Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah pesawat nirawak menghantam sebuah gedung apartemen di kota Voronezh, Rusia selatan, Jumat, 9 Juni, 2023, dalam apa yang oleh para penyelidik disebut sebagai "aksi teroris" atas nama Ukraina, mendorong gubernur regional untuk memerintahkan keadaan darurat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tiga orang terluka ringan akibat pecahan kaca tetapi tidak memerlukan perawatan rumah sakit, kata Gubernur Alexander Gusev.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Komisi Investigasi pemerintah Rusia, yang menangani kejahatan-kejahatan serius, mengatakan mereka telah membuka kasus kriminal terhadap “orang-orang yang bertindak atas nama kepentingan kepemimpinan politik-militer Ukraina.”
Tidak ada reaksi resmi dari Ukraina, yang tidak mengomentari dugaan operasi militer di dalam wilayah Rusia.
Serangan drone di dalam Rusia telah sering terjadi, tetapi lebih sering terjadi di daerah yang lebih dekat ke Ukraina. Voronezh memiliki populasi lebih dari satu juta orang dan terletak sekitar 180 km (110 mil) dari perbatasan Ukraina.
"Ada ledakan dahsyat. Saya berteriak. Dan (tukang ledeng) yang sedang memperbaiki saluran air saya, dia melihatnya; dia berteriak bahwa itu adalah drone," kata seorang saksi.
Penyelidik mengatakan ada kerusakan struktural pada blok apartemen, yang fasadnya sebagian hancur dan hangus.
Rusia menuduh Ukraina bulan lalu meluncurkan dua drone ke Kremlin dalam apa yang dikatakan sebagai upaya untuk membunuh Presiden Vladimir Putin. Kyiv membantah terlibat dalam insiden itu.
Pada 30 Mei, Rusia mengatakan telah menembak jatuh atau mengalihkan delapan drone Ukraina dalam serangan di beberapa distrik di Moskow. Seorang pembantu presiden Ukraina membantah Kyiv terlibat langsung tetapi mengatakan "senang menonton acara" dan meramalkan lebih banyak serangan seperti itu.
REUTERS
Pilihan Editor: Presiden Palestina Berkunjung ke China Pekan Depan