Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Pemimpin Separatis Moldova Kunjungi Moskow untuk Berunding soal Krisis Gas

Pemimpin separatis wilayah Moldova mendatangi Moskow untuk berunding soal krisis gas.

16 Januari 2025 | 14.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Logo perusahaan energi Rusia Gazprom terlihat di sebuah stasiun di Sofia, Bulgaria, 27 April 2022. REUTERS/Spasiyana Sergieva

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin wilayah Transdniestria yang memisahkan diri dari Moldova telah melakukan perjalanan ke Moskow untuk berunding guna menyelesaikan krisis energi. Menurut kantor berita setempat pada Selasa, 14 Januari 2024, langkah itu dilakukan menyusul penangguhan pengiriman gas Rusia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari Reuters, Transdniestria telah mengalami pemadaman listrik yang meluas sejak 1 Januari ketika Gazprom Rusia menangguhkan ekspor gas ke wilayah tersebut. Alasannya utang Moldova yang belum dibayar sebesar US$709 juta yang tidak diakui oleh Chisinau sebagai utang yang sah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Moskow menyalahkan penangguhan pasokan gas pada Moldova dan Ukraina, yang menolak untuk memperpanjang kesepakatan transit gas lima tahun yang berakhir pada 31 Desember. Moldova beralasan bahwa hasilnya membantu mendanai invasi Rusia ke Ukraina.

Moldova mengatakan Moskow dapat menggunakan rute alternatif untuk terus memasok Transdniestria, yang menerima gas melalui Ukraina.

Menurut laporan kantor berita Novosti Pridnestrovya, Sekretaris Pers Transdniestria Denis Podgorny mengatakan pemimpin separatis Transdniestriax Vadim Krasnoselsky, mengadakan pembicaraan untuk mengatasi krisis energi.

Dia tidak memberikan rincian sedangkan otoritas Rusia tidak memberikan komentar.

Presiden Moldova yang pro-Barat Maia Sandu mengatakan ia mengetahui kunjungan tersebut. "Kami ingin orang-orang di wilayah Transdniestria... memiliki listrik, pemanas, dan air sesegera mungkin," katanya, dikutip dari Reuters

"Penolakan Tiraspol untuk menerima bantuan dari Moldova bukanlah (penolakannya) tetapi penolakan Kremlin," ujar Sandu.

Dia menegaskan kembali pandangan Chisinau bahwa Transdniestria hanya bertindak atas perintah Moskow. Tiraspol adalah ibu kota wilayah separatis tersebut.

Analis politik Moldova Vitalie Andrievschi mengatakan kepada Reuters bahwa pembicaraan Krasnoselsky di Moskow dapat menghasilkan posisi yang sama bahwa dimulainya kembali pasokan gas Rusia bergantung pada Moldova yang membayar tunggakan.

"Atau Rusia dapat mempertimbangkan posisi Transdniestria dan mengatakan akan memulai pengiriman pada tanggal ini atau itu melalui koridor Balkan (Turki, Bulgaria, Rumania), tanpa Moldova membayar tunggakan," tuturnya.

Pejabat Moldova mengatakan mereka telah menawarkan bantuan kepada Transdniestria untuk membeli gas di pasar eksternal dan mengamankan pasokan batu bara dari Ukraina. Pihak berwenang separatis mengatakan Chisinau tidak mengajukan proposal nyata.

Sandu mengatakan dia yakin krisis energi telah dipicu secara artifisial, dengan alasan bahwa Rusia memiliki rute alternatif untuk terus memasok gas alam yang dikontrak. Dia menyebut satu-satunya tujuan Rusia adalah untuk mengacaukan situasi di Moldova.

Sandu, yang memenangkan masa jabatan presiden kedua dalam pemilihan yang ketat akhir tahun lalu, bertujuan untuk membawa Moldova ke Uni Eropa.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Moldova mengecam komentar seorang ajudan senior Kremlin, Nikolai Patrushev, yang menyalahkan otoritas Chisinau atas krisis energi dan mengatakan mereka harus "mengakui kesalahan mereka" sebagai "campur tangan yang tidak dapat diterima".

"Saya tidak dapat mengesampingkan kemungkinan bahwa kebijakan anti-Rusia yang agresif di Chisinau akan menyebabkan Moldova menjadi bagian dari negara lain atau tidak ada lagi," ucap Patrushev kepada harian Kosomolskaya Pravda.

Dia mengatakan nasib yang sama juga dapat menimpa Ukraina, dengan mengutip posisi Rusia yang telah lama dipegang bahwa kebijakan Kyiv dipandu oleh apa yang disebut Moskow sebagai prinsip "neo-Nazi".

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus