Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Ketika bumi bergoyang

Iran sudah lima kali diguncang gempa. gempa terakhir mengejutkan para pakar gempa. iran termasuk daerah yang dilalui sabuk alpina, daerah rawan gempa. gempa terjadi di sabuk pasifik dan alpina.

30 Juni 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

IRAN memang langganan terkoyak gempa. Sejak 1962, dengan gempa terakhir Kamis pekan lalu, sudah lima kali negeri Ayatullah Khomeini ini terkena musibah maut itu. Pada 1962 tercatat korban tewas 5.000 orang. Enam tahun berselang, 12.000 nyawa melayang, pada 1972 sekitar 5.000, dan pada 1978 15.000 orang tewas. Tiga gempa terakhir di Iran yang menewaskan 50.000 orang, mengejutkan para pakar geologi dan ahli gempa. Pasalnya, wilayah yang terkena gempa berkekuatan 7,3 skala Richter itu, walau dekat, bukan termasuk daerah sabuk aktif gempa. "Tidak pernah gempa kuat menggoyang kawasan itu sejak 500 tahun silam," ujar Mdansour Niazi, geolog dan konsultan gempa bumi di Berkeley, California, AS. Sebenarnya wilayah yang disebut "Sabuk Alpina", yang dikenal sebagai zone labil dan rawan gempa, terletak di utara kawasan yang baru terkena gempa di Iran. Sekitar 100.000 orang tewas di sepanjang sabuk itu dalam abad ini. Di antaranya 1970 di Gediz, Turki, 1.000 korban tewas 1976 di Van, Turki, 4.000 orang 1977 di Bukarest, Rumania, 1.500 1978 di Tabas. Iran, 25.000 1983 di Pasnier, Turki, 1.300 dan 1988 di Armenia, Uni Soviet. 25.000 orang tewas. Dua rangkaian pegunungan di bumi yang beribu-ribu kilometer panjangnya, menurut para ahli, menjadi penyebab adanya daerah rawan gempa di sekitarnya. Sepotong rangkaian itu mengelilingi Samudera Pasifik. Yakni dari Pegunungan Andes di Amerika Selatan, ke pegunungan pantai California, terus ke Alaska, Aleuten, Filipina, dan Indonesia. Pegunungan lipatan besar ini disertai gunung-gunung berapi dan dikenal dengan Pacific Ring of Fire. (Inilah yang disebut dengan kawasan Sabuk Pasifik). Rangkaian pegunungan lipatan yang lain yakni dari pegunungan Alpen ke Eropa Selatan, Asia Kecil, Himalaya, Myanmar, dan Indonesia. (Inilah yang dikenal dengan wilayah "Sabuk Alpina.") Pegunungan-pegunungan ini tergolong pegunungan ter- muda di bumi dan termasuk daerah-daerah yang masih labil atau daerah mobil dalam kerak bumi. Di daerah-daerah inilah ter- konsentrasi gunung api dan pusat-pusat gempa bumi. Dan memang nyatanya hampir semua gempa bumi dahsyat terjadi di kawasan dua sabuk besar ini: Sabuk Pasifik (Circum Pacific Belt) dan Sabuk Alpina (Alpine Belt). Contoh gempa besar di kawasan Sabuk Pasifik adalah yang mengguncangkan Mexico City pada 1985, yang menewaskan 10.000 orang. Setahun kemudian giliran Guatemala terguncang, dengan korban 1.500 tewas. Pada 1988 menyusul Yunnan, RRC, dengan 1.000 nyawa melayang. Sebelumnya Peru (1970 dengan 70.000 orang tewas). Filipina (1976 dengan 8.000 tewas). Paling akhir, oktober silam, gempa mengguncang San Francisco. Gempa ini cuma "sedikit" menelan korban (67 orang tewas), namun kerugian ditaksir sekitar 7 milyar dolar. Di antara semua negara, RRC memegang rekor: 830.000 orang tewas ketika gempa menggetarkan Provinsi Shaanxi pada 1556. Pada 1920 gempa di Provinsi Jiangsu menewaskan 180.000 orang. Di era Cina modern, pada 1976, gempa terjadi di Kota Tangshan, yang menelan 240.000 nyawa. Farida Sendjaja

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus