SUDAH beberapa tahun Israel mengontrol sepenuhnya wilayah udara
Lebanon Pesawat pengintainya sering melakukan penerbangan
mata-mata membuat sejumlah foto. Di Lebanon itu, ia
berkepentingan melindungi kedudukan sekutunya (pasukan
Phalangist) dalam menghadapi tekanan pihak milisi Kiri dan
gerilyawan Al-Fatah, kelompok bersenjata PLO. Jika kelompok
Phalangist mendapat tekanan di darat, pesawat tempur Israel
biasanya secara leluasa menggempur wilayah pertahanan musuh
sekutunya.
Tapi situasi itu kini sudah berubah. Gerakan pesawat tempur
Israel di Lebanon mulai terbatas. Terutama sejak Suriah (29
April) menempatkan deretan Peluru Kendali Darat ke Udara (SAM-6)
di Lembah Bekaa, Lebanon. Dengan SAM-6 ini pula, dua pesawat
pengintai tanpa awak miliknya pernah ditembak jatuh ketika
berusaha melintasi wilayah udara lembah itu.
Suriah memang terpaksa harus mengerahkan SAM-6 sesudah dua
helikopter pengangkut pasukannya (28 April) dirubuhkan pesawat
tempur Israel dengari tembakan roket udara ke udara. Ketika itu
helikopter Suriah baru saja meninggalkan pangkalan militer
Riyaq, sebelah timur Zahle, Lebanon, menunjang operasi militer
di darat. Sejak awal April itu, Suriah beroperasi berusaha
mengurangi pengaruh pasukan Phalangist atas Kota Zahle
(berpenduduk 200 ribu mayoritas Kristen) dan Gunung Sannin.
Phalangist dengan dukungan Israel sudah lama berambisi menguasai
kawasan strategis tersebut.
Dan Suriah yang sejak 1976 menempatkan pasukan pendamai (Liga
Arab) tentu tak menginginkan kawasan strategis tadi jatuh ke
tangan pasukan Phalangist. Untuk itu terpaksa ia mengurangi
tekanan pesawat tempur Israel. Tapi selama 18 bulan terakhir,
Suriah kehilangan 13 pesawat MiG dalam pertempuran udara
(dogfight) - sementara Israel tak rugi sebuah pesawat pun.
Keunggulan Israel di udara tampak tak bisa diimbangi Suriah.
Justru dengan dukungan udara Israel pasukan Phalangist semakin
kuat. Yasser Arafat, pemimpin PLO, sudah memperingatkan akan
bahaya persekongkolan Phalangist-lsrael itu. Dan Suriah, yang
tak menginginkan peta geopolitik di Lebanon berubah, segera
mengirimkan SAM-6 ke Lembah Bekaa. Peluru kendali itu yang
diperoleh Suriah dari Uni Soviet ternyata disegani pesawat
tempur Israel.
Tentu saja penempatan SAM-6 itu menantang Israel. PM Menachem
Begin mengancam akan segera menghancurkannya. Ternyata Suriah
tak mau digertak.
Suatu serangan terbuka Israel, jika terjadi, akan menyulut
peperangan lebih luas. Berusaha mencegahnya, Presiden AS Ronald
Reagan segera mengirimkan utusan khusus Philip Habib. Selama
tiga pekan dalam Mei, Habib melakukan misi diplomasi bolak-balik
Jerusalem dan Damaskus. Bahkan pergi juga ia ke Riyadh, meminta
pengaruh Saudi terhadap Suriah.
Buat sementara Habib berhasil mencegah Israel menyerang deretan
SAM-6 itu. Tapi ia belum berhasil membujuk Presiden Hafez Assad
agar mau menarik deretan SAM-6, seperti yang dikehendaki Israel.
Habib akan melanjutkan misinya pekan ini sesudah berkonsultasi
di SVashington, sementara Sekjen Liga Arab Chadli Kleibi bertemu
dengan menteri luar negeri Arab Saudi, Kuwait, Suriah dan
Presiden Lebanon Elias Sarkis. Dari kota pesanggrahan Beiteddin,
Lebanon, mereka diharapkan akan menelurkan suatu usul kompromi.
Misalnya, ada gagasan mengubah pasukan penangkal Arab -- kini
berkekuatan 22.000 prajurit Suriah -- supaya bersifat
multinasional. Pasukan penangkal itu, berdasar mandat Liga Arab,
dibiayai Arab Saudi dan Kuwait sejak 1976. Sukses misi Habib
akan tergantung pada corak pasukan itu nanti.
Apa pun hasil pertemuan itu, Suriah sudah memetik keuntungan
dari krisis SAM-6 ini. Ia kini kembali mendapat dukungan luas
negara-negara Arab, kecuali dari Jordania. Padahal Damaskus baru
saja dikucilkan karena mendukung Teheran dalam perang Iran-lrak.
Dari Uni Soviet -- sekutunya dalam pakta pertahanan bersama --
ia juga mendapat dukungan diam-diam. Dan dengan bantuan Arab
Saudi yang menyalurkan US$ 4 milyar tahun lalu, Suriah
mendapatkan persenjataan Soviet -- antara lain SAM-6.
Tapi apa sih keampuhan SAM-6? Keakuratan daya tembaknya sudah
dikenal Israel dalam Perang Oktober 1973 melawan Mesir. Dengan
daya tembak efektif maksimum 18 km dan minimum 4 km, SAM-6
(Gainful) mampu terbang 2,8 kali kecepatan suara (Mach 2,8).
Dalam perang Oktober 1973 itu pesawat tempur Israel banyak yang
rubuh dibuatnya. Selain dengan SAM-6, Mesir juga membangun
pertahanan udaranya dengan SAM-2 (Guideline), SAM-3 (Goa) dan
SAM-7 (Strella) di 130 tempat. Tapi jaringan peluru kendali itu
akhirnya dihancurkan pasukan lapis baja Israel.
Bisakah Israel menghancurkan deretan SAM-6 (Gainful) Suriah?
"Kami bisa menghancurkan dalam tempo dua jam," kata PM Begin.
Dengan keunggulan pesawat tempurnya, dia mungkin mencoba
membuktikannya. Pekan lalu Israel terbukti berhasil
menghancurkan deretan SAM-9 (Gaskin) yang dioperasikan pasukan
Libya di Beirut Selatan. Tapi Israel lebih berpikir panjang
untuk menghadapi SAM-6 itu, sebab Suriah pun ternyata mahir
menggunakannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini