Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kecelakaan Pesawat di Pengujung 2024: Jeju Air, Air Canada, dan Swiss International Airlines

Tiga kecelakaan pesawat terjadi di pengujung 2024, yakni maskapai Jeju Air, Air Canada, dan Swiss International Airlines. Bagaimana kronologinya?

31 Desember 2024 | 20.21 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Puing-puing pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, 30 Desember 2024. REUTERS/Kim Hong-Ji

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pada akhir Desember 2024, dunia penerbangan diguncang oleh tiga kecelakaan pesawat yang terjadi secara berurutan. Salah satu insiden paling memilukan adalah jatuhnya pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan. Insiden ini menjadi kecelakaan penerbangan paling mematikan dalam sejarah negara tersebut, merenggut nyawa 179 dari total 181 orang di dalam pesawat.

Pesawat Boeing 737-800 milik maskapai berbiaya rendah Jeju Air dengan nomor penerbangan 7C2216 sedang dalam perjalanan dari Bangkok, Thailand menuju Muan, Korea Selatan. Pesawat mengangkut 175 penumpang dan enam awak. Menurut laporan Kementerian Transportasi Korea Selatan, pesawat tiba di Bandara Muan pada Minggu pagi, 29 Desember 2024, dan mencoba mendarat sekitar pukul 09.00 waktu setempat.

Sebelum pendaratan, menara pengawas memperingatkan pilot mengenai ancaman serangan burung di area landasan. Upaya pendaratan pertama gagal, dan beberapa menit kemudian, pilot mengeluarkan sinyal darurat "mayday". Pesawat kembali mencoba mendarat, tetapi roda pendaratan tidak berfungsi. Dalam rekaman video yang beredar di media lokal, terlihat pesawat meluncur di landasan tanpa roda, menabrak peralatan navigasi, dan akhirnya menghantam dinding pembatas bandara.

Tabrakan tersebut menyebabkan ledakan besar yang menghancurkan hampir seluruh badan pesawat. Kepala pemadam kebakaran Bandara Muan, Lee Jung Hyun, menggambarkan kondisi pesawat sebagai "hampir tidak dapat dikenali", dengan hanya bagian ekor yang masih terlihat bentuknya. Api baru berhasil dipadamkan setelah beberapa jam, tepatnya sekitar pukul 13.00 waktu setempat.

Dari 181 orang di dalam pesawat, 179 dinyatakan tewas. Dua awak yang berhasil selamat, masing-masing seorang pria dan wanita, ditemukan di bagian ekor pesawat yang terbakar. Keduanya menderita luka sedang hingga parah dan segera dilarikan ke rumah sakit setempat untuk perawatan.

Penyelidikan awal menyebutkan kemungkinan serangan burung sebagai penyebab utama kerusakan pada roda pendaratan, meskipun belum ada kesimpulan resmi. Kondisi cuaca juga menjadi faktor yang sedang diteliti oleh pihak berwenang. Otoritas penerbangan Korea Selatan bekerja sama dengan investigator internasional untuk menentukan penyebab pasti kecelakaan tersebut.

Maskapai Jeju Air menyampaikan permintaan maaf melalui pernyataan resmi yang diunggah di media sosial. "Kami, Jeju Air, akan melakukan segala daya kami untuk menanggapi kecelakaan ini. Kami dengan tulus meminta maaf karena telah menimbulkan kekhawatiran," bunyi pernyataan tersebut.

Presiden sementara Korea Selatan, Choi Sang Mok, mengunjungi lokasi kecelakaan pesawat dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban. "Pemerintah ingin menyampaikan dukungan penuh kepada keluarga yang kehilangan orang tercinta. Kami akan melakukan segala upaya untuk pemulihan pasca-insiden dan memastikan kejadian serupa tidak terulang kembali," ujarnya.

Satu hari sebelumnya, pada Sabtu, 28 Desember 2024, insiden lain terjadi di Bandara Internasional Halifax Stanfield, Kanada. Pesawat Air Canada dengan nomor penerbangan 2259 mengalami kerusakan pada roda pendaratan saat mencoba mendarat darurat. Pesawat yang berangkat dari Bandara Internasional St. John’s ini tergelincir di landasan, menyebabkan salah satu mesinnya terbakar.

Insiden terjadi sekitar pukul 21.30 waktu setempat (01.30 GMT Minggu). Salah satu penumpang, Nikki Valentine, menceritakan bahwa pesawat mulai miring sekitar 20 derajat ke kiri saat menyentuh landasan. "Kami mendengar suara keras seperti tabrakan, dan sayap pesawat mulai tergelincir di aspal, disertai api yang muncul dari mesin," uajrnya kepada CBC News.

Tim darurat segera dikerahkan ke lokasi kejadian. Seluruh penumpang berhasil dievakuasi dengan selamat dan dibawa ke hanggar bandara untuk pemeriksaan medis. Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.

Sebagai langkah antisipasi, Bandara Halifax menghentikan sementara seluruh penerbangan setelah kejadian tersebut. Satu landasan pacu baru dibuka kembali pada dini hari Ahad, 29 Desember 2024. Investigasi awal menyebutkan kerusakan teknis pada roda pendaratan sebagai penyebab utama insiden.

Maskapai Swiss International Airlines mengatakan pada Senin lalu, seorang anggota awak kabinnya yang dirawat intensif pada pekan lalu ketika penerbangan yang ditumpanginya mengalami masalah mesin dan asap di dalam pesawat, telah meninggal di rumah sakit.

Pesawat Airbus A220-300 dari Bukares ke Zurich melakukan pendaratan darurat di Kota Graz, Austria pada 23 Desember setelah masalah muncul. Pria itu kemudian dibawa ke rumah sakit di Graz dan meninggal.

Raden Putri Alpadillah Ginanjar, Sita Planasari, dan Yolanda Agne berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Kecelakaan Jeju Air Disebut yang Terburuk: 179 Tewas Terbakar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus