Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kunjungan kerja Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi ke Inggris disebut memberikan sinyal positif bagi peningkatan hubungan bilateral kedua negara. Lawatan itu adalah yang pertama kali bagi Wang Yi dalam 10 tahun dan kedua negara memulai putaran baru dialog strategis yang pertama dalam tujuh tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Hal ini menunjukkan kesediaan Cina dan Inggris untuk menindaklanjuti pemahaman bersama di antara para pemimpin negara dan menstabilkan serta meningkatkan hubungan bilateral," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Guo Jiakun, Jumat, 14 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wang Yi mengunjungi Inggris pada 12-13 Februari 2025 dan bertemu dengan Perdana Menteri Keir Starmer, Menteri Luar Negeri David Lammy, dan pejabat tinggi Inggris lainnya. Guo menilai kunjungan itu meningkatkan komunikasi strategis di antara kedua negara. Dia juga mengatakan bahwa Cina menyambut positif kebijakan pemerintah Inggris yang "masuk akal dan pragmatis" terhadap Cina.
"Cina memandang Inggris sebagai mitra strategis yang penting dan siap mempererat dan memperluas kerja sama di berbagai bidang," kata Guo.
Inggris disebutnya menyepakati hubungan Inggris-Cina yang melayani kepentingan kedua negara dan berkomitmen untuk mengembangkan hubungan yang berkelanjutan dengan Cina "secara stabil, matang, dan kuat." Kedua pihak ingin terlibat dalam dialog yang jujur dan konstruktif dalam semangat saling menghormati untuk mengatasi perbedaan dan perselisihan secara tepat.
Selama kunjungan kerjanya, Wang Yi membahas rencana peningkatan komunikasi dan kerja sama bilateral melalui penyelenggaraan Dialog Energi Cina-Inggris, Pertemuan Komisi Bersama Cina-Inggris untuk Kerja Sama Sains, Teknologi, dan Inovasi, serta Konferensi Pendidikan Cina-Inggris.
Dibahas pula upaya mempercepat mekanisme Komisi Perdagangan dan Ekonomi Bersama Cina-Inggris, kerja sama kesehatan dan industri, jasa keuangan, energi bersih, kecerdasan buatan, tata kelola global, kemitraan pembangunan, penanggulangan perubahan iklim, dan keamanan siber.
Wang Yi menjelaskan posisi Cina pada isu-isu tentang Taiwan, Hong Kong, Timur Tengah, dan Ukraina dengan mengatakan Beijing menyambut baik semua upaya pembicaraan damai, termasuk yang dilakukan oleh negara-negara Eropa. Sebelumnya pada Januari 2025, Menteri Keuangan Inggris Rachel Reeves dan Wakil PM Cina He Lifeng sepakat memulai lagi Dialog Ekonomi dan Keuangan Inggris-Cina dengan nilai kesepakatan mencapai 600 juta GBP (Rp12,2 triliun). Cina juga berencana menerbitkan obligasi hijau di London tahun ini untuk mendanai proyek-proyek ramah lingkungan.
Hubungan Cina Inggris mengalami ketegangan sejak 2018 ketika Inggris mengkritik tindakan Beijing di wilayah otonomi Uygur Xinjiang dan Hong Kong, pandemi Covid-19, dan pembentukan pakta keamanan AUKUS oleh Australia, Inggris, dan Amerika Serikat. Pada 2023, investasi Inggris di Cina anjlok 20,9 persen menjadi 8,8 miliar GBP (Rp 179,2 triliun), sedangkan investasi Cina di Inggris turun tipis 1,6 persen menjadi 4,2 miliar GBP.
Sumber: Antara
Pilihan editor: Pembekuan Pendanaan USAID Berdampak pada Pencegahan Kebakaran Hutan di Amerika Serikat
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini