Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Angka kelahiran bayi di Mesir selama tiga tahun ini turun 62 persen. Keterangan tersebut disampaikan Kementerian Kesehatan Mesir sebagaimana ditulis Middle East Monitor, Selasa, 27 Februari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut data Kementerian, jumlah bayi yang baru lahir pada 2017 mencapai 2,55 juta jiwa. Bandingkan dengan jumlah bayi pada 2015 sebesar 6,68 juta jiwa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejumlah orang tua mengikuti gerakan instruktur saat mengajarkan bayinya yang baru lahir berenang untuk pertama kalinya di Kairo, Mesir, 15 Agustus 2017. Disini juga diajarkan bayi untuk menahan nafas selama 27 detik di dalam air. REUTERS/Amr Abdallah Dalsh
Wakil Menteri Kesehatan Mesir Tariq Tawfik mengatakan pemerintah menerapkan strategi memperlambat pertumbuhan angka kelahiran sehingga penduduk Mesir berjumlah 112 juta jiwa pada 2030, bukan 128 juta.
Tawfik menerangkan, bila target kependudukan Mesir tercapai dengan angka 112 juta jiwa pada 2030, akan menghemat anggaran US$ 11 miliar atau setara dengan Rp 150 triliun. Dana tersebut bisa digunakan untuk biaya pendidikan, kesehatan, dan layanan keamanan.Orang tua mengajarkan bayinya yang baru lahir berenang untuk pertama kalinya di Kairo, Mesir, 15 Agustus 2017. REUTERS/Amr Abdallah Dalsh
Mesir sedang menggalakkan kampanye pengendalian kelahiran dan keluarga berencana di wilayah perdesaan. Menurut Presiden Abdel Fattah al-Sisi, harus ada program memperlambat pertumbuhan penduduk karena dapat mengancam pembangunan.
Mesir adalah negara berpenduduk paling padat di dunia Arab. Menurut data pemerintah, penduduk Mesir saat ini berjumlah 94 juta jiwa.