Akibatnya, konsultasi tetap tingkat menteri Jepang-Korea Selatan untuk tahun 1973 mengalami penundaan.