Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kongres rakyat setelah tiananmen

Deng xiaoping mengundurkan diri dari jabatan ketua komisi militer pusat negara pada kongres rakyat nasional republik rakyat cina ke-7. perdana menteri li peng menentang penganut liberalisme borjuis.

31 Maret 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INILAH sidang tahunan Kongres Rakyat Nasional Republik Rakyat Cina yang bersejarah. Kongres yang dibuka pada Senin pekan lalu itu mencatat sejumlah hal penting. Pertama, pengunduran diri Deng Xiaoping dari jabatan terakhirnya, Ketua Komisi Militer Pusat Negara. Kedua, untuk memperlihatkan sikap "keterbukaan" Cina, ratusan diplomat asing diundang menghadiri pembukaan Kongres Rakyat Nasional (KRN) ke-7 ini. Selain itu, sejumlah wartawan asing yang memang sudah mangkal di Cina dan yang datang khusus dari negeri asal mereka untuk meliput acara tersebut diberi keleluasaan. Terpenting, inilah pertemuan pertama setelah peristiwa Tiananmen, dan dengan demikian kita dapat memperkirakan arah kebijaksanaan yang ditempuh Cina. Ini dapat diperkirakan dari laporan yang diucapkan Perdana Menteri Li Peng pada hari pertama. Pidato Li Peng mengenai politik sungguh mencerminkan jalan konservatif yang sedang ditempuh oleh penguasa Beijing sekarang. "Apa pun yang akan terjadi, Cina yang sosialis akan terus berdiri dengan tegak dan teguh," kata Li. Sambil menyerang unsur-unsur yang ditudingnya sebagai "para penganut liberalisme borjuis", tak lupa disebutnya "kekuatan besar tertentu" di luar negeri, telah turut campur tangan dalam urusan domestik Cina. Karena itulah, kata Li lagi, pemerintah dan rakyat Cina harus tetap siaga agar dapat dengan segera "melumpuhkan dan menghancurkan setiap usaha subversi dan infiltrasi." Agaknya, itu merupakan tuduhan tak langsung Li terhadap unsur-unsur Barat yang turut "bermain" dalam aksi di Tiananmen tahun lalu. Ada nada yang lain dari sikap dan pandangan Li. Meski masih menyodorkan persyaratan -- harus tak mengganggu kestabilan negara -- dengan jelas Li mengatakan bahwa reformasi (ekonomi) akan terus dijalankan. Berlainan dengan sikap konservatifnya dulu, pendekatan Li dalam masalah ekonomi kini sangat pragmatis, malah sedikit berbau reformisme. Tampaknya, dihadapkan pada kenyataan bahwa industri Cina bekerja secara tak penuh dan angka pengangguran yang makin meningkat, terpaksa Li mengakui bahwa pemerintahnya telah melakukan kesalahan. Untuk mengatasi itu, Li mengusulkan agar pengetatan atas persediaan uang sedikit dikendurkan. Atau dengan kata lain, "memompa lebih banyak dana ke dalam ekonomi". Cara lain yang diusulkan Li adalah mendorong produksi dengan membangkitkan kembali yang disebutnya "kekuatan-kekuatan pasar". Ia bertekad untuk mengendurkan "kontrol perencanaan terpusat" dengan mekanisme pasar yang "memadai". Sayangnya, laporan Li tak memberikan rincian lebih jauh tentang pelaksanaan usul-usulnya, terutama dalam hal memanfaatkan kekuatan-kekuatan pasar. Dan masih menjadi pertanyaan besar, apakah ia akan mengizinkan kekuatan pasar memainkan peranan lebih besar dalam kegiatan ekonomi. Banyak pengamat yang mengatakan, keengganan Li untuk berbicara tentang itu disebabkan oleh pertentangannya dengan pemuka reformis radikal, bekas Ketua PKC Zhao Ziyang. Ia tak ingin terperosok ke dalam lubang yang digalinya sendiri, kesalahan yang diperbuat Zhao -- melawan kebijaksanaan Deng. Soalnya, meski Deng Xiaoping telah mengundurkan diri secara penuh dan kegiatan politik sehari-hari, banyak pengamat berpendapat bahwa itu sebagai tak lebih dari simbol belaka. Pertama, posisi Ketua Komisi Militer Pusat Negara hanyalah jabatan seremonial belaka. Posisi yang paling kuat di Cina justru ada di tangan orang yang menduduki jabatan Komisi Militer Pusat dalam Komite Sentral PKC. Karena orang yang memegang jabatan itu ada dalam kedudukan untuk menggunakan kekuasaan dalam menggerakkan tentara. Posisi itu sudah diserahkan oleh Deng kepada Ketua PKC Jiang Zemin, November tahun lalu. Dengan demikian, di kertas, Jiang-lah yang paling berkuasa. Tapi, pada kenyataannya, tidaklah demikian. Walaupun sudah pensiun dari seluruh jabatan aktifnya, Deng masih berperanan besar, dan masih akan bermain di belakang layar. Ia-lah yang masih memegang kunci penentu dalam hitam-putihnya politik dan kepemimpinan di Cina. Keputusannya untuk berhenti dari jabatan aktif, barangkali didasarkan atas pertimbangan, apabila ia terus-menerus menunda pensiunnya, Jiang tak akan punya kesempatan untuk membuat dirinya berakar di kalangan elite Cina, dan di tentara. Lalu, bagaimana dengan posisi Jiang, 63 tahun, dalam polarisasi reformis-konservatif di Cina dewasa ini? Ada dugaan, walaupun pada akhir-akhir ini Jiang sering menyuarakan politik konservatif, sebenarnya ia bukanlah seorang konservatif tulen. Ia adalah penempuh jalan tengah dan juga "loyalis Deng". Mungkin juga tokoh yang bisa diterima oleh semua faksi. Mungkin atas alasan tersebut Deng telah memilihnya, di samping ia seorang administratur yang cakap. Faktor itu dibuktikannya ketika ia menjadi Wali Kota Shanghai dan Ketua Partai cabang kota itu. Kecakapan itu dibuktikannya dengan keberhasilannya mencegah Shanghai menjadi ajang demonstrasi menuntut demokrasi seperti yang terjadi di Beijing pada awal Juni tahun silam. Dengan menunjuk Jiang, Deng mendapat jaminan bahwa program-program reformasinya akan terjamin. Tapi, untuk membuat Jiang punya pengaruh, diperlukan suatu masa yang cukup panjang. Sadar akan usianya yang sudah lanjut, Deng dengan segera mengundurkan diri dan membantu Jiang dari belakang. A. Dahana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus