Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kontraktor as di pelosok cina

Laporan wartawan washington post tentang orang amerika sebagai kontraktor di cina, sejak tumbuhnya politik pragmatis. perusahaan amerika pullman kellogg menandatangani kontrak pabrik pupuk di cina. (ln)

10 September 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RRT dikenal tertuttlp untuk orang asing - apalagi dari negeri kapialis. Juga doktrin lao meminta rakyatnya untuk berdikari. Tapi ternyata ada juga orangvrang Amerika tinggal di pedalaman RRT, sebagai kontraktor. Mungkin ini juga petunjuk bertumbuhnya polik "pragmatis". Laporan berikut ini adalah mengenai orang Amerika di Cina sebagai yang dilaporkan oleh wartawan Jay Mathews dari Washington Post beberapa hari yang lalu. SELAMA 18 bulan terakhir ini, Joe St Clair merupakan salah seorang dari sejumlan kecil orang Amerika yang diizinkan tinggal di daerah terpencil jaun dari kota Peking. Daerah terpencil itu terletak di sebelah barat daya Peking, di sebuah bukit yang herjarak 1650 kilometer dari ibukota. Dengan alasan politis, hingga kini tidak seorang diplomat Amerika pun yang diizinkan mendatangi daerah terpencil tersebut. Di bukit itu, perusahaan Pullman Kellogg dari Houston, telah mendirikan sebuah pabrik pupuk dari amonia. Tapi dalam proses pembuatan pabrik tersebut orang Amerika tersebut telah menciptakan oasis mewah - lengkap dengan alat pendinin (ac), pohon natal plastik, televisi berwarna dari Amerika serta masakan daging babi yang lezat -- di tengah-tengan pedusunan Cina yang masih amat kuno. Batas-Batas Tertentu St Clair berkisah mengenai berkembangnya hubungan antara keluarga Amerika dengan penduduk setempat serta senda gurau para pekerja Cina. Bekerja di tempat yang tak begitu jauh dari pusat pergolakan politik, orang-orang Amerika itu kadang menyaksikan para pengawal berkerumun pada sebuah depot di sekitar pabrik yang sedang dibangun. Tapi toh tak terjadi apa-apa dan pekerjaan berjalan tak terganggu. Tidak dibolehkan melampaui batas-batas tertentu - dan memang di sana tidak ada yang akan dikerjakan -- St. Clair merasa terkungkung. "Untunglah kami memiliki banyak kegiatan yang membuat kami amat sibuk," kata St Clair, 28 tahun, yang merasa masih betal- tinggal di tanah Cina. Kisah orang Asnerika di tanah Cina terpulang jauh ke awal abad ini. Ketika itu dinasti terakhir Cina sedang ambruk. Cina terbuka, dan dari zending kristen hingga tukang rokok mengatur masuk ke sana. Kemudian datang Jepang yang disusul oleh pembebasan komunis yang menghabiskan orang Amerika di daratan. Tapi kini, setelah hubungan Cuna-Amerika diperbaharui, tanah Cina kembali menjadi rumah bagi sejumlah orang Amerika. Diplomat, pencari minyak, pedagang dan ahli bangunan -- seperti Joe St Clair - ada sebanyak 187 orang di sana. Buka Mulut Sejak Pullman Kellogg menandatangani kontrak seharga 220 juta dolar untuk membangun sejumlah pabrik pupuk di delapan daerah terpencil, perusahaan itu telah mendatangkan lebih banyak orang Amerika dari yang tinggal di kompleks kantor penghubung di Peking. Pullman Kellogg kini mempekerjakan 45 orang Amerika. Tadinya ada 120 orang di wilayah terpencil ini -- dihandingkan denan 66 orang yang berkumpul di kantor penghubung - tapi berkurang kemudian lantaran cmpat pabrik telah selesai. Menghormati kepekaan Cina terhadap masalah bantuan luar negeri, pegawai-pegawai Pullman Kellogg tadinya selalu menolak untuk memberikan wawancara pers mengenai pengalaman mereka di tanah Cina. Bahkan setelah mereka kembali ke Amerika. Tapi dengan kebijaksanaan baru Cina yang santai terhadap import teknologi, St Clair dan John Churilla, manajer perusahaan itu di Peking, kini bersedia buka mulut. "Saya betul-betul tak tahu apa yang saya harapkan ketika tiba di sini," kata St Clair, yang kunjungannya ke Cina merupakan perjalanan pertamanya ke luar negeri. Petani dan pekerja di Yunnan timur laut, tempat salah satu dari pabrik yang dibangun, sebelumnya tidak pernah menyaksikan orang asing. Dan mereka tiba-tiba harus membiasakan diri hidup bersama 18 orang Amerika serta enam atau tujuh orang Eropa yang ikut dalam pembangunan pabrik tersebut. "Anak-anak kami bermain-main dengan anak-anak Cina, belajar bahasa Cina dan mengajarkan bahasa Inggeris kepada anak teman mainnya itu. Mereka kadang-kadang lebih cepat mengerti bahasa Cina dari saya," kata Clair pula. Ibu-ibu Amerika mengajar anak-anak mereka lewat bahan pelajaran yang dikirim per pos. Pullman Kellogg membangun instalasi alat pendingin untuk pegawai-pegawai mereka. Juga ruang makan serta ruang ekreasi yang dilengkapi dengan video televisi. "Kami mendapat video dari Mary Tyler Moore, Rhoda, M.A. S.H. sebagai film mingguan. Kami memutarnya kemudian mengirimkannya ke lokasi lain sembari menanti kiriman berikutnya," begitu Clair menjelaskan. Di tempat bekerja, frustrasi biasanya timbul jika orang Amerika harus mengarahkan pekerjaan yang bersinggungan dengan masalah kebudayaan dan politik. "Mereka harus lapat dulu untuk memutuskan segalanya." Begitu komentar Clair mengenai pekerja-pekerja Cina itu. "Pengawas menjelaskan mengenai bagaimana mengerjakan sesuatu. Tapi beberapa di antara pekerja itu akan berkata: 'wah, tidak begitu mestinya', lalu mereka mengadakan rapat mengenai soal tersebut," kata Churilla. Gerombolan Empat Orang "Tapi semuanya beres saja selama masa pembangunan pabrik," kata Churilla pula. Bagaimana jika terjadi ketidak-beresan pada saat pabrik sedang beroperasi? "Untunglah sejak '(erombolan Empat Orang' telah jatuh, kami menyaksikan keadaan menjadi lebih baik," kata Churilla. Hingga bulan Oktober, Cina telah digoncangkan oleh pertentangan politik antara kaum pragmatis di kalangan birokrat dalam partai dan tentara melawan sejumlah pemimpin yang mendesak agar pikiran-pikiran Mao -- termasuk hak pekerja untuk melawan cara-cara mengcrjakan pabrik sebagai yang diajarkan oleh para pengawas - dilaksanakan secara penuh. Kelompok yang terakhir ini, termasuk isteri Mao, telah disingkirkan setelah Mao habis. Administrasi baru di bawah pimpinan Hua Kuo-feng kini menekankan perlunya menghormati secara sepatutnya para pengawas kerja di pabrik, kantor atau sekolah. Pada saat yang sama, orang-orang Amerika itu telah mengembangkan suatu cara berkomunikasi baru jika mereka mengalami sedikit kesulitan dengan para pekerja Cina itu. "Mundur saja selangkah dan biarkan orang Cina itu jalan sekehendaknya. Mereka toh akan tiba di tempat yang sama," begitu Churilla menjelaskan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus