PRESIDEN Reagan, untuk kesekian kali, mengaku bertanggungjawab. Kali ini ia tak mungkir lagi: penjualan senjata ke Iran -- seperti diduga sejak awal terbongkarnya skandal itu empat 4 bulan lalu memang dimaksudkan untuk membebaskan para sandera AS di Libanon. Hal ini semula dibantah Reagan, tapi Rabu malam pekan silam diakuinya lewat pidato 12 menit yang disiarkan secara nasional. Pernyataan yang merupakan "jawaban" atas laporan Komisi Penyeiidik Tower ini juga menyinggung pengakuan atas kegagalan Reagan mengontrol Dewan Keamanan Nasional AS (NSC). Seperti diketahui, Komisi Tower -- tim penyelidik yang dibentuk sendiri oleh Reagan -- berhasil mengungkap lebih jauh permainan kotor para pembantu Reagan di NSC yang kini sudah "terpental": bekas penasihat keamanan nasional John Poindexter, Robert McFarlane, dan Letkol Oliver North. Selain dokumen-dokumen NSC, catatan-catatan para staf Gedung Putih dan pentolan NSC (termasuk di dalamnya agenda pribadi Reagan), Komisi Tower banyak menyibak dari rekaman terpendam pada pusat komputer Gedung Putih. Poindexter, McFarlane, dan North ternyata memperbincangkan strategi Gedung Putih lewat alat ini. (Mereka tak sadar percakapan itu terekam ataukah mereka tak sempat menghapusnya?). Dari situ terungkap betapa besarnya kekuasaan North dalam menjalankan kebijaksanaan luar negeri -- secara rahasia dan terselubung, tentunya. North yang juga memimpin bagian antiterorisme NSC ini begitu sibuknya menjalankan "proyek Demokrasi" (sebutan untuk operasi pemasokan senjata ke pemberontak Contra di Nikaragua) dan "proyek Pemulihan" (operasi penjualan senjata ke Iran?, sehingga ia mengeluh pada atasannya karena "hanya bisa tidur dua atau tiga jam tiap malam". Dari rekaman komputer juga bisa diketahui betapa para pentolan NSC merahasiakan operasi mereka -- bahkan terhadap para pejabat teras pemerintahan Reagan lainnya. Sewaktu North pergi ke London untuk berembuk dengan pialang senjata Iran Ghorbanifar, Poindexter menulis dalam komputer, "Jangan seorang pun tahu Anda akan pergi atau sudah ada di London." Dan sewaktu North khawatir operasinya diketahui Donald Regan, Kastaf Gedung Putih yang baru-baru ini diganti Reagan, Letkol marinir ini menulis pada Poindexter, "Saya tak tahu apakah Don Regan tahu atau tidak tentang operasi pribadi saya ini." Poindexter lalu meyakinkan North, "Regan hanya sedikit saja mengetahui operasi ini, dan memang sebaiknya begitu." Sedang McFarlane, yang baru-baru ini mencoba bunuh diri, dalam salah satu percakapan komputernya dengan North menulis, "Selamat, kalau saja orang-orang mengetahui kerja keras Anda dalam menjalankan kebijaksanaan luar negeri, mereka pasti akan mengangkat Anda sebagai menteri luar negeri." Tak pelak lagi komputer banyak membantu Komisi Tower. Komisi ini mengungkap keterlihatan Israel secara lebih rinci dalam kasus "Iran-Contragate" -- termasuk fakta bahwa Israel mengeruk keuntungan US$ 3 juta lebih besar dari harga yang ditetapkan Pentagon Komisi Tower juga berkesimpulan bahwa salah satu tujuan Israel dalam kerja sama operasi penjualan senjata ke Iran adalah "untuk menjauhkan AS dari Dunia Arab karena ingin hanya Israel sajalah sekutu AS di Timur Tengah." Namun, laporan Komisi Tower masih belum menjawab pertanyaan: Ke mana larinya laba penjualan senjata dan siapa saja yang terlibat dalam dana raib itu? Masalah ini masih gelap antara lain karena Israel tak mengizinkan warganya memberikan keterangan kepada Komisi Tower. Sementara itu, Kubu Gedung Putih, di bawah kastaf baru Howard Baker (pengganti Donald Regan), berusaha keras memperbaiki citra Presiden Reagan. Selain itu, staf kepresidenan AS juga menampilkan wajah-wajah baru. Kabarnya, sudah dua pertiga dari staf lama yang diganti. Tapi masih ada satu masalah lagi yang mengganjal Gedung Putih: Poindexter. Ia dikabarkan siap memberikan keterangan pada komisi pengusut Senat AS. Harian terkemuka Wahington Post, Ahad lalu mengungkapkan bahwa Poindexter dua kali memberi tahu Reagan soal penyaluran laba penjualan senjata ke kelompok Contra. Jika benar tokoh utama skandal ini mau mengaku, posisi Reagan bisa makin terjepit. Selama ini Reagan mengaku tidak tahu-menahu soal penyelewengan laba, dan dustanya tertolong karena komisi pcnyelidik juga belum berhasil mengungkapkan. Sikap bungkam Poindexter dan North, konon, menurut pengakuan North pada sejumlah teman dekatnya, dilakukan justru untuk melindungi sang presiden. Farida Sendjaja, Laporan kantor-kantor berita
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini