Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tikiiri, seekor gajah berusia 70 tahun terlihat sangat kurus dan kurang makan di Sri Lanka. Baris-baris tulang rusuknya dapat dilihat jelas pada tubuhnya. Yang saat ini menjadi perhatian publik, dalam kondisi seperti itu Tikiiri diduga dipaksa berparade bersama gajah-gajah lainnya dalam sebuah parade.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Festival Buddha di Sri Lanka umumnya menampilkan binatang-binatang yang didekorasi dengan pakaian tertentu. Mereka akan berparade dan menampilkan atraksi bersama puluhan penari, pemain sulap, pemadam kebakaran dan musisi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Foto-foto Tikiiri yang sangat kurus dibagikan oleh Yayasan Save Elephant untuk menandai Hari Gajah Sedunia pada Senin, 12 Agustus 2019.
"Tikiri bergabung dalam pawai dari sore hari hingga larut malam setiap malam selama sepuluh malam berturut-turut, di tengah-tengah kebisingan, kembang api, dan asap. Dia berjalan beberapa kilometer setiap malam sehingga orang-orang akan merasa diberkati selama upacara. Tidak ada yang melihat tubuh kurusnya atau kondisinya yang melemah, karena kostumnya," tulis Yayasan Save Elephant.
Seekor gajah berusia 70 tahun terlihat sangat kurus dan kurang makan yang diduga dipaksa mengikuti parade. Sumber: Save Elephant Foundation/Facebook/mirror.co.uk
Yayasan Save Elephant juga menulis tidak ada yang melihat air mata di matanya yang terluka oleh cahaya terang yang menghiasi topengnya, tidak ada yang melihat kesulitannya untuk melangkah ketika kakinya dibelenggu saat dia berjalan.
"Bagaimana kita bisa menyebut ini suatu berkah, atau sesuatu yang suci, jika kita membuat nyawa makhluk hidup yang lain menderita?," tulis Yayasan Save Elephant.
Organisasi itu mengatakan Tikiiri bekerja untuk Kuil Tooth di kota Kandy. Yayasan Save Elephant mendesak masyarakat yang melihat hal ini agar menulis surat kepada Perdana Menteri Sri Lanka untuk mengakhiri kekejaman ini.
"Mencintai, tidak menyakiti, mengikuti jalan kebaikan dan kasih sayang, ini adalah Jalan Buddha. Inilah saatnya untuk mengikuti," tulis yayasan itu.
Organisasi nirlaba, Save Elephant Foundation berfokus pada penyediaan perawatan untuk populasi gajah. Perusahaan ini didirikan oleh Sangdeaun Lek Chailert, yang mulai mengadvokasi kesejahteraan gajah di Asia karena kecintaannya pada gajah dan kekhawatiran pada spesies yang terancam punah ini.
World Animal Protection memperkirakan sekitar tiga ribu gajah digunakan untuk hiburan di seluruh Asia. Dari jumlah itu, 77 persen diperlakukan tidak manusiawi.
MIRROR MEIDYANA ADITAMA WINATA