ORANG kuat Fiji, Kolonel Sitiveni Rabuka, menepati janji. Sabtu pekan lalu, penjabat kepala negara itu mengangkat -- dengan dekrit -- bekas Gubernur Jenderal Ratu Sir Penaia Ganilau sebagai presiden pertama republik Fiji. Ganilau pun langsung menunjuk tokoh karismatis, Ratu Sir Kamisese Mara, sebagai perdana menterinya. Sementara berita sampai Senin pekan ini, tak menyebut adanya perubahan jabatan Rabuka sebagai Panglima Angkatan Bersenjata Fiji. Keputusan Rabuka meminta Ganilau bukan tanpa alasan. Ia ingin Fiji bisa diterima lagi dalam kelompok Persemakmuran. "Saya harap, pengangkatan Ganilau akan membawa Fiji kembali kepada kemajuan, terutama hubungan dengan pihak Kerajaan (Inggris) dapat diperbaiki," kata Rabuka dalam siaran radio nasional. Fiji ditendang dari keanggotaan Persemakmuran dalam KTT belum lama ini di Vancouver, Kanada, tak lama sesudah Rabuka memproklamasikan negerinya sebagai republik, Oktober lalu. Waktu itu, Rabuka, sclain mengangkat dirinya sebagai penjabat kepala negara -- dibantu dewan menteri beranggotakan 22 orang -- ia juga berjanji akan mengembalikan Fiji ke tangan sipil. Janji itu oleh Rabuka cepat dilaksanakan, dengan menawarkan Ganilau jabatan presiden. Namun, Ganilau waktu itu menolak. Ratu Sir Kamisese Mara pun, yang ditawari jabatan yang sama, mengambil sikap serupa. Tampaknya, kedua politikus kawakan Fiji ini saat itu agak sungkan dengan pihak Inggris. Sekarang, setelah keadaan menjadi dingin, keduanya mulai bisa unjuk gigi. Fiji, bekas koloni Inggris di Pasifik Selatan, memperoleh kemerdekaan 17 tahun berselang. Namun, Ratu Elizabeth tetap secara resmi menjabat kepala negara, yang diwakili oleh seorang gubernur lenderal. Keadaan tenang di Fiji terguncang ketika pihak militer di bawah pimpinan Kolonel Rabuka melancarkan kudeta pertama Mei silam. Kudeta itu dimaksudkan untuk hegemoni etnis Fiji, yang jumlah penduduknya telah dikalahkan penduduk pendatang asal India. Keadaan tenang kembali sesudah kekuasaan diserahkan kembali kepada gubernur jenderal. Namun, September silam, Rabuka kembali melakukan kudeta, yang berakhir dengan pendirian Republik Fiji itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini