Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kwartet di caribbea senjata apa untuk cina ?

Pertemuan negara-negara industri di caribbea (amerika selatan) untuk membicarakan soal pertahanan eropa dan masalah penjualan senjata ke cina. (ln)

13 Januari 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SALJU turun hebat di daratan Eropa hari-hari ini. Tapi setidaknya ada 4 orang yang pekan lalu terbang ke laut Caribbea yang hangat di Amerika Selatan bukan untuk menghindari dingin. Mereka, Jimmy Carter dari AS, Helmut Schmidt dari Jerman Barat, James Callaghan dari Inggeris dan Valery Giscard dr Estaing dari Perancis (sebagai tuan rumah) datang ke Guadeloupe jauhjauh untuk suatu pertemuan tingkat tinggi. Di Hotel Hamak di tepi pantai, para kepala pemerintahan itu ingin membuka tahun 1979 dengan omong-omong tak resmi tentang keadaan internasional. Kali ini pembicaraan dimaksudkan untuk kurang menyorot soal ekonomi, yang dalam pertemuan antara negeri industri sebelumnya selalu jadi tema pokok. Karena itulah Jepang, Kanada dan Italia tak diajak. Keempat pemimpin Barat yang berbicara tanpa agenda resmi, tanpa kertas posisi dan tanpa penterjemah itu bermaksud saling tukar fikiran terutama soal pertahanan. Pebruari nanti Presiden Carter akan bertemu dengan pemimpin Uni Soviet Brezhnev. Sebelum itu, diharapkan kemufakatan antara AS dan Soviet pembicaraan tentang pembatasan senjata strategis (SALT) yang ke-II sudah akan ditandatangani. Tapi keluar dari bungalow mereka, dengan baju tanpa dasi dan tawa lebar, kwartet Barat itu akhir pekan lalu tak banyak memberi cerita. Mungkin karena pembicaraan selama 6 jam itu memang tak mendiskusikan soal yang spesifik. Presiden Perancis Giscard d'Estaing, yang di negerinya disingkat dengan VGD, sudah semula menjelaskan tujuannya sebagai pengundang: pertemuan adeloupe dimaksudkan untuk merenungkan bersama, bagaimana perspektif situasi yang sedang terjadi sekarang, dan bagaimana masa depan. Yang terjadi sekarang memang masih belum jelas bentuk dan arahnya. Kemungkinan perubahan besar di Iran, dan meluasnya pengaruh Soviet di Afrika, Afghanistan dan Yemen Selatan, kian dirasakan menuntut sikap jelas dari Barat. Panglima tertinggi NATO sendiri, Jend. Alexander Haig, yang bermaksud mengundurkan diri tahun ini, baru saja menyebut 1978 sebagai "tahun buruk" bagi NATO. Ia cemas melihat kemajuan Soviet itu. Kwartet di Caribbea itu mungkin sedang mencari pertemuan fikiran bagaimana mengubah tahun jelek jadi masa depan yang baik. Bukan kebetulan bila soal penjualan senjata ke Cina -- yang membikin marah Uni Soviet -- jadi suatu topik penting (lihat: box).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus