Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah di salah satu kota di Estonia sepakat menggunakan bendera dengan gambar daun ganja sebagai lambangnya. Keputusan ini disepakati setelah jajak pendapat daring untuk memilih penggunaan lambang ganja dalam bendera kota, seperti dikutip dari Reuters, 17 Mei 2018.
Nama salah satu daerah, Kanepi, di sebelah tenggara Estonia, berasal dari kata kanep, yakni kata Estonia untuk ganja, yang telah digunakan nenek moyang mereka untuk diolah menjadi kain, minyak, dan tali sejak 150 tahun yang lalu.
Kebutuhan untuk menciptakan bendera baru muncul setelah beberapa daerah pemerintahan bergabung sehingga pemerintahan Kanepi memiliki luas wilayah lebih besar.
Baca: Zimbabwe Halalkan Ganja untuk Medis dan Ilmu Pengetahuan
Pola bendera kota Kanepi dengan logo daun ganja terlihat dalam voting dewan kota di Polgaste, Estonia, 15 Mei 2018. Dalam bahasa Estonia, kata Kanep berarti Cannabis (ganja). [Reuters/Ints Kalnins]
Pemerintah daerah pun menggelar jajak pendapat daring terbuka pada Januari. Hasil jajak pendapat mengumpulkan 12.000 lebih suara setuju menggunakan simbol ganja, meskipun populasi Kanepi kurang dari 5.000 jiwa.
Sembilan anggota dewan kota pun memilih setuju menggunakan bendera berlambang ganja sementara hanya delapan yang menolak.
Anggota dewan Kanepi, Arno Kakk, yang ikut menolak lambang ganja, mengatakan kepada Reuters setelah pemungutan suara pada hari Selasa.
"Saya harus mengatakan bahwa saya tidak bersedia bahwa kita akan berbaris di bawah bendera semacam ini," ujar Arno Kakk.
Baca: Polisi Argentina Salahkan Tikus Lantaran 540 kilogram Ganja Raib
Ketua dewan kota, Kaido Koiv, yang mendukung pengadopsian daun itu, mengatakan proses itu sangat demokratis, meskipun ada pertanyaan soal jumlah yang terlibat dalam jajak pendapat daring ini, namun tidak melihat alasan untuk menolak lambang itu.
Narkoba sendiri adalah barang ilegal di Estonia. Kepemilikan dan penggunaan sejumlah kecil ganja untuk konsumsi pribadi termasuk kejahatan yang dapat dihukum dengan denda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini