Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Ketegangan AS-Iran di Hormuz Meningkat

Amerika merilis foto yang disebut-sebut menunjukkan bahwa Iran terlibat serangan kapal tanker.

19 Juni 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Angkatan laut Amerika memandu helikopter MH-60S di kapal induk USS Abraham Lincoln, kemarin

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEHERAN ­- Amerika Serikat mengumumkan menempatkan 1.000 personel tambahan ke Timur Tengah seiring dengan meningkatnya ketegangan dengan Iran. Amerika juga merilis foto-foto baru yang disebut sebagai "bukti baru" dan mengklaim bahwa Iran terlibat dalam serangan terhadap dua kapal tanker di Teluk Oman dan Selat Hormuz.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ribuan personel tambahan ke Timur Tengah itu disebut Amerika dilakukan atas alasan kekhawatiran tentang ancaman dari Iran setelah serangan terhadap dua tanker. Penjabat Menteri Pertahanan Amerika, Patrick Shanahan, mengatakan Amerika tidak mencari konflik dengan Iran.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun tindakan itu diambil untuk "memastikan keselamatan dan kesejahteraan personel militer yang bekerja di seluruh wilayah untuk melindungi kepentingan Amerika". "Serangan Iran baru-baru ini mengesahkan intelijen yang andal dan kredibel yang kami terima atas perilaku bermusuhan oleh Iran dan kelompok-kelompok proksi mereka yang mengancam personel dan kepentingan Amerika di seluruh kawasan," ujar Shanahan, kemarin.

Kekhawatiran akan konfrontasi antara Iran dan Amerika meningkat sejak Kamis lalu ketika dua kapal tanker minyak diserang di Teluk Oman. Pada saat yang sama, sebuah kapal kargo Jepang juga mengalami serangan di Selat Hormuz. Insiden ini juga terjadi pada saat Amerika berkukuh menolak perjanjian nuklir Iran yang dibuat pada 2015 dan meningkatkan sanksi terhadap Teheran.

Amerika menuding Iran bertanggung jawab atas serangan dua tanker tersebut. Departemen Pertahanan Amerika Pentagon merilis beberapa foto baru yang disebutnya membuktikan bahwa Iran berada di balik serangan tersebut. Menurut Pentagon, foto-foto itu diambil dari sebuah helikopter angkatan laut dan menunjukkan personel Garda Revolusi Iran mengeluarkan sebuah ranjau dari dekat tanker Kokuka Courageous milik Jepang. Foto kedua menunjukkan lubang besar di sisi tanker Jepang itu, yang menurut Amerika disebabkan oleh ranjau lain.

Adapun Teheran berulang kali membantah hal tersebut. Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan negaranya tidak mencari konflik dengan negara mana pun. Dalam pidatonya, Rouhani menolak upaya Amerika mengisolasi Iran. Dia menyebut pemerintah Presiden Donald Trump tidak berpengalaman dalam urusan internasional.

"Iran tidak akan berperang melawan negara mana pun," ucap Rouhani dalam pidato yang disiarkan stasiun televisi pemerintah. "Terlepas dari semua upaya Amerika di kawasan ini dan keinginan mereka memutuskan hubungan dan mengucilkan kami dengan dunia, mereka tidak berhasil."

Ihwal kesepakatan nuklir, Iran mengumumkan akan melanggar batas jumlah maksimum cadangan uranium yang diperkaya, yang diterapkan setelah dicapainya perjanjian internasional pada 2015. Badan tenaga atom Iran mengatakan mereka sudah meningkatkan produksi material tersebut dan pada 27 Juni dipastikan pembatasan kuota akan dilanggar. Meski begitu, badan tenaga atom Iran mengatakan masih ada waktu bagi negara-negara Eropa untuk bertindak melindungi Iran dari sanksi Amerika.

Sejumlah pemimpin dunia mendesak Amerika dan sekutunya menahan diri. Berbicara di Beijing, anggota Dewan Negara Cina, Wang Yi, mengatakan Amerika seharusnya tidak menggunakan "tekanan ekstrem" untuk menyelesaikan masalah dengan Iran.

Wang mengatakan bahwa Cina, mitra energi dekat Iran, tentu saja sangat prihatin akan situasi di Teluk dan Iran. Wang menilai, setiap perilaku unilateral tidak memiliki dasar dalam hukum internasional. "Ini tidak akan menyelesaikan masalah, malah menciptakan krisis yang lebih besar." Wang mengatakan kesepakatan nuklir Iran adalah satu-satunya cara yang mungkin untuk menyelesaikan masalah nuklir dan mendesak Iran untuk berhati-hati.

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Federica Mogherini, mengatakan Uni Eropa hanya akan bereaksi terhadap pelanggaran jika Badan Energi Atom Internasional secara resmi mengidentifikasi hal tersebut.

Pemerintah Trump beralasan kesepakatan nuklir pada 2015, yang dinegosiasikan oleh Presiden Barack Obama, cacat karena tidak permanen. Kesepakatan itu tidak menghukum Iran karena melancarkan perang proksi di negara-negara Timur Tengah lainnya.

REUTERS | ASSOCIATED PRESS | BBC | DEUTSCHE WELLE | AL JAZEERA | SUKMA LOPPIES

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus