Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Mencari kennedy australia

Jika dalam pemilihan umum partai buruh dan oposisi memperoleh suara hampir berimbang banyak pengamat menduga australia akan dilanda krisis politik, dan peran pihak independen akan sangat menentukan.

31 Maret 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SIAPAKAH pemimpin ideal orang Australia? Jawabnya, John F. Kennedy. Orang Australia, menurut media Australia The Bulletin, rupanya tak begitu antusias pada dua calon perdana menteri dalam pemilu Sabtu pekan lalu. Mereka lebih menyukai presiden AS yang ditembak itu daripada Bob Hawke, perdana menteri sekarang dan pemimpin Partai Buruh, ataupun Andrew Peacock, pemimpin koalisi oposisi. Media tersebut, pekan lalu, menunjukkan bahwa 20% dari pemilih mengaku tak akan memilih keduanya. Termasuk di antaranya para pendukung setia Partai Buruh, yang kecewa atas pemerintahan Hawke. Dan kenyataannya, hingga Senin malam ini, dua hari setelah pemilu, posisi Hawke dan Peacock masih belum menentu. Sampai tengah malam Senin pekan ini, penghitungan suara untuk 148 kursi Majelis Rendah, 71 direbut Buruh, 70 dijaring Koalisi, dan satu jatuh ke Independen. Masih enam kursi lagi yang hasilnya belum diketahui. Konon, baru Kamis ini keseluruhan hasil dapat diketahui. Keterlambatan ini, selain karena adanya tempat pemungutan suara yang terkena banjir, juga karena adanya perbedaan waktu di Australia Barat. Misalnya di Queensland, masih 3.000 pemilih yang baru memasukkan suara Senin ini. Banyak pengamat menduga, seandainya Hawke -- perdana menteri tiga periode -- menang lagi, angkanya tipis. Dan itu akan menimbulkan krisis politik di Australia. Yang jelas, jika terbentuk parlemen tanpa mayoritas, peran pihak Independen akan sangat menentukan. Kalau itu memang terjadi, dampak krisis politik akan langsung menghambat perbaikan ekonomi. Akibat tingkat suku bunga tinggi (tahun ini mencapai 17%), membengkaknya pengangguran (6,5%), dan melambungnya utang luar negeri (US$ 96 milyar), ekonomi Australia kini memang dalam gerak menurun. Soalnya, kata Menlu Australia Gareth Evans, "Pemerintah bakal terpenjara oleh keputusan kunci pihak Independen. Saya rasa bakal buruk akibatnya bagi kualitas pelayanan sosial di negara ini." Toh para pengamat politik menyebut Bob Hawke dan Partai Buruhnya lebih punya kesempatan membentuk pemerintahan ketimbang oposisi. Bila harus memilih, Hawke memang lebih populer ketimbang Peacock. Bisa jadi karena Hawke yang emosional ini berani menunjukkan perasaannya dan juga "belangnya" secara terbuka kepada masyarakat Australia. Ayah tiga anak ini menangis di muka publik pada peringatan peristiwa pembantaian aksi demokrasi di Lapangan Tiananmen, Cina, tahun lalu. Sebelumnya, Maret 1989, juga dengan derai air mata ia mengakui "perbuatan serongnya" pada masa lalu. Ia pun tak menutupi kebiasaannya menenggak minuman keras di masa muda dulu. (Ia pernah tercatat di Guinness Book of World Records 1952 setelah minum 1,5 liter bir dalam tempo 12 detik). Tapi di sisi lain, keterbukaan Hawke menyebabkan ia ditinggalkan banyak pendukung setianya. Ia dianggap melenceng jauh dari garis Partai Buruh. Persahabatan Hawke dengan para pengusaha kelas kakap membuat gelisah buruh kecil, yang gajinya makin tercekik pajak, inflasi, dan kenaikan tingkat bunga pembayaran cicilan pembelian rumah. Janji Hawke, pada pemilu 1987, bahwa "pada tahun 1990 tidak akan ada anak Australia yang hidup dalam kemiskinan" ternyata tak bisa dipenuhi. Hawke sempat dicela ketika turut campur dalam kasus pemogokan para penerbang yang menuntut kenaikan gaji, tahun lalu. Kecaman Hawke atas para penerbang membuat maskapai penerbangan merasa dapat angin sehingga tak bersedia berunding dan menutup pintu bagi para pemogok. Citra Partai Buruh sebagai partai rakyat kecil luntur. Robert James Lee Hawke lahir pada 9 Desember 1929 di Bordertown, Australia Selatan. Ayahnya seorang pendeta. Hawke kecil dikenal sebagai pelajar cerdas. Ia memperoleh beasiswa di Universitas Australia Barat hingga meraih gelar sarjana hukum dengan pujian, dan sekaligus lulus sarjana muda ekonomi. Otak encer membawanya ke Universitas Oxford, lagi-lagi dengan beasiswa. Sekembali dari Oxford, 1956, ia mengawini Hazel Masterson. Tak lama setelah itu, Hawke bergabung dengan Dewan Serikat Buruh Australia, dan di organisasi itulah kariernya terus menanjak. Pada 1970, ia menjadi ketua Dewan itu, dan sepuluh tahun kemudian terpilih sebagai anggota parlemen. Karier politik Hawke terus menanjak. Tahun 1983, saat PM Malcom Fraser menyelenggarakan pemilu, Hawke berhasil menggeser Bill Hayden dari kursi pimpinan Partai Buruh. Lalu dengan gemilang berhasil memenangkan pemilu hingga tiga kali. Akankah ia berhasil untuk keempat kalinya? Jika Hawke berhasil tampil kembali sebagai PM, maka tamatlah karier politik pemimpin Partai Liberal Andrew Peacock. Walau lebih ganteng, lebih muda, lebih gagah, dan lebih dandy, menlu dalam pemerintahan PM Fraser ini kalah populer. Bisa jadi karena hubungan mesranya dengan aktris AS Shirley Maclaine, yang gencar dipublikasikan pers, dan kegagalan dua kali perkawinannya. Tokoh liberal ini lahir pada 13 Februari 1939 dalam sebuah keluarga kaya di Melbourne, Victoria, basis Partai Liberal. Tamat dari University of Melbourne, Peacock menggondol gelar sarjana hukum. Sebelum terjun ke parlemen, Peacock muda bekerja sebagai pengacara. Hubungan dengan Partai Liberal dimulai saat ia bergabung dengan Organisasi Pemuda Liberal, saat ia berusia 17 tahun. Ia menjadi ketua organisasi itu pada 1962, dan tiga tahun kemudian ia sudah memimpin Partai Liberal cabang Victoria. Setahun kemudian, ia menjadi anggota parlemen. Karier Peacock terus menanjak, jabatan menteri beberapa kali dipegangnya. Ayah tiga anak ini terpilih sebagai pemimpin partai oposisi, 1983, dua tahun kemudian ia mengundurkan diri. Baru 1989, ia terpilih lagi memimpin koalisi partai oposisi. Farida Sendjaja

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus