PAKISTAN berhasil membuat senjata nuklir. Pernyataan ini dikemukakan sendiri oleh Dr. Abdul Quadeer Khan pakar bom nuklir Pakistan, kepada wartawan, pekan lalu. Maka, genaplah perlombaaan senjata nuklir dua tetangga yang berseteru: India dan Pakistan. Dunia tak yakin kami bisa menbuat senjata nuklir, karena Pakistan tak memiliki teknologinya dan saya tak punya kemampuan. Tapi, sekarang jelas, kami udah membuatnya," ujar Khan. Ahli fisika nuklir dan metalurgi berusia 51 tahun tak omong besar. Ia, yang memperdalam studinya di Negeri Belanda, Jerman Barat, dan Belgia, memang sudah lama diduga bakal membidani senjata nuklir Pakistan. "Kami sudah mampu memperkaya uranium sampai 90% untuk digunakan sesuai dengan yang diperlukan," ujar Kepala Laboratorium Nuklir Kahuta itu. "Amerika sudah tahu tentang ini, dan laporan CIA tentang perakitan senjata persis seperti keadaan yang sebenarnya." Khan merasa tak lagi perlu sembunyi-sembunyi. Dokumen yang dicuri Pollard dan dibeberkan di sidang pengadilan toh sudah terbuka gamblang. Ketika ditanya apakah Pakistan akan mencoba senjata nuklirnya, seperti yang dilakukan India pada 1974. Khan menjawab, "Tidak perlu "Ilmuwan yang di negaranya diagung-agungkan itu mengingatkan bahwa Pakistan tidak bodoh. "Satu kali saja percobaan, Amerika akan menghentikan semua bantuannya," kata Khan. Tapi, katanya lagi, Pakistan bisa mencoba senjata nuklir lewat simulator. Teknologi di masa kini sudah memungkinkan hal itu. Khan adalah tokoh sentral dalam lingkaran senjata nuklir Pakistan. Selain cerdas, ia juga beruntung. Ketika belajar di negeri Belanda, ia mendapat kesempatan meneliti dokumen rahasia NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara), yang sebenarnya tertutup bagi orang asing seperti dia. Selesai menjalankan studinya, 1979, Khan segera mulai membangun laboratorium dan Reaktor Kahuta, khusus untuk memperkaya uranium. Struktur reaktornya persis reaktor nuklir Belanda. Di tahun 1979, pengayaan uranium di Kahuta hanya mencapai 3,5% -- standar industri. "Tetapi dalam waktu 7 tahun, kami bisa mencapai 90%. India memburunya dalam 12 tahun," katanya. Khan membanggakan senjata nuklir yang dibuatnya karena betul-betul murni hasil konstruksi Pakistan. "Apa yang bisa Anda harapkan dari negara besar yang sibuk dengan berbagai embargo?" katanya, "Anda bahkan tak bisa membeli sepotong magnet dan besi untuk as turbin." Dengan semangat membaja, ahli nuklir Pakistan ini bertekad akan terus memperjuangkan penyempurnaan senjata ciptaannya. "Kami akan membeli dan meminta dari siapa saja, kalau perlu mencurinya dari siapa saja." Quadeer Khan dan laboratorium nuklirnya dikawal ketat, melebihi Presiden Zia. Ia tinggal di pinggiran Islamabad bersama istrinya yang keturunan Belanda dan dua putrinya dikelilingi pasukan bersenjata dan anjing pelacak. Pakistan tak akan lengah menghadapi intaian tetangganya. Akan perang? tidak." ujar Khan. "Kami siap merundingkan perbatasan senjata dengan India, asal realistis bagi kedua pihak. Saya pribadi yakin, satu-satunya cara untuk mencegah perlombaan senjata nuklir adalah perundingan. Jis., Laporan kantor-kantor berita
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini