Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kenapa moskow begitu lunak

Presiden Ronald Reagan, memecat kepala badan perlucutan dan pengendalian persenjataan AS, A.V Rostow karena menyetujui pembekuan pemasangan rudal pershing di eropa barat. (ln)

29 Januari 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PADA suatu hari, Paul H. Nitze dan Yuli A. Kvitsinsky berjalan-jalan di hutan Pegunungan Jura dekat Jenewa. Mereka menikmati kehangatan sinar matahari seraya membahas satu masalah paling rumit dewasa ini: perlucutan persenjataan nuklir. Acara jalan santai itu terjadi 16 Juli 1982. Tidak sampai setahun kemudian, Nitze, perunding Amerika dituding oleh William P. Clark, penasihat keamanan Presiden Reagan sebagai menyimpang dari instruksi. Lebih dari itu, awal Januari ini, Eugene V. Rostow, seorang Demokrat, kepala Badan Perlucutan dan Pengendalian Persenjataan, telah dipecat oleh Presiden Reagan. Rostow, dalang dari perundingan rahasia di Pegunungan Jura tersebut, digantikan oleh Kenneth Aldeman, 36 tahun, bekas murid Jeane Kirkpatrick, dubes Amerika di PBB. Aldeman konon dapat melakukan tiga hal yang tidak dapat dilakukan Rostow, yaitu: dapat bekerja sama dengan Departemen Pertahanan, Luar Negeri dan Gedung Putih. Pemecatan Rostow menimbulkan keraguan di kalangan pemimpin NATO. Rostow prihatin melihat perlombaan persenjataan Amerika-Soviet. Dia lantas dicap bersikap lunak. Kesalahan Rostow yang tidak termaafkan ialah karena ia menyetujui pembekuan pemasangan rudal Pershing-2 yang semula direncanakan harus terpasang di Eropa Barat, Desember nanti. Dalam kata lain, Rostow "mengorbankan" Pershing-2 demi peredaan ketegangan di dunia. Sesungguhnya Rostow meminta imbalan setimpal: semua rudal jarak menengah Soviet yang ditujukan ke sasaran di Eropa Barat harus dilumpuhkan juga. Kvitsinsky, perunding Soviet telah menyetujui tawar-menawar itu, padahal Uni Soviet telah memasang 250 rudal SS-20 dan 250 rudal SS-4 dan SS-5. Kedua pihak dalam perundingan itu juga sepakat untuk mengurangi semua persenjataan sampai pada jumlah 75 peluncur nuklir saja. Jika dihitung-hitung Uni Soviet akhirnya cuma memiliki 225 kepala nuklir (tiap rudal SS-20 berkepala nuklir 3), sedangkan AS boleh lega dengan 300 kepala nuklir (setiap rudalnya berkepala nuklir 4). Uni Soviet juga setuju bila 90 rudal SS-20 yang disiapkannya untuk sasaran Asia-Pasifik harus dibekukan. Sementara itu 162 rudal dan pesawat tempur milik Prancis dan Inggris tidak disinggung-singgung dalam persetujuan tertulis itu. Akhirnya kedua pihak menghimbau agar pesawat jarak sedang yang mampu membawa peluru kendali dibatasi jumlahnya sampai 150 saja untuk pihak masing-masing. Menlu AS George P. Shultz juga menganggap Rostow tidak disiplin, sedangkan stafnya menyesalkan bagaimana persetujuan rahasia itu tidak dirundingkan lebih dahulu dengan para sekutu di Eropa Barat. Namun perundingan jalan terus. Nitze dan Kvitsinsky bertemu penghujung September di Jenewa. Di situ pihak Soviet tiba-tiba berubah pendapat. Persetujuan itu, menurut mereka, sama sekali tidak mungkin diterima, bahkan kekuatan persenjataan Inggris dan Prancis harus diperhitungkan, dan harus ada pembatasan terhadap jumlah pesawat udara NAT0 yang mampu membawa peluru kendali. Sampai di sini jelas upaya perlucutan persenjataan sudah mulai runyam. Kemudian muncul Andropov. Dalam pertemuan puncak Pakta Warsawa di Praha, awal Januari, Andropov mengajukan sebuah rencana pelestarian hubungan damai. Pakta itu juga menghimbau agar berlaku larangan atas percobaan nuklir, perang kimia dan persenjataan neutron. Reagan menyambut himbauan Andropov dengan kata-kata bahwa usul besar itu akan dipertimbangkan. Menjelang perundingan perlucutan senjata dibuka lagi di Jenewa pekan ini, Presiden Reagan telah membahasnya dengan Shutlz, Weinberger, Clark, Adelman dan Nitze. Sehabis pembicaraan penting itu, Nitze menjelaskan pada pers bahwa Presiden Reagan bertahan pada prinsip zero option. Pokoknya AS menuntut agar Uni Soviet membongkar semua peluru kendali jarak menengah yang diarahkan ke sasaran di Eropa Barat, dan sebagai imbalannya Washington beserta sekutunya tidak akan memasang rudal. Apakah tidak bisa lebih luwes dari itu? Nitze menjawab, "Jika Uni Soviet bersikap mengulur, saya pasti pihak kami juga akan sungguh-sungguh mempertimbangkan tiap usul yang serius." Sementara Reagan bersiteguh dengan zero option-nya, Presiden Prancis Francois Mitterand di depan DPR Republik Federasi Jerman di Bonn mengkritik peningkatan persenjataan Soviet. Dia menyebut Prancis, sebagai partner setia, mempertahankan penempatan rudal jarak sedang AS, bila perundingan Jenewa gagal. Jerman Barat sedang berkampanye hebat menghadapi pemilu, 6 Maret. Andaikata Sosial Demokrat menang, diduga pemasangan rudal Pershing-2 akan terhambat. Dalam kunjungan empat hari ke Bonn pekan lalu, Menlu Soviet Andrei Gromyko memperingatkan Bila Jerman Barat tidak mencegah pemasangan Pershing-2 dan rudal Tomahawk Desember yang akan datang, Bonn akan terjerumus dalam konfrontasi nuklir yang berbahaya dengan Uni Soviet. Kanselir Helmut Kohl terdesak juga karenanya, di saat kampanye pemilu. PM Inggris Margaret Thatcher juga menyadari kesulitan yang sama. Adalah Eropa Barat yang berhadapan langsung dengan rudal jarak sedang Soviet, bukan AS. Di parlemen Inggris pekan silam ia berkata, "Kita memperjuangkan zero option, tapi bila itu tidak tercapai, kita harus mengusahakan jumlah persenjataan yang berimbang (dengan Uni Soviet)." Ternyata sikap sekutu Amerika lebih realistis, lebih condong pada kepentingan pertahanan masing-masing. Sampai tahap ini zero option Reagan bisa goyah, kecuali Wapres George Bush berhasil memenangkan kepercayaan sekutu Amerika dalam kunjungannya ke Eropa Barat akhir Januari ini. Sesudah Rostow gagal, akan lebih sulit lagi bagi Reagan bila zero option-nya Juga gagal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus