Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Para anggota Dewan Keamanan PBB, kecuali Amerika Serikat, pada Rabu menyatakan dukungannya kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, 75 tahun, setelah Israel melarangnya memasuki negara itu dan menyatakannya sebagai “persona non grata.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Utusan Prancis untuk PBB, Nicolas de Riviere, berterima kasih kepada Sekjen PBB atas pernyataannya dalam sesi darurat Dewan Keamanan yang diadakan karena situasi di Timur Tengah dan menyatakan “dukungan penuh dan kepercayaan terhadap Prancis.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Duta Besar Rusia Vassily Nebenzia menggambarkan keputusan Israel mengenai Guterres sebagai tindakan yang :belum pernah terjadi” dan “tamparan”, bukan hanya terhadap PBB, namun juga bagi Dewan Keamanan PBB.
“Kami menyerukan kepada anggota Dewan Keamanan dan PBB untuk bereaksi terhadap tindakan keterlaluan ini,” katanya.
Duta Besar Fu Cong dari Cina menyuarakan sentimen yang sama dari rekan-rekannya dan menyatakan “dukungan tegas” Beijing untuk Guterres dan penolakannya terhadap keputusan Israel untuk melarang Guterres.
Utusan Malta Vanessa Frazier menekankan “dukungan yang berkelanjutan dan tak tergoyahkan” kepada Guterres dan berterima kasih kepadanya “atas kepemimpinan dan pedoman moralnya yang berkelanjutan sambil membimbing organisasi ini melalui masa-masa sulit seperti ini.”
Wakil utusan Slovenia, Ondina Blokar, memuji kerja PBB dan menyuarakan “dukungan penuh” untuk PBB dan Guterres.
“Kami mengimbau Israel untuk mempertimbangkan kembali pengumuman hari ini,” kata Blokar, seraya menambahkan bahwa “inilah saat yang tepat untuk memperkuat peran diplomasi dan memprioritaskan perdamaian.”
Utusan Korea Selatan Joonkook Hwang juga menyatakan dukungannya, dan menyampaikan “terima kasih yang sebesar-besarnya” kepada sekretaris jenderal atas “usahanya yang tak kenal lelah demi perdamaian di Timur Tengah.”
Amar Bendjama mencatat "kekaguman dan dukungan solidaritas penuh Aljazair terhadap sekretaris jenderal tersebut menyusul keputusan luar biasa dari otoritas pendudukan Israel yang menyatakan dia sebagai persona non grata."
“Keputusan ini mencerminkan penghinaan yang jelas terhadap sistem PBB dan seluruh komunitas internasional terhadap pemerintah Israel,” katanya, seraya menambahkan bahwa “tidak ada narasi, tidak ada kebenaran yang ada kecuali kebenaran mereka sendiri.”
Swiss, presiden Dewan Keamanan saat ini, menyatakan “dukungan penuh” kepada Guterres, dan “PBB bekerja sama dengan organisasi lain saat ini memberikan bantuan kemanusiaan kepada semua warga sipil.”
Sementara itu, utusan AS, Linda Thomas-Greenfield, menghindari penyebutan Guterres dalam sambutannya. “Amerika Serikat sepenuhnya mendukung Israel,” katanya.
Israel pada Rabu mengumumkan bahwa mereka mendeklarasikan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebagai “persona non grata,” yang melarang Guterres masuk ke negaranya setelah ia menuntut deeskalasi mendesak di Timur Tengah.
Guterres, mantan perdana menteri Portugal, dikecam oleh Israel karena tidak menyebut nama Iran dalam pernyataannya pada Selasa mengenai serangan rudal dan tidak “secara langsung mengutuk” Teheran.
Setelah serangan rudal tersebut, Guterres berkata, "Saya mengutuk meluasnya konflik Timur Tengah dengan eskalasi demi eskalasi," dan mendesak gencatan senjata segera.
ANADOLU