SALJU turun hebat di daratan Eropa hari-hari ini. Tapi
setidaknya ada 4 orang yang pekan lalu terbang ke laut Caribbea
yang hangat di Amerika Selatan bukan untuk menghindari dingin.
Mereka, Jimmy Carter dari AS, Helmut Schmidt dari Jerman Barat,
James Callaghan dari Inggeris dan Valery Giscard dr Estaing dari
Perancis (sebagai tuan rumah) datang ke Guadeloupe jauhjauh
untuk suatu pertemuan tingkat tinggi. Di Hotel Hamak di tepi
pantai, para kepala pemerintahan itu ingin membuka tahun 1979
dengan omong-omong tak resmi tentang keadaan internasional.
Kali ini pembicaraan dimaksudkan untuk kurang menyorot soal
ekonomi, yang dalam pertemuan antara negeri industri sebelumnya
selalu jadi tema pokok. Karena itulah Jepang, Kanada dan Italia
tak diajak. Keempat pemimpin Barat yang berbicara tanpa agenda
resmi, tanpa kertas posisi dan tanpa penterjemah itu bermaksud
saling tukar fikiran terutama soal pertahanan. Pebruari nanti
Presiden Carter akan bertemu dengan pemimpin Uni Soviet
Brezhnev. Sebelum itu, diharapkan kemufakatan antara AS dan
Soviet pembicaraan tentang pembatasan senjata strategis (SALT)
yang ke-II sudah akan ditandatangani.
Tapi keluar dari bungalow mereka, dengan baju tanpa dasi dan
tawa lebar, kwartet Barat itu akhir pekan lalu tak banyak
memberi cerita. Mungkin karena pembicaraan selama 6 jam itu
memang tak mendiskusikan soal yang spesifik. Presiden Perancis
Giscard d'Estaing, yang di negerinya disingkat dengan VGD, sudah
semula menjelaskan tujuannya sebagai pengundang: pertemuan
adeloupe dimaksudkan untuk merenungkan bersama, bagaimana
perspektif situasi yang sedang terjadi sekarang, dan bagaimana
masa depan.
Yang terjadi sekarang memang masih belum jelas bentuk dan
arahnya. Kemungkinan perubahan besar di Iran, dan meluasnya
pengaruh Soviet di Afrika, Afghanistan dan Yemen Selatan, kian
dirasakan menuntut sikap jelas dari Barat. Panglima
tertinggi NATO sendiri, Jend. Alexander Haig, yang
bermaksud mengundurkan diri tahun ini, baru saja menyebut 1978
sebagai "tahun buruk" bagi NATO. Ia cemas melihat kemajuan
Soviet itu.
Kwartet di Caribbea itu mungkin sedang mencari pertemuan fikiran
bagaimana mengubah tahun jelek jadi masa depan yang baik. Bukan
kebetulan bila soal penjualan senjata ke Cina -- yang membikin
marah Uni Soviet -- jadi suatu topik penting (lihat: box).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini